sumber gambar : republika.co.id
4. Waspadai Komunitas Kaum Menyimpang (Sejatinya jiwa mereka pengecut, beraninya rame-rame dan mewarisi sifat iblis, tak mau masuk neraka sendiri)
4. Waspadai Komunitas Kaum Menyimpang (Sejatinya jiwa mereka pengecut, beraninya rame-rame dan mewarisi sifat iblis, tak mau masuk neraka sendiri)
Tulisan keempat
dari rencana delapan tulisan
Tulsan pertama : Tak Ada Ruang Bagi Kaum Menyimpang
Tulisan kedua : Jangan Tertipu Kebaikan Kaum Homoseksual
Tulisan ketiga : Kamuflase Komunitas Homoseksual, Bersembunyi Di Balik Seni
Tertangkapnya ketua ikatan gay di Tulungagung karena telah banyak
mencabuli dan melakukan aksi kekerasan seksual adalah bukti nyata bahwa kaum
menyimpang ini tidak sendirian, mereka mempunyai komunitas. Bahkan mempunyai
kegiatan yang terorganisir meski dengan komunitas bayangan, mereka masih
butuh kamuflase untuk mendapatkan ijin
kegiatan. Maka benarlah sebuah nasehat, kebaikan yang tidak teroganisir akan
mudah dikalahkan oleh kejahatan yang teroganisir. Komunitas kaum menyimpang ini
secara langsung semakin menguatkan eksistensi dan keberanian mereka. Bahkan komunitas
ini dengan bangganya merasa bergabungnya mereka dalam sebuah komunitas adalah bagian dari upaya melindungi agar kebutuhan
seks mereka terjamin dan aman karena dilakukan dengan orang yang berada dalam
komunitas. Agar mereka tidak “jajan” di luar dan tidak memangsa korban
sembarangan. Sekilas masuk akal apa yang disampaikan, namun ini hanya alasan
klise saja. Justru ini menampakkan sifat asli mereka, iblis, sebagaimana
perilaku mereka yang memang hanya mengikuti bisikan setan untuk menuruti hawa
nafsu belaka. Iblis dahulu divonis masuk neraka, dan berkomitmen untuk menggoda
manusia, agar kelak di nereka mereka tak sendirian. Begitu pula dengan
komunitas ini, sejatinya mereka sadar bahwa apa yang dilakukan menyimpang dan
pasti berakhir di neraka, maka tak heran mereka sekuat tenaga mencari mangsa
untuk menemani ke neraka.
Adanya komunitas bagi kaum menyimpang sangatlah berbahaya dan sama sekali
tidak ada jaminan dari apa yang hendak mereka cegah. Berbahaya karena akan
membuat mereka merasa kuat, merasa ada yang akan membela, bahaya karena
lama-kelamaan akan berusaha merekrut anggota baru. Dan tidak ada jaminan bahwa
perilaku menyimpang dan “ seks aman” hanya berkutat pada sesame anggota
komunitas. Lagi-lagi bukti nyatanya adalah kasus di Tulungagung. Jelas yang
terjadi adalah mereka menyasar setiap mangsanya yang terlihat lemah dan bukan
dari orang juga dari kalangan menyimpang. Mereka pasti tidak akan puas hanya
bergaul dengan orang dalam komunitas, secara naluri, mereka akan terus mencari
korban, baik dengan iming-iming uang maupun kesengajaan untuk menambah jumlah korban
yang secara historis kelak akan menjadi bagian dari komunitas, sudah bukan
rahasia lagi, kaum menyimpang ini selalu lahir dari kasus sebelumnya, dahulu
mereka korban sekarang mencari korban.
Oleh karena itu, jika ingin memutus mata rantai kejahatan yang jelas
pelakunya dilaknat ini, salah satunya adalah dengan tidak memberikan sama
sekali kesempatan bagi mereka untuk berkumpul sesama golonganntya. Harus ada
tindakan tegas menolak keberadaan komunitas LGBT, bahkan kelompok pembela hak
mereka pun juga tak layak ada. Setidaknya ini yang bisa dilakukan saat system yang
diterapkan di negeri ini sangat mengagungkan kebebasan berperilaku. Memang sangat
jauh berbeda jika sistemnya adalah khilafah, sanksi tegas sudah diberikan
sebelum mereka sempat untuk berkelompok.
Pare, 15 Februari 2020
Alternatif tulisan lanjutan, silakan jika ada yang melanjutkan
5.
Homoseksual Itu Pilihan
Bukan Paksaan Apalagi Anugrah Terindah Dari Tuhan (Omong kosong jika ini adalah
takdir Tuhan, mereka hanya menjalani garis kehidupan, dimana iman kepada qadla
dan qadar)
6.
Sadarlah, Mereka Itu Jahat
Sekali, Tak Ada Kebaikan Tulus (kebaikan mereka selalu berbalut akal bulus,
terus mencari korban dan kemarahan mereka begitu kejamnya, melebihi binatang,
studi kasus mutilasi dan pembunuhan kaum homo)
7.
Homoseksual Semakin Eksis
dalam sistem kapitalis (sudah jadi bawaan sistem ini, merusak umat manusia dari
seluruh sisi kehidupan)
8.
Hanya Hukuman Mati Yang
Bisa Menghentikan (hanya mungkin terjadi dalam sistem khilafah)
No comments:
Post a Comment