Thursday 10 November 2011

Belajar Bahasa

-->
Belajar Bahasa
Murah dan sudah terkenal, itulah alasan orang-orang  kursus Bahasa Inggris di Pare.  Memang sama sekali tidak salah. Jika dibandingkan dengan tempat kursus di daerah lain Pare merupakan tempat yang termurah, tidak hanya itu berbagai pilihan metode pembelajaran bahasa Inggris ada di Pare. Mulai program basic speaking yang mempelajari materi mulai dari yang termudah hingga persiapan TOEFL untuk melanjutkan kuliah di PT terkenal di luar negeri.
Selain alasan murah, alasan lainnya adalah sudah terkenal. Ini juga sama sekali tidak salah. Saking terkenalnya bias dipastikan mereka yang kursus berasal dari seluruh penjuru tanah air, bahkan dari luar negeri pun juga ada. Dari Malaysia bahkan Libya pun juga ada.
Pokoknya dari sabang sampai merauke insya Allah pasti ada. Saya sendiri tau banyak tentang kondisi di berbagai tempat di negeri ini juga dari mereka yang merantau ke Pare. Orang Medan, Bengkulu, Lampung, Palembang, Padang, Serang, Indramayu, Kuningan Kerawang, Bandung, Bogor, Tegal, Kebumen, Yogya, Solo, Maluku, Kolaka, Makasar, Majene, Palopo, Kendari, Banjarmasin, Pontianak, Bali dan lain sebagainya dating ke Pare, seakan di daerah mereka sama sekali tak ada kursus bahasa Inggris.
Kampung Inggris, julukan yang diberikan untuk Pare. Tepatnya desa Tulungrejo dan Pelem karena Pare adalah nama salah satu kecamatan di kabupaten Kediri. Mendapat julukan tersebut karena di Pare ada puluhan atau mungkin seratus lebih tempat kursus b.inggris. lama programnya juga beragam ada yang dua minggu sampai satu tahun.
Tulisan ini tidak hendak untuk semakin mempromosikan Pare sehingga semakin banyak yang dating ke Pare. Tidak sama sekali. Bahkan saya berharap dengan tulisan ini semakin banyak orang yang tidak dating ke Pare J. Pare dah padat penduduknya, mengurangi jatah oksigen saja…
Saya berharap tulisan tentang Belajar Bahasa ini bias membuka pikiran orang-orang yang sudah “ terpesona “ dengan Pare bahwa Pare bukanlah satu-satunya tempat belajar bahasa Inggris.
Tulisan ini dibuat berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya semata, bukan hasil penelitian dengan metode ilmiah. Namun bukan berarti isinya bersifat subyektif.
Kalo di Pare cepet bias ngomong Inggris. Benarkah ?
Menurut saya 80% pernyataan itu benar. Tak bias dipungkiri, ketika kita belajar bahasa maka factor yang mendukung adalah karena lingkungan. Karena yang dating ke Pare hamper 100 % tujuannya untuk belajar bahasa Inggris maka bias dipastikan semua yang kos pun juga punya tujuan yang sama, jadi wajar kan mereka semakin mudah mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat. Maka pantas jika meski ada yang sdh lulus S1 jurusan bahasa Inggris tapi masih saja kursus ke Pare, katanya kurang menguasai. Bias jadi bukan karena orang terbut kurang pinter, tapi komunitasnya tidak sama dengan dia ( kan temen kosnya jurusan Kedokteran , hokum, atau bahkan jurusan bahasa jawa J ) . jadi jangan heran kalo di pare banyak yang ngomong Inggris meski tata bahsanya ga bagus2 amat.
Jadi tidak harus ke Pare kan ??? Tinggal kita kondisikan saja lingkungan kita. Tidak harus  banyak orang, yang penting ada partner. Bias teman, saudara, orang tua, suami/istri, tetangga dan lain sebagainya, yang penting status mereka manusia.
Kalo di Pare cepet menguasai materi ?
Nah pernyataan ini juga tidak salah. Bagaimana tidak cepet menguasai materi, lha wong tiap detik dan tiap hembusan nafas yang dipikir cuma materi kursus. Berbeda dengan kuliah, 144 sks bias jadi matkul pendalam materi jurusan yang terkait  hanya 75 % saja. Masih saja dapat matkul pancasila, ekonomi, kewirausahaan, biologi,, kimia dasar, fisika dasar, penulisan ilmiah de el el.
Selain itu, di Pare dari pagi sampe pagi lagi yang dipelajari cuma b.ing thok. Gambarannya begini, ke Pare hanya untuk belajar bahasa inggris, ambil kursus semua program bahasa inggris, tinggal di kos / camp inggris yang tiap saat ada materi bahasa inggris. Klop kan …
Namun ini juga yang sering, membuat hati ini miris. Saking semangatnya belajar bahasa inggris, aktivitas lain terabaikan. Ngaji ga sempat, dakwah ga sempat, interaksi ga sempat… bener2 hidup hanya untuk belajar b.ing. sungguh merugi…
Sebenernya tidak harus ke pare kan ??? yang penting sabar, manajemen waktu, istiqomah, serius di mana pun kita berada insya Allah kita bias menguasai ilmu yang kita azzam kan utk dikuasai.
Kalo di Pare bias hemat, kan murah …
Ini juga ga salah. Dengan berbagai program yang ditawarkan dan durasi yang berkali-kali dalam sehari. Memang bias dikatakan kursus di Pare murah. Tapi tetap saja, kita tidak semata-mata melakukan sesuatu hanya berdasarkan pertimbangan materi saja. Ada atau tidak ada materi belajar adalah kewajiban.
Namun karena murah ini lah ada sebagian yang kurang berhasil. Mereka terlalu meremehkan uang yang telah dikeluarkan, hingga tak jarang mereka dengan mudahnya meninggalkan kursus padahal program belum selesai dengan alasan sepele. Tidak cocok, aturan terlalu ketat, terlalu banyak materi. Maka tak heran ada yang gonta-ganti tempat kursus, kalo begini masih dibilang murah ???
Terkadang dengan alasan murah juga, satu orang bias ambil kursus di berbagi tempat. Biaya jadi membengkak kan ???
Tapi jika kewajiban terabaikan hanya karena sibuk kursus bahasa inggris, bias jadi hemat uang tapi rugi di hadapan Allah. 
Kesimpulannya …
Jangan ke Pare kalo HANYA pingin pinter b.ing …. J

*maaf banyak yg salah ktik ga sy edit J ( cm ).

Wednesday 21 September 2011

Ramadhan selamanya

-->
RAMADHAN SELAMANYA
Oleh : Nur Aini*
 


Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa ( QS : Al Baqarah [2]: 183 )

Sebuah ayat yang paling sering kita dengar di bulan Ramadhan. Hampir setiap forum, ceramah dan khutbah ayat tersebut dibacakan. Ya, ayat tersebut memang sangat berkaitan erat dengan ibadah puasa yang dijalankan kaum muslimin di bulan Ramadhan. Sebuah ayat yang dengan jelas memerintahkan kepada orang beriman untuk berpuasa. Dan satu hal yang tak pernah lupa untuk disampaikan, yaitu tentang tujuan diwajibkannya puasa, agar kita menjadi orang bertaqwa.
Disadari atau tidak, Ramadhan memberikan suasana yang berbeda. Hampir semua lini kehidupan ada perubahan, terlepas perubahan yang diiringi keikhlasan atau hanya sekedar mengikuti tren. Semakin banyak muslimah yang mengenakan penutup aurat, masjid semakin ramai jamaah, para pegawai  berkerudung, ayat al-qur’an berkumandang di seluruh masjid. Tak hanya itu, lagu-lagu yang diputar di radio maupun TV bernuansa islami, acara TV juga bertemakan keislaman. Radio dan TV berlomba-lomba mengadakan acara kajian. Tak ketinggalan, aparat pun rajin merazia tempat-tempat maksiat. Pejabat menjadi begitu ramahnya dengan mengadakan buka puasa bersama. Sungguh suasana yang sangat luar biasa.
Namun seperti tahun-tahun sebelumnya, ketika Ramadhan berlalu suasana yang sangat luar biasa tersebut  seolah hilang tak berbekas. Aurat kembali diumbar, masjid kembali sepi, radio dan TV kembali menyiarkan acara-acara yang tidak membuat iman semakin tebal. Tilawah semakin jarang terdengar, tempat maksiat kembali dipenuhi pengunjung. Amnesia kah kaum muslimin ??? Amnesia dengan kebaikan yang telah diamalkan dan kembali menjalani kemaksiatan. Sungguh ironi.
Budaya Sekuler, Biang Keladi
Hilangnya suasana Ramadhan ketika bulan Ramadhan berlalu bukanlah tanpa sebab atau suatu hal yang tiba-tiba terjadi. Kehidupan masyarakat yang sekuler atau Fashluddin ‘an alhayah atau memisahkan aturan agama dari kehidupan lah yang menjadi biang keladi. Pemikiran masyarakat sudah teracuni dengan paham yang berasal dari ideologi kapitalis tersebut. Paham yang mengajarkan, adakalanya manusia butuh aturan ( syari’at) dan adakalanya pula boleh tidak menggunakan aturan Allah. Di bulan Ramadhan ingatlah aturan Allah, tapi di luar itu silakan kembali meninggalkannya.
Selain karena, pemikiran sekuler, pemikiran kapitalistis juga telah menggerogoti kaum muslimin. Maraknya suasana islami di bulan Ramadhan sering kali terjadi karena dorongan kapitalistis/bisnis  semata. Radio dan TV mengejar trend dan rating, pejabat mencari simpati untuk pencalonan periode berikutnya.
