Friday 24 January 2020

Jangan Tertipu Kebaikan Kaum Homoseksual


2. Jangan Tertipu Kebaikan Kaum Homoseksual

Tidak sedikit yang menganggap bahaya kaum homoseksual, alasannya klise, selama tidak mengganggu kepentingan umum dan orang lain tidak masalah, selama mereka tetap bersikap baik di tengan masyarakat tidak ada kepentingan melarang mereka. Dan memang faktanya tak jarang mereka yang berani menunjukkan penyimpangan seksual mereka juga dikenal sebagai orang yang dermawan, ramah, ringan membantu dan mudah bergaul di lingkungan. Tak jarang pula dikenal sebagai orang yang supel, pandai menyampaikan argument dan berkelit agar perilaku buruknya tersamarkan. Atau bahkan untuk membuktikan bahwa perilaku menyimpangnya tidak mengganggu lingkungan. Bahkan ada pula yang dengan bangganya merasa sebagai orang yang baik hati menolong banyak orang.

Begitu pula dengan yang terjadi pada kasus terakhir di Tulungagung. Sang Ketua Ikatan Gay merasa apa yang dilakukan bukanlah pencabulan atau tindakan seks yang haram, dia berdalih malah menolong para anak yang membutuhkan uang, maka tak heran setelah memuaskan nafsunya anak-anak yang dicabulinya diberi imbalan sejumlah uang, tidak sedikit bagi anak yang tak berpenghasilan, imbalannya mulai Rp 150.000 hingga Rp 250. 000. Tidak hanya merasa membantu berupa materi, terkadang para predator ini malah berdalih mereka menyediakan seks aman karena hubungan seks dilakukan dengan pertimbangan keamanan dan dengan orang tertentu saja. Sungguh alasan yang dibuat-buat, sejatinya mereka adalah para pembeli layanan seksual.

Kejahatan mereka terus ditutupi dengan kebaikan yang mereka tebar, mereka sadar sebenarnya apa yang dilakukan adalah salah dan menyalahi kodrat, namun mereka berupaya berlindung di balik pemikiran kapitalistik sekular, menjadikan uang dan kepuasan sebagai standar, asal senang dianggap sah dilakukan.

Kurang ajarnya lagi, mereka bertopeng dengan perilaku sok humanis dengan tanpa sungkan mengadakan acara kemanusiaan, social dan pembekalan pemberdayaan ekonomi. Tak tanggung-tanggung lembaga resmi dan formal pemerintah pun dilibatkan. Penyuluhan HIV/AIDS menggandeng puskemas atau dinas kesehatan, pelatihan ekonomi kreatif, bakti sosial dan lain sebagainya. Mereka menjalankan berbagai cara agar dalam kehidupan dianggap normal, bias jadi dibutuhkan suatu saat ketika pada akhirnya mereka terjerat kasus, mereka akan meminta empati bahwa mereka bukan makhluk yang bermasalah. Benarkah kaum Sodom ini telah melakukan kebaikan? Jawabannya jelas tidak. Standar baik buruk, terpuji tercela itu bukan dari manusia, namun dari Allah SWT dan RasulNya. Penyimpangan seks homoseksual adalah kemaksiatan, butuk, melanggar syariat. Maka menutupi kemaksiatan dengan kebaikan agar tersamarkan adalah kejahatan pula, mereka tidak meniatkan perbuatan sebagai amal saleh namun sekadar bersembunyi saja. Sama sekali tak ada kebaikan dari mereka. Mereka tak berhak hidup meski untuk melakukan kebaikan, mereka hanya berhak dihukum mati, untuk menebus dosanya, untuk mencegah yang lain berbuat sama.

Perilaku homoseksual adalah perbuatan haram, pelaku dan korbannya yang dengan sadar berbuat layak dihukum mati. Jika dibiarkan tidak hanya semakin memakan korban namun juga akan merusak umat manusia. Solusinya, kembalikan pada aturan Islam. Atur semua lini kehidupan dengan syariah, sempurnakan dengan tegaknya khilafah. Edukasi umat dengan akidah dan tsaqafah Islam. Berikan pemahaman yang benar terkait potensi kehidupan yang salah satunya adalah naluri. Allah menciptakan untuk manusia maka Allah pula yang memberikan aturan. Dan Allah memberi pilihan bagaimana mereka memenuhinya, serta memberitakan konsekuensi perbuatan di dunia hingga ke akhirat. Mengatur perekonomian sesuai syariat, hingga tak ada lagi dalih menjajakan diri, mencari uang dan membeli layanan yang diharamkan. Meminimalisir factor pemicu, mengatur tayangan atau informasi yang bisa dikonsumsi public. Semua dilakukan demi menjaga martabat manusia, mengembalikan tujuan penciptaan manusia, beribadah kepad Allah SWT.

Bersambung

Alternatif tulisan lanjutan, silakan jika ada yang melanjutkan

3. Kamuflase Komunitas Homoseksual, Bersembunyi Di Balik Seni (Mereka sejatinya kaum hipokrit yang hanya bisa eksis di balik topeng acara budaya dan seni, studi kasus eksisnya komunitas homoseksual di Jember paska launcing perdana JFC)

4. Waspadai Komunitas Kaum Menyimpang (Sejatinya jiwa mereka pengecut, beraninya rame-rame dan mewarisi sifat iblis, tak mau masuk neraka sendiri)

5. Homoseksual Itu Pilihan Bukan Paksaan Apalagi Anugrah Terindah Dari Tuhan (Omong kosong jika ini adalah takdir Tuhan, mereka hanya menjalani garis kehidupan, dimana iman kepada qadla dan qadar)

6. Sadarlah, Mereka Itu Jahat Sekali, Tak Ada Kebaikan Tulus (kebaikan mereka selalu berbalut akal bulus, terus mencari korban dan kemarahan mereka begitu kejamnya, melebihi binatang, studi kasus mutilasi dan pembunuhan kaum homo)

7. Homoseksual Semakin Eksis dalam sistem kapitalis (sudah jadi bawaan sistem ini, merusak umat manusia dari seluruh sisi kehidupan)

8. Hanya Hukuman Mati Yang Bisa Menghentikan (hanya mungkin terjadi dalam sistem khilafah)

No comments:

Post a Comment