Thursday 20 February 2020

Terowongan Silaturahim, Mengukuhkan Liberalisasi Agama

Sumber gambar : Republik.co.id, Israel menghancurkan terowongan di Palestina yang menewaskan warga Palestina 
(Untuk mengingat umat membutuhkan persatuan bukan gelar toleran semata) 

Pemerintah kembali mengeluarkan gagasan yang menimbulkan kegaduhan. Yaitu disetujuinya renovasi Masjid Istiqlal dengan salah satunya membangun terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral yang memang  berdekatan. “Rencana pembangunan terowongan Masjid Istiqlal-Gereja Katedral disambut baik para kedua agama, yakni Islam dan Kristen. Nantinya, terowongan tersebut diproyeksi bakal menjadi ikon toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia. Wakil Kepala Humas Masjid Istiqlal Abu Hurairah mengatakan, ikon toleransi di Indonesia memang diperlukan. Dia menyebut, rencana pembangunan terowongan yang dinamai Terowongan Silaturrahim ini akan masuk dalam tahap kajian detail.” (Republika.co.id, 7/2). Membangun terowongan sebagai ikon toleransi tentu alasan yang sangat klise. Bukankah selama ini meski tanpa terowongan toleransi dan kerukunan umat beragama telah terwujud? Jika pun ada gesekan antar umat beragama bukan karena masyarakat yang intoleran namun lebih disebabkan karena ketidakbecusan pemerintah dan aparat menciptakan kehidupan yang nyaman untuk semua umat beragama. Ada tujuan lain pembangunan terowongan silaturahim yang patut diwaspadai oleh umat khususnya, yaitu mengukuhkan keberpihakan pemerintah pada liberalisasi beragama. Toleransi yang seharusnya dimaknai dengan menghormati keyakinan tanpa perlu dicampuradukkan, tanpa perlu dicari kesamaannya dimaknai secara serampangan, seolah harus ada hubungan erat dalam masalah keyakinan. Inilah ciri khas kebijakan liberal, membuat kebijakan dengan mengabaikan syariat. Lebih jauh lagi, atas nama toleransi yang kebablasan jauh ke depan akan semakin marak kampanye pluralisme agama, menganggap semua agama sama, tak perlu berpegang teguh pada keyakinan agama, terima dan jika perlu ikutilah ajaran agama lain, jangan merasa benar sendiri.

Umat Islam harus waspada dengan mulut manis para pengusung liberalisasi agama. Mereka dengan nyata menyerang negeri muslim terbesar ini dengan menggiatkan proyek moderasi agama dengan dalih demi kemajuan umat Islam. Jelas salah besar. Kemajuan umat Ilsam bukan dengan langkah moderasi Islam versi Barat yang tak lebih dari upaya liberalisasi agama. Namun kemajuan umat Islam hanya akan terwujud saat Islam diterapkan secara menyeluruh dalam semua aspek kehidupan. Bukan dengan mencampakkan aturan Islam sebagaimana yang diinginkan kaum liberal. Yang mereka lakukan malah sebaliknya, membuat umat Islam semakin tersesat, mencampuradukkan antara yang haq dengan batil, dan tujuan jangka panjangnya adalah menjauhkan umat Islam dari syariat Islam serta membendung kebangkitan dan kemajuan umat Islam.

Tentang toleransi, umat Islam cukup meneladani Nabi.  Menghormati keyakinan pemeluk agama lain, tidak mencampuradukkan ajaran agama, tetap menjalin hubungan baik dalam hal muamalah dan aspek kemanusiaan. Rasulullah adalah teladan sejati, berhasil menciptakan kehidupan yang damai di Madinah yang dihuni oleh umat Islam,kaum musyrikin dan ahlul kitab. Jika pun ada perselisihan bisa diselesaikan dengan cepat.

Nur Aini - Guru
Pare Kediri Jawa Timur

No comments:

Post a Comment