Ramadhan Selamanya
Sungguh celaka manusia yang hari esoknya lebih buruk daripada hari ini. Betapa sombongnya manusia yang mencukupkan diri dekat dengan aturan Allah hanya di bulan Ramadhan saja. Seolah pahalanya sudah cukup untuk menjadi bekal di akhirat kelak. Sungguh merugi, muslim menjalani Ramadhan hanya karena tren atau bahkan sekadar meraihmeraih keun pribadi.
Sebagaimana Rasulullah saw dan para sahabat dahulu, harusnya umat Islam sedih dengan berlalunya bulan Ramadhan, bulan yang sangat istimewa. Sedih karena kesempatan untuk meraih pahala yang berlipat ganda telah berlalu. Namun, kesedihan tersebut bukanlah dengan melarutkan diri pada penyesalan semata. Tetapi harus disikapi dengan berusaha menjadi pribadi yang tetap membiasakan diri dengan amalan yang telah dilakukan di bulan Ramadhan.
Tetap semangat mengkaji Islam, tetap menghiasi hari-hari dengan sedekah, tetap mengaji Al Qur’an di tiap kesempatan, tetap takut dengan kemaksiatan dan tetap dengan amal-amal sholih lainnya. Begitu pula dengan masyarakat, tetap peduli dengan penerapan syariat di setiap interkasi. Tak ketinggalan Negara, selayaknya Negara semakin memberikan fasiltas bagi kaum muslimin untuk bias melaksanakan syariat Allah dalam semua lini kehidupan secara sempurna. Memberikan kesempatan kepada umat islam untuk menerapkan syariat Islam secara kaffah.

Turki Sekular, Tak Layak Diteladani

Turki Sekular, Tak Layak Diteladani

Kaum Muslim tidak boleh amnesia. Keberadaan Negara Turki saat ini dideklarasikan oleh Kemal Pasha yang telah menghancurleburkan Khilafah Utsmani saat itu. Sang pengkhianat ini dibantu Inggris dan sekutunya membidani lahirnya Republik Turki sekular dengan menghapus sistem Khilafah. Sejak itu kebijakan Turki pun sangat bertentangan dengan syariah Islam. Agama dipisahkan dari negara, bahasa Arab sebagai bahasa resmi dihapus, pengadilan agama dibubarkan dan serentetan pengabaian terhadap penerapan syariah secara drastis dilakukan Kemal.

Turki sekarang masih tetap sekular, masih tetap bukan Negara Islam. Fakta berbicara, saat ini partai yang berkuasa di Turki adalah Partai Keadilan dan Pembangunan (Adalet ve Kalkýnma Partisi/AKP). Partai ini telah melakukan pengkhianatan terhadap kaum Muslim: memenjarakan para pejuang syariah dan Khilafah, kokoh mempertahankan sekularisme, menjalin kerjasama dengan AS, tetap menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dan berupaya menjadi bagian Uni Eropa yang kebijakannya sering merugikan kaum Muslim. Yang lebih parah adalah permintaan gila dari Presiden Turki kepada Hamas untuk mengakui Israel. Tentu itu dilakukan demi memuaskan AS yang menjadi ’tuan’-nya.

