Sunday 1 December 2019

Reuni 212 : Membela Nabi Tercinta, Mengingatkan Pentingnya Penerapan Islam Kaffah



Dan masih seperti tahun kemarin, masih di Pare saja. Namun selalu teriring doa untuk semua peserta, semoga menjadi catatan amal dalam membela nabi tercinta. Untuk yang sudah di Jakarta atau menuju ke sana, semoga diberi kesehatan dan kemudahan urusan. Aamiin.

Reuni 212 kali ini layak untuk dilaksanakan, aksi membela nabi tercinta yang telah dinista. Karena pelaku penista seperti biasa masih bebas berkeliaran tanpa tindakan untuk membuatnya jera, bahkan ini bukan penistaan yang pertama, jika lagi-lagi dibiarkan maka bisa jadi akan semakin sombong menista Islam dan ajarannya. Sungguh pembiaran yang bertolak belakang dengan para pengemban dakwah yang menyampaikan Islam kaffah. Umat islam terus dibombardir dengan tuduhan yang bukan-bukan, umat islam terus diawasi, dibatasi ruang geraknya. Ajarannya terus diobok-obok, dakwahnya terus ditekan. Ironinya yang melakukan itu semua adalah sebagian kaum muslimin juga. Ada apa sebenarnya?

Bisa jadi orang yang membenci Islam dan ajarannya, terutama khilafah, adalah orang yang tak paham, orang yang tak berilmu, atau bisa jadi orang yang tak sadar sedang dimanfaatkan, atau bisa jadi sudah berkomitmen menjadi pelayan musuh Islam. Karena tidak mungkin orang saleh begitu rendahnya memperlakukan saudara seimannya dengan terus mendzaliminya. Para pejabat yang mayoritas bagian dari umat Islam mempunyai satu suara yang sama, berkampanye melawan radikalisme, dan jelas radikalisme hanya dituduhkan kepada umat Islam. Dari sini jelaslah, isu radikalisme sengaja digulirkan untuk membungkam umat Islam saja, dan yang mempunyai keinginan kuat untuk membungkam umat Islam hanya ada dua, orang munafik atau orang kafir yang nyata kebenciannya kepada Islam. Maka, isu radikalisme sebenarnya bukan murni ide muncul dari umat Islam di negeri ini, namun ide yang sengaja dimunculkan musuh Islam, terutama Barat sebagai pengemban ideology kapitalisme yang sadar akan bahaya kebangkitan Islam melalui tegaknya Khilafah.

Para pengemban ideology kufurlah  (kapitalisme dan sosialis-komunis) yang berada di balik upaya mendzalimi umat Islam. Dengan berbagai cara. Oleh karena itu, umat Islam harus sadar, harus tahu bahwa kita mempunyai musuh bersama, musuh yang akan bergembira ketika kita terus tercerai berai dan bermusuhan. Terus berada dalam kondisi yang jauh dari penerapan Islam kaffah. Tak hanya itu, kita harus sadar bahwa apa yang terjadi saat ini dengan kondisi negeri yang karut marut juga sebagai akibat penerapan system kapitalisme dan abainya kita pada syariat Allah. Maka harus ada upaya untuk terus mengingatkan, bahwa kita butuh penerapan islam kaffah untuk menuju Indonesia berkah.

Pare, 1 Desember 2019

No comments:

Post a Comment