Wednesday, 28 March 2018

Joko Kendil Menjadi Pangeran Tampan, Layakkah Menjadi Idaman?



Salah satu cerita yang ada di Tema  8 Kelas 4, Joko Kendil. Entahlah apa pertimbangan pembuat buku memasukkan cerita ini ke buku pelajaran kelas 4, memang bukan pertama kali membaca cerit ini, sudah tahu cerita ini sejak kecil. Dahulu hanya sekadar membaca, hanya hiburan belaka, sekadar tahu. Namun ketika harus menceritakan kembali pada siswa, sedikit bingung, ini cerita mau dibawa kemana. Tidak diceritakan kembali mereka pasti sudah membaca, tidak dijelaskan khawatir tidak tepat mengambil hikmahnya.
Awalnya hanya senyum-senyum, mau memulai darimana. Kisah Joko Kendil Si Buruk Rupa dengan fisik yang kecil, perut gembul seperti kendil. Yang menarik ketika masa kecil Joko Kendil, lucu, periang, percaya diri. Ibunya pun menerima Joko Kendil apa adanya. Mau cerita apa adanya kok merasa masih belum cocok untuk anak-anak. Cerita Joko Kendil mencari jodoh.

Akhirnya memilih mengawali penjelasan dengan ciri-ciri cerita fiksi, agar siswa paham bahwa cerita Joko Kendil bukanlah kisah nyata, fiktif. Perjalanan hidupnya berubah menjadi pangeran tampan nan rupawan hanya khayalan belaka.  Mengambil hikmahnya : menerima ketetapan Allah dengan ikhlas, karena bentuk tubuh adalah qadla dari Allah. Tetap percaya diri bagaimana pun bentuk fisik kita, karena Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk. Tidak meneladani putri raja (sulung dan tengah) yang sombong dan menilai orang dari fisik semata. Dan yang paling penting siswa tahu, bahwa berubahnya Joko Kendil menjadi pangeran gagah berani tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata, jadi jangan sampai berangan-angan berubah seperti Joko Kendil. Itu cerita versi anak-anak.

Bisa juga cerita Joko Kendil ini dibawa ke versi remaja, bisa juga untuk selingan di kelas mencari jodoh. Yang penting jangan sampai terbawa dalam angan, mengharap kisah Joko Kendil terjadi pada diri. He..he..kok lucu jadinya, mana bisa minta berubah dalam sekejap mata. Ambil teladan saja keputusan Putri Bungsu yang menerima Joko Kendil apa adanya, bukan karena fisiknya, namun lebih mengutamakan sikapnya. Ya, kalo muslim pake standar syariat. Berdoa semoga jodohnya semakin meningkatkan takwa, bukan karena kaya semata, bukan karena fisiknya yang indah dipandang mata saja,  berdoa semoga bisa menjalani hidup bersama hingga ke surga.

Jadi, layakkah Joko Kendil didamba ?

 “Wanita itu  dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya,  karena  kecantikannya,  dan  karena  agamanya. Utamakanlah karena agamanya, niscaya engkau akan beruntung.” (Muttafaq ‘alayhi)
“Seorang laki-laki pernah datang menghadap Nabi SAW, lalu ia berkata:  “Aku  berniat  untuk  mengawini  seorang  wanita berketurunan  baik  lagi cantik,  tetapi ia mandul. Bolehkah  aku mengawininya?” Nabi  SAW  menjawab: “Tidak.” Lalu ia datang untuk kedua kalinya, dan beliau tetap melarangnya. Kemudian ia datang untuk ketiga kalinya, lantas Nabi SAW bersabda: “Kawinilah oleh  kalian  wanita  penyayang  lagi  subur,  karena  aku  akan membanggakan banyaknya jumlah kalian.” (HR Abû Dâwud).

Yang disebut di dalam hadits memang kriteria wanita yang hendaknya dinikahi, tapi ini juga berlaku untuk pria yang akan dijadikan imam ya.

Sudah itu saja, ga usah terlalu serius mikirnya, santai saja. Awalnya mau focus ke teks fiksi untuk anak-anak, kok malah nggladrah ke sini.



Pare, 28 Maret 2018

No comments:

Post a Comment