Namun sayang, meski semua itu gamblang, masih saja ada sebagian kalangan yang menganggap Turki sekarang sebagai model Negara Islam ideal. Tentu saja ini tidak terlepas dari kampanye AS yang menyebutkan Turki sebagai model pemerintahan Islam modern yang ideal. Bahkan ironinya hal ini juga menjangkiti sebuah partai di Indonesia. Partai ini pun rela merogoh kocek untuk memantau dan mengamati secara langsung Pemilu di Turki yang dilangsungkan pada 12 Juni 2011. Sungguh partai keblinger!

Secara syar’i, sebuah negara baru bisa dikatakan sebagai Negara Islam jika negara tersebut menjadikan akidah Islam sebagai dasar negara, menerapkan hukum-hukum Islam secara keseluruhan, dan keamanannya didasarkan pada keamanan Islam. Semua itu tidak dimiliki Turki saat ini. Oleh karena itu, kita sebagai kaum Muslim seharusnya tidak terbuai dengan kampanye musuh-musuh Islam yang menjadikan Turki sebagai model Negara Islam ideal. Kaum Muslim harus memfokuskan perjuangan untuk mewujudkan negara Islam ideal yang hakiki, yaitu Negara Khilafah Islamiyah. Hanya Khilafah saja negara ideal yang dibenarkan syariah dan tentu akan membawa kemaslahatan bagi seluruh umat manusia. Khilafah juga telah terbukti membawa peradaban emas yang menyejahterakan umat manusia. [Nur Aini; Guru; Tinggal di Pare Kediri Jatim]

Remaja Bebas, Masa Depan Terhempas

Remaja Bebas, Masa Depan Terhempas
Oleh : Nur Aini, S.Si *




Potret Remaja Kita
Akhir November 2010 yang lalu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ) merilis hasil survei, 51 % remaja di Jabodetabek telah melakukan seks pranikah. Artinya dari 100 remaja , 51 sudah tidak perawan. Hasil Survei di kota lain juga tidak jauh berbeda. Persentase seks pranikah di kota lain tercatat : Surabaya 54 %, Bandung 47 %, Medan 52 % dan di Yogya dari 1.160 mahasiswa sekitar 37 % mengalami kehamilan sebelum menikah ( dirangkum dari republika.co.id 28/11/2010). Sungguh hasil survei yang sangat mengejutkan.
Memang survei tersebut tidak dilakukan di Kediri, namun tak jarang kita juga mendapati fakta remaja yang sudah menikah padahal masih sekolah, dan ternyata mereka sudah hamil, ini yang terbukti hamil, bisa jadi yang melakukan seks pra nikah tetapi tidak hamil juga lebih banyak lagi.
Di Kediri, fakta tentang gaul bebas pada remaja meski tidak selalu disertai dengan hubungan seks, akan mudah kita jumpai. Sudah menjadi rahasia umum jika di Kediri banyak sekali tempat yang dimanfaatkan untuk melakukan gaul bebas. Sebut saja Selomangleng, Siman, Ubalan Waduk Gampengrejo dan beberapa taman serta tempat wisata yang menyebar di Kediri. Semua itu adalah tempat favorit remaja untuk memadu kasih.

