Frequently Asked Question alias
FAQ ketika membahas amalan-amalan di 10 hari terakhir agar mendapat lailatul
qadar adalah : Masih bisakah wanita haid mendapatkan lailatul qadar?
He..he..memang rasa ini hanya bisa
dipahami wanita saja, kalo boleh memilih, enak ga punya utang puasa ya? Bayar
puasa di luar Ramadan itu godaannya besar. Berat banget gitu ya, apalagi kalo utangya panjang seperti kereta, bilang sama Dilan, yang berat itu bayar utang
puasa yang banyak jumlahnya, menahan rindu itu keciiiiil, ga da beratnya.
Terus kadang rasanya itu nyesek
banget sudah puasa hampir seharian ee… menjelang maghrib dapat haid, Yaaa Allah
batal dech puasanya. Atau sedih itu kalau awal Ramadan ga bisa puasa dan siklus
haidnya pendek maka bisa dipastikan akhir Ramadan juga bolong, alamat utang
puasanya banyak bingit.
Apalagi kalau haid datang di
akhir Ramadan. Sedih nian rasanya, serasa tak ada kesempatan untuk mendapat
lailatul qadar.
STOP! Jangan dilanjutkan rasa
sesal dan sedih itu.
Keridhaan kita terhadap qadla Allah
adalah ibadah, termasuk penerimaan kita akan datangnya haid. Menjauhi hal-hal
terlarang saat haid adalah wujud ketaqwaan kita. Tidak berpuasa, tidak membaca
Alquran, tidak salat ketika haid adalah wujud ketaatan kita kepada Allah, dan
pasti akan dibalas dengan pahala selama kita ikhlas menjalaninya. Dan tentu
malah sebaliknya haram bagi wanita haid untuk melakukan amalan-amalan tersebut.
Jadi apa yang harus dilakukan wanita haid saat Ramadan agar tetap mendapatkan
pahala di bulan mulia ini? Pertama kita ridha dengan qadla Allah. Dan
selanjutnya kita menjauhi semua larangan bagi wanita haid : puasa,
salat,memegang dan membaca Alquran, tawaf, I’tikaf di masjid, berhubungan suami
istri. Dengan menjauhi itu semua pahala insya Allah dalam genggaman.
Dan yang terlarang hanya apa yang
diharamkan bagi wanita haid saja, selain itu masih boleh dilakukan wanita haid.
Jadi tak perlu khawatir, Allah
masih memberikan kesempatan kepada siapa saja yang bersungguh-sungguh
menghidupkan 10 malam terakhir Ramadan dengan beribadah kