Thursday 19 December 2019

Menyiapkan Putri Kita Menuju Masa Baligh : Mandiri Mengurus Diri Sendiri


Bagi seorang anak, menghadapi masa haid adalah bukanlah hal mudah. Tidak semua anak siap dengan hadirnya haid. Kaget dan takut ketika di awal melihat darah haid, merasakan tubuh yang tidak nyaman hingga merasa asing dengan perubahan fisik yang dihadapi. Tentu ini bukan hal yang aneh, wajar ketika menghadapi sesuatu yang baru. Oleh karena itu persiapan teknis untuk menghadapi hari pertama haid juga tidak boleh dispelekan. Dan lagi-lagi ini juga membutuhkan persiapan jauh hari.
Memberikan informasi yang benar seputar darah haid, tidak boleh memberikan informasi bohong atau bahkan membuat anak takut. Untuk itu diperlukan informasi seputar tanda baligh, proses terjadinya haid, hal-hal yang mungkin menyertai datangnya haid. Penting untuk diingat, penyampaian informasi seputar hal ini juga diiringi dengan bekal akidah. Menyampaikan haid sebagai tanda kebesaran Allah yang harus dihadapi dengan syukur dan penerimaan sepenuh hati. Agar pertanyaan semisal mengapa hanya perempuan yang mengeluarkan darah haid, mengapa saat haid terkadang merasa kesakitan, mengapa ada larangan-larang tertentu bagi wanita haid dan seterusnya. Kemudian juga menyiapkan hal teknis ketika haid. Semisal menghadapi perubahan emosional menjelang haid, menyiapkan fisik, hingga hal teknis taharah membersihkan najis dan seputar mandi wajib.
Persiapan fisik dan emosional. Haid adalah tanda perubahan anak menuju masa remaja, pada masa puber ini anak akan cenderung tidak nyaman urusannya terlalu dicampuri, maka sebelum perasaan ini menjadi dominan pada anak, orang tua terutama ibu sudah menjadi sahabat bagi anak sejak jauh hari sebelum masa puber. Dengan begitu anak akan memberikan kepercayaan kepada orang tua ketika menghadapi hal baru. Perubahan fisik tubuh dihadapi dengan bijaksana, ibu memberikan arahan terkait perubahan fisik semisal bentuk tubuh dan perawatannya serta cara mengatasi emosionalyang labil menjelang haid. Hal ini juga diiringai dengan pembiasaan hidup sehat baik dari pola makanan maupun aktivitas, terkadang jika tidak ada pembiasaan menjelang dan di saat masa haid anak lebih sering mengikuti hawa nafsunya dengan makan dan beraktivitas  sesuka hatinya.
Persiapan teknis, mulai dari hal sederhana membiasakan mencuci pakaian dalam disertai dengan arahan teknis mencuci pakaian dari najis, membersihkan noda darah, membereskan pembalut bekas pakai. Membawa persediaan pembalut, celana dalam dan sabun ketika bepergian. Tidak panik ketika haid datang sedang tidak di rumah, peka dengan tanda-tanda menjelang haid hingga ke teknis taharah mandi wajib ketika selesai haid. Khusus mandi wajib, maka orang tua harus mendetaili satu persatu teknisnya, memastikan rukun mandi wajib terpenuhi.
Terakhir, persiapan teknis menjalani masa haid. Tak jarang remaja yang haid menghabiskan waktu untuk hal-hal mubah bahkan cenderung sia-sia, merasa tidak perlu beribadah. Untuk konsep ibadah perlu diluruskan sejak dini, ibadah tidak hanya sebatas ibadah mahdhah saja, namun ada banyak aktivitas kebaikan yang bisa bernilai ibadah. Anak harus paha hanya beberapa aktivitas saja yang terlarang bagi wanita haid, maka di luar larangan tersebut anak tetap bisa mengamalkannya. Dengan begitu kedekatan anak kepada Allah SWT tetap terjaga meski saat menjalani masa haid. Dan ini juga tergantung pada pembiasaan sebelum haid, ketika pra haid anak sudah biasa melakukan banyak kebaikan maka di saat haid pun anak sudah punya cara pandang bahwa kebaikan itu juga akan dijaga meski di masa haid.

Dengan persiapan anak mandiri mengurusi diri sendiri akan meminimalisir ketergantungan anak saat remaja kepada orang lain. Bisa mengatasi permasalahan yang secara rutin akan mereka hadapi. Setidaknya satu permasalahan sudah tertangani.

No comments:

Post a Comment