Remaja dalam Jebakan Liberalisme
Hasil survei yang dirilis BBKN tersebut merupakan salah satu potret buram remaja Indonesia. Masalah tingginya pemakai narkoba di kalangan remaja, maraknya tawuran, remaja punk, dan lainnya adalah bukti remaja terjebak dalam masalah.
Yang lebih memprihatinkan lagi, saat ini remaja begitu mudah terbawa arus liberalisasi yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam. Mereka begitu mudahnya mengambil budaya kufur yang semakin gencar diopinikan untuk merusak generasi. Dan salah satu budaya liberal yang mengincar moral remaja kita saat ini adalah perayaan hari kasih sayang atau yang lebih dikenal dengan hari valentine yang jelas sekali perayaan tersebut tidak pernah dicontohkan oleh junjungan kita Rasulullah saw.
Di era yang semakin bebas ini, perayaan hari kasih sayang sudang menjadi tren dan seolah-olah wajib dirayakan oleh seluruh remaja. Maka tak heran jika memasuki bulan Februari nuansa valentine akan mudah kita jumpai. Semua berwarna merah muda, boneka, coklat, hiasan berbentuk hati, dan tak ketinggalan penayangan film-film percintaan. Dan yang lebih memprihatinkan lagi adalah hari tersebut dianggap sebagai saat yang tepat untuk menyatakan perasaan sayang dan cinta yang bisa dipastikan semua itu dilakukan dengan mencotoh budaya kufur.
Demikianlah, ramaja begitu kuatnya berada dalam cengkeraman ide kebebasan berperilaku. Sungguh potret remaja yang bermasalah dan parahnya lagi sangat minim prestasi.

Selamatkan Remaja dari Liberalisasi
Remaja adalah cerminan masa depan bangsa. Jika remaja yang ada adalah remaja berkepribadian Islam yang kuat bisa dipastikan masa depan cerah di depan mata, namun jika sebaliknya maka masa depan suram akan menanti bangsa ini. Oleh karena itu, harus ada usaha untuk membentengi remaja dari budaya kufur yang mengincar mereka.
Apabila kita amati, rusaknya moral generasi saat ini tidak terlepas dari pengabaian terhadap hukum Allah SWT serta maraknya budaya kufur yang dikampanyekan kaum liberal sekuler. Kaum liberal sekuler selalu mendengungkan kebebasan dan ide tidak perlunya penerapan hukum Allah SWT dalam kehidupan. Padahal jelas sekali Allah sudah mengingatkan kita dalam Al Qur’an akibat jika kita mengabaikan hukum Allah. Dalam salah satu ayat di surat Thoha dan Ar Ruum Allah SWT berfirman yang artinya :

“ Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. ( TQS. Thoha [20] : 124) “

“Telah tampak kerusakan di darat dan laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakn kepada mereka, agar mereka kembali ( ke jalan yang benar ). ( TQS Ar Ruum [30] : 41)”

Allah mengingatkan jika kita berpaling dari hukum-Nya maka yang akan terjadi adalah kehidupan yang sempit karena rusaknya tatanan kehidupan masyarakat dan tidak hanya berhenti pada kehidupan yang sengsara di dunia tetapi juga kehidupan akhirat yang hina. Naudzubillah
Allah juga mengingatkan kita akan pentingnya kembali pada penerapan hukum Allah agar kerusakan di muka bumi tidak semakin parah.
Begitu pula jika kita menginginkan remaja kita selamat dari kerusakan maka mau tidak mau kita harus menggunakan aturan Islam, aturan terbaik dan sempurna yang diberikan Allah kepada manusia untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Syari’at Islam Melindungi Remaja
Sebagai agama sempurna yang mencakup aturan dalam seluruh aspek kehidupan, Islam memberikan aturan yang tentu saja jika diterapkan kemaslahatan bagi manusia akan tercipta. Dan adapaun beberapa langkah terkait dengan penyelamatan generasi dari pergaulan bebas diantaranya adalah :
1. Menguatkan akidah remaja agar tidak mudah terpengaruh ide kufur. Yaitu dengan selalu memberikan bekal kepada mereka akan tujuan hidup ( QS Adz Dzariyat 56)
2. Menerapkan aturan pergaulan yang telah ditetapkan dalam kehidupan sehari-hari.
• Larangan mendekati zina termasuk pacaran yang seluruh aktivitasnya terkategori mendekati zina ( QS Al Isra’ 32, hadits tentang haramnya berkhalwat).
• Kewajiban menjaga pandangan serta menutup aurat dan berkerudung ( QS An Nuur 30-31).
• Kewajiban berpakaian sempurna dengan jilbab , karena jilbab tidak sama dengan kerudung ( QS Al Ahzab 59 ).
• Kewajiban menjaga pergaulan dengan menghindari ikhtilat ( campur baur laki-laki dan perempuan tanpa udzur syar’i).
3. Penerapan sanksi tegas yang sesuai dengan hukum Islam. Misalnya sanksi tegas bagi pezina, bukan malah menghormati HAM seperti dalam kasus video porno artis yang baru saja terjadi.
4. Senantiasa mengingatkan remaja tentang haramnya menyerupai atau melakukakan aktivitas orang kafir.
5. Mengadakan kajian keislaman secara rutin.
6. Menciptakan kondisi masyarakat yang kondusif dengan penerapan syari’at Islam dalam seluruh aspek kehidupan.

