Wednesday 17 March 2021

Ujian praktik yang mudah

 Alhamdulillah

Hari ini selesai penilaian praktik wudhu dan adzan iqamah  untuk siswa putra


Ada standar ujian praktik untuk kelas 6 (Qur'an Hadits, Fikih, Bahasa Arab/Indonesia /Inggris/Jawa, IPA, SBdP, PJOK), tapi di madrasah kami ada ujian praktik yang paten, apapun kisi-kisinya wudhu, salat, dzikir sesudah salat, adzan dan iqamah insyaallah tak pernah terlewat.


Kelas 6 emang masih butuh gitu ujian seperti itu?


Masih, untuk memastikan lagi ketika lulus sudah tidak ada masalah terkait pengetahuan, untuk praktik sehari-hari dikembalikan ke individu dan keluarga siswa.


Emang semua lulus memenuhi kriteria? Tidak selalu, yang terpenting ada usaha dari siswa untuk menyiapkan ujian.


Memang nasib hidup dalam sistem sekular, tapi tetap ada usaha maksimal meredam kerusakan, mengurangi dampak negatifnya.


Dan yang tak kalah penting, ada usaha serius mengerahkan seluruh upaya untuk melakukan perubahan. Perubahan sistemik, hentikan penerapan sistem kapitalisme sekular, terapkan sistem sahih, khilafah.


17 Maret 2021

TKP di Pare, nulis  di Kediri

Tuesday 16 March 2021

Pendidikan Tanpa Khilafah, Menuai Masalah?

 Alhamdulillah cek hafalan sekaligus salah satu nilai ujian praktik pelajaran Qur'an Hadits telah terlaksana.


Siswa menghafal Surah :

1. Al Alaq

2. Al Qadr

3. Adh Dhuha

1-3 hafalan sesuai materi kelas 6


4. An Naziat

5. An Naba'

4 & 5 hafalan wajib kelas 6, harapannya juz 30 sudah tuntas dihafal sejak kelas 1, meski tidak sedikit yang naik kelas namun hafalan tertinggal


Setelah selesai semua kegiatan di kelas 6 sambil menunggu kelulusan setor hafalan Surah pilihan : Yasin, Ar Rahman, Al Waqiah


Evaluasi hafalan Surah 1-5 : siswa putri lebih banyak yang bisa tuntas dan lancar, sedangkan siswa putra hanya 1 yang tuntas dan lancar. Lainnya masih ada yg perlu dibantu, ada yang belum hafal semua.


Untuk Surah 1-5 sudah biasa dibaca berulang setiap hari. Sesekali video call setor hafalan.


Kembali ke evaluasi sedih. Siswa putra yang calon imam malah sedikit yang hafal. Banyak faktor, krn kurang kontrol dari orang tua, ada yang belum lancar baca qur'an bahkan bisa jadi karena lebih banyak menghabiskan waktunya untuk main HP - game online maupun offline


Entahlah mau kemana negeri ini jika kemenag dan kemendikbud sebagai punggawa penyelenggaraan pendidikan masih saja tidak optimal menjadi pendidikan sebagai bidang yang harus serius diperhatikan, dengan merujuk pada kurikulum terbaik, sistem pendidikan Islam.


Jalan perjuangan ini masih panjang, semoga dunia tanpa Khilafah hanya berhenti di tahun ke-100. Aamiin


Kediri, 16 Maret 2021 

Sunday 7 March 2021

Tanpa Khilafah Umat Didera Masalah

 

“Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari)


Sabda Rasulullah saw yang sangat gamblang, khalifah sebagai pemimpin dalam sistem khilafah adalah perisai sekaligus pengurus seluruh urusan rakyat. Khalifah akan memastikan seluruh keperluan rakyat terurusi, khalifah akan menjadi pelindung rakyat dalam setiap perkara. Dengan demikian, seluruh urusan rakyat ada yang memperhatikan ketika ada seorang khalifah . Maka sebaliknya, ketika tidak ada khalifah, urusan umat tidak ada yang mengurusi, terabaikan bahkan rakyat terus tertimpa masalah. Inilah fakta yang saat ini menimpa umat.

Sejak 3 Maret 1924, perisai dan pelindung umat secara sempurna dihilangkan oleh Mustafa Kemal.dan sejak saat itu pula umat Islam semakin tercerai berai dalam negara-negara bangsa. Umat Islam disibukkan dengan urusan personal atau sekadar masalah di sekitar tempat mereka tinggal. Kehidupan umat terus berada dalam kesempitan, suahlah hidup tak sejahtera  tak jarang dikriminalkan pula ketika ingin sepenuhnya terikat pada aturan Allah SWT. Menyampaikan khilafah sebagai bagian dari ajaran Islam dikriminalkan hingga dipecat dari pekerjaan, mewajibkan menutup aurat yang hukumnya memang wajib dituduh melanggar HAM dan intoleran, menyampaikan amar makruf nahi munkar difitnah sebagai pemecah belah. 

Tidak hanya kesempitan dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah dan Rasulullah, umat terus didera dengan masalah kehidupan. Ibarat di hutan, hukum rimba menjadi pedoman, yang kuat akan memakan yang lemah, yang kuat semakin berkuasa sedangkan rakyat semakin sengsara.  Rakyat kecil  dibiarkan bersaing dengan para pemilik modal yang dianak emaskan oleh penguasa sedangkan rakyat biasa harus membanting tulang, memeras keringat untuk mengais  sisa sumber penghidupan yang telah dikuras para pemilik modal. 

Begitulah umat akan terus didera masalah ketika khilafah tiada. Karena pelindung sejati umat tidak ada. Oleh karena itu, upaya untuk mewujudkan kembali khilafah mutlak diperlukan, bukan sekadar demi memperbaiki kehidupan namun lebih dari itu, sebagai konsekunsi keimanan kepada rukun iman,konsekuensi aqidah yang telah diucapkan dalam dua kalimat syahadat, untuk sepenuhnya taat kepada Allah dan RasulNya.