Salah satu cerita yang ada di Tema 8 Kelas 4, Joko Kendil. Entahlah apa pertimbangan pembuat buku memasukkan cerita ini ke buku pelajaran kelas 4, memang bukan pertama kali membaca cerit ini, sudah tahu cerita ini sejak kecil. Dahulu hanya sekadar membaca, hanya hiburan belaka, sekadar tahu. Namun ketika harus menceritakan kembali pada siswa, sedikit bingung, ini cerita mau dibawa kemana. Tidak diceritakan kembali mereka pasti sudah membaca, tidak dijelaskan khawatir tidak tepat mengambil hikmahnya.
Awalnya hanya senyum-senyum, mau
memulai darimana. Kisah Joko Kendil Si Buruk Rupa dengan fisik yang kecil,
perut gembul seperti kendil. Yang menarik ketika masa kecil Joko Kendil, lucu,
periang, percaya diri. Ibunya pun menerima Joko Kendil apa adanya. Mau cerita
apa adanya kok merasa masih belum cocok untuk anak-anak. Cerita Joko Kendil
mencari jodoh.
Akhirnya memilih mengawali
penjelasan dengan ciri-ciri cerita fiksi, agar siswa paham bahwa cerita Joko
Kendil bukanlah kisah nyata, fiktif. Perjalanan hidupnya berubah menjadi
pangeran tampan nan rupawan hanya khayalan belaka. Mengambil hikmahnya : menerima ketetapan Allah
dengan ikhlas, karena bentuk tubuh adalah qadla dari Allah. Tetap percaya diri
bagaimana pun bentuk fisik kita, karena Allah menciptakan manusia dalam
sebaik-baik bentuk. Tidak meneladani putri raja (sulung dan tengah) yang sombong
dan menilai orang dari fisik semata. Dan yang paling penting siswa tahu, bahwa
berubahnya Joko Kendil menjadi pangeran gagah berani tidak mungkin terjadi
dalam kehidupan nyata, jadi jangan sampai berangan-angan berubah seperti Joko
Kendil. Itu cerita versi anak-anak.
Bisa juga cerita Joko Kendil ini
dibawa ke versi remaja, bisa juga untuk selingan di kelas mencari jodoh. Yang
penting jangan sampai terbawa dalam angan, mengharap kisah Joko Kendil terjadi
pada diri. He..he..kok lucu jadinya, mana bisa minta berubah dalam sekejap
mata. Ambil teladan saja keputusan Putri Bungsu yang menerima Joko Kendil apa
adanya, bukan karena fisiknya, namun lebih mengutamakan sikapnya. Ya, kalo
muslim pake standar syariat. Berdoa semoga jodohnya semakin meningkatkan takwa,
bukan karena kaya semata, bukan karena fisiknya yang indah dipandang mata saja,
berdoa semoga bisa menjalani hidup
bersama hingga ke surga.
Jadi, layakkah Joko Kendil
didamba ?
“Wanita itu
dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena
kecantikannya, dan karena
agamanya. Utamakanlah karena agamanya, niscaya engkau akan beruntung.”
(Muttafaq ‘alayhi)
“Seorang laki-laki pernah datang
menghadap Nabi SAW, lalu ia berkata:
“Aku berniat untuk
mengawini seorang wanita berketurunan baik
lagi cantik, tetapi ia mandul.
Bolehkah aku mengawininya?” Nabi SAW menjawab: “Tidak.” Lalu ia datang untuk kedua
kalinya, dan beliau tetap melarangnya. Kemudian ia datang untuk ketiga kalinya,
lantas Nabi SAW bersabda: “Kawinilah oleh
kalian wanita penyayang
lagi subur, karena
aku akan membanggakan banyaknya
jumlah kalian.” (HR Abû Dâwud).
Yang disebut di dalam hadits
memang kriteria wanita yang hendaknya dinikahi, tapi ini juga berlaku untuk
pria yang akan dijadikan imam ya.
Sudah itu saja, ga usah terlalu
serius mikirnya, santai saja. Awalnya mau focus ke teks fiksi untuk anak-anak, kok
malah nggladrah ke sini.
Pare, 28 Maret 2018
No comments:
Post a Comment