Demikianlah, beberapa upaya yang bisa kita lakukan dalam rangka menyelematkan generasi dari kebebasan agar masa depan bangsa ini tidak terhempas dan kandas dalam kehinaan serta kenistaan di dunia dan akhirat. Wallahu a’lam bishowab.

Thursday 10 March 2011

Terima Kasih Kau Memilih Aku


Di antara luasnya hamparan bumi
Di antara milyaran manusia

Kau memilihku sebagai tempat berlabuh
Aku merasa tersanjung dengan pilihanmu itu

Namun kau membuatku gundah
Tak terasa mata ini berlinang karena basah

Ya Allah terima kasih telah mengingatkanku
Betapa nikmatnya pandangan mata karuniaMu

*Ceritane keno samber mata ^_^

all about pare

Pare, Kampung Inggris ???

Ketika pertama kali melanjutkan studi di luar kota dan bertemu dengan teman yang berasal dari berbagai daerah dan saat berkenalan dengan mereka ada satu kalimat yang selalu terucap untukku ketika mereka tau aku berasal dari Pare Kediri. “ Wah dari Pare, pinter bahasa Inggris donk “ , “ Wow dari Pare ya, ngobrolnya pake bahasa Inggris nih” , “ Orang Pare tu pada pinter ngomong Inggris ya ? “ Bla…bla…bla…
Pertama kali mendengar ungkapan seperti itu aku hanya tersenyum, berikutnya ngomong “ nggak juga “, “ nggak kok “, dan bisa dipastikan mereka gak percaya dengan jawabanku. But, lama – kelamaan aku jawab : “ ya…iyalah orang Pare gitu loh … ” baru mereka puas dengan jawabanku ^_^.
Emang sih banyak banget yang bilang Pare terkenal dengan Kampung Inggris.Apa karena banyak orang bule ? Karena banyak sekolah internasional ? Or karena penduduknya pake bahasa Inggris untuk berkomunikasi ?
Nah berikut sedikit gambaran tentang Pare.
Pare adalah kota kecil yang terletak di Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur Negara Indonesia Kawasan Asia Tenggara Benua Asia Bumi Allah. Lengkap kan…Pare terletak sekitar 20 km dari pusat Kabupaten Kediri, atau sekitar 120 km dari pusat propinsi Jatim Surabaya. Pare masuk wilayah kabupaten Kediri. Bukan bagian sendiri karena saking terkenalnya kadang orang ga tau kalo pare masuk wilayah Kediri. Di kecamatan Pare ada dua desa yang menjadi basis kursus Bahasa Inggris yaitu desa Tulungrejo dan Pelem. Di dua desa itulah terdapat ratusan tempat kursus bahasa Inggris. Bahkan di salah satu jalan saja, yaitu jalan Anyelir ada puluhan tempat kursus dan English camp. BEC yang terbesar, Liberty, Piramid, REC, Nano, WTC, Global-E, Marveolus, Eminent, Rumah Cerdas, Awarness, EFC, Cherry, Able & Final, Agusto,Briliant and so on. Jadi lebih tepatnya Pare dapat julukan “ Kampung Kursus Bahasa Inggris “ gitchuu…. (cahayamata).

Insya Allah next bahas profil beberapa tempat kursus.

Thursday 10 February 2011

pare kampung Inggris

banyak orang bilang pare adalah kampung inggris. mau tau kenapa ? Tunggu dulu ya masih bikin artikel lengkapx :)

Thursday 13 January 2011

mahalnya cabe

100rb/kg harga cabe yang pernah dibeli ibu. bener2 melangit harga si cabe. gagal panen ? pengaruh iklim global? pa negara yang ga bisa menej ?

berusaha mencoba

Bismillah

 Tak ada kata terlambat untuk selalu berusaha menjadi lebih baik