Monday, 8 January 2018

Selamat dengan Syariat


Masyarakat Kediri kembali digegerkan dengan penemuan mayat tak dikenal 4 Januari 2018, sesosok tubuh berbalut baju gelap ditemukan di halaman masjid di Desa Menang Kec. Pagu. Masjid yang sering saya lewati dan pernah mampir. Juga mempunyai kenalan di sekitar masjid. Penyelidikan sementara, mayat wanita beralamat di Kedungwaru Tulungagung dan asli Kandat Kediri, dan saksi terakhir yang beserta korban serta diduga mengetahui kejadiannya adalah laki-laki warga Tunge Wates. Baik di Kedungwaru, Kandat dan Wates, saya juga mempunyai kenalan dan pernah mengunjungi daerah-daerah tersebut.

Apapun motif pembunuhan dan pembuangan mayat yang memang belum jelas, sungguh ini adalah peristiwa yang sangat memprihatinkan. Membunuh tanpa alasan syar’I adalah criminal dan haram ( ada membunuh yang dibolehkan, misal membunuh musuh di medan jihad ), membuang mayat apalagi muslim juga berdosa, karena mengurus jenazah muslim adalah kewajiban. Sudahlah berbuat dosa, diiringi dengan dosa yang lainnya. Belum lagi jika nanti diselidiki latar belakang pembunuhan. Begitu ringannya orang melakukan kriminalitas.

Pembunuhan, sepertinya saat ini menjadi kasus yang biasa terjadi. Berselisih masalah sepele, berebut harta, berebut wanita, berebut harta dunia seringkali berakhir dengan pembunuhan. Pemicunya memang bisa jadi tidak hanya kesalahan individu semata. Jelas ketakwaan individu yang sangat rendah, ringan melanggar hukum Allah, tidak takut balasan dari Allah karena memang di dunia semua itu tidak tergambar, dan ini wajar karena dalam system kapitalisme suasana keimanan itu sulit diwujudkan, meski secara ibadah mahdha rajin namun secara perilaku banyak abai dengan syariat. Seringkali muncul istilah STMJ, salat terus makasiat jalan. Selain itu masyarakat yang kurang peduli semakin membuka peluang mudahnya terjadi kriminalitas. Masyarakat yang cuek, sibuk dengan urusan hidupnya sendiri, pusing dengan masalahnya sendiri cenderung kurang peduli dengan perubahan social di lingkungan, dan ini semua sangat dipengaruhi oleh kebijakan penguasa yang semakin liberal. Liberal dalam semua bidang, di bidang ekonomi rakyat dibuat tercekik dan menjerit, di bidang hukum jaminan keamanan dan ketegasan sanksi sangat lemah dan cenderung tebang pilih.

Maka dibutuhkan perubahan yang melibatkan semua unsur kehidupan. Penguatan ketakwaan individu, penguatan kepedulian masyarakat sesuai standar syariat dan penerapan system Islam. Satu system diterapkam dalam hal sanksi, misal sanksi pembunuhan yang tegas : qisas, maka setidaknya orang akan berpikir panjang untuk membunuh sesuka hati.

Tak bisa dipungkiri, lemahnya iman ditambah dengan tekanan masalah hidup jelas akan membuat masyarakat menjalani kehidupan dengan tekanan pula. Hidup hanya berorientasi pada materi akhirat tak terpikir sama sekali, seharusnya hidup untuk ibadah untuk menjalan seluruh perintah dan menjauhi larangan Allah subhanahu wata’ala. Hidup tidak boleh bebas dijalani sebagaimana keyakinan  secular-fashluddin ‘anil hayah- memisahkan agama dari kehidupan yang menjadi pondasi ideology kapitalisme.

Kita butuh perubahan, perubahan menyeluruh. Perubahan dengan taat syariat, karena dalam syariat ada jaminan, hidup dunia dan akhirat akan selamat.
Jangan  ragu dengan firman Allah dalam surah Albaqarah 178-179 :
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah membayar kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik. Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. Dan dalam qishaash itu ada hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.
Jangan ragu dengan peringatan Allah dalam surah Thaha 124 :
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".


Pare, 8 Januari 2018


No comments:

Post a Comment