Thursday 29 March 2018

Seyakin Joko Kendil



Masih tentang Joko Kendil, karena temanya masih seputar teks fiksi. Mencoba menceritakan kembali. Joko Kendil kecil tumbuh dengan tubuh yang tidak seperti anak-anak normal lainnya, tubuhnya kecil perutnya gembul, tubuhnya mirip kendil, maka tak heran dia diapanggil dengan Joko Kendil. Namun, tubuh anehnya tidak membuat dia bersedih, dia tetap menajadi anak yang periang, bahkan saat menemani ibunya berjualan di pasar banyak orang mengira tubuhnya adalah gentong, maka beberapa orang meletakkan makanan di atas tubuhnya (he..he..ga bisa membayangkan, yang bener ? Masak tidak melihat punya kepala lengkap dengan mata,telinga dan hidungnya), Joko Kendil santai, dia membawa pulang makanan yang diberikan orang-orang. Ibunya heran dengan makanan yang dibawa Joko Kendil, sempat mengira Joko Kendil mencuri, namun dengan gembira Joko Kendil menceritakan masalahnya, ibunya pun juga ikut tertawa. Ibu dan anak yang kompak, menerima jalan hidup yang telah digariskan.

Menginjak dewasa, Joko Kendil meminta ibunya melamarkan putri raja untuknya. Ibunya pun bingung, khawatir raja akan menolak lamarannya mengingat fisik anaknya yang aneh. Namun Joko Kendil terus meyakinkan ibunya bahwa putri raja pasti ada yang mau, dan dia yakin bias menghadapi jika ada masalah. Akhirnya ibu Joko Kendil memberanikan diri, raja pun tidak berkeberatan, namun menyerahkan keputusan pada putri-putrinya, putri sulung dan tengah menolak mentah-mentah, malah mencibir dan menghina Joko Kendil. Berbeda dengan kakaknya, putri bungsu bersedia menerima lamaran Joko Kendil dan menerima apa adanya, awalnya Raja ragu-ragu, setelah diyakinkan bahwa Joko Kendil di tengah rakyat terkenal sebagai pemuda yang baik hati dan layak menjadi suaminya raja pun tidak bisa menolak. Joko Kendil dan Putri bungsu pun menikah. Setelah menikah sikap kakak-kakanya belum berubah, masih sering menghina fisik suami putri bungsu, namun putri bungsu tetap yakin bahwa Joko Kendil adalah yang terbaik untuknya.

Pada suatu hari, terjadi perang. Di saat pasukan raja hampir kalah, datanglah seorang pangeran tampan, membantu pasukan raja, dan berakhir dengan kemenangan. Di kerajaan putri bungsu menangis dan marah, karena Joko Kendil yang dicari-cari tidak ada, putri kecewa, di saat pasukan raja terdesak Joko Kendil malah menghilang, di saat kemarahannya putri melihat ada gentong kecil, putri melampiaskan kemarahannya dengan memecahkan gentong tersebut. Tak berapa lama, muncul pangeran tampan. Memanggil putri bungsu sebagai istrinya, putri pun bingung karena suaminya adalah Joko Kedil, singkat kata pangeran menceritakan siapa sebenarnya dia. Cerita berakhir bahagia.

My comment : khayal dan lebay.

Namun tetap ada hikmah yang bisa diambil, penerimaan Joko Kendil pada bentuk fisiknya, menjalani hidupnya dengan kebaikan, percaya diri melamar wanita pujaan hati, yakin dengan permasalahan yang pasti bisa diselesaikan, ibu Joko Kendil yang tetap bahagia dengan anaknya, bisa meyakinkan Raja agar anaknya dijadikan menantu, raja bijak memberi kesempatan kepada rakyatnya, tidak melihat orang sebatas fisiknya saja, putri raja yang yakin dengan pilihannya, yakin bisa menghadapi masalah yang membentang di depan, setia dan sabar dengan perilaku saudarinya. Dan semua pun bahagia.

Memang cerita fiksi, dan terkadang tak bisa membayangkan apa yang menjadi latar belakang munculnya cerita seperti ini, ada hal-hal yang tidak mungkin terjadi, namun masih saja bisa menyelipkan nasihat dibalik cerita khayal.

Yang jelas cerita tanpa dalil, sedangkan sebagai muslim beramal harus disertai ilmu, memutuskan sesuatu dengan ilmu syariat dan yakin keputusan yang berdasar syariat pasti mengantarkan pada maslahat.

Ya sudahlah, namanya juga cerita fiksi. Cukup sampai di sini.

Pare, 28 Maret 2018

No comments:

Post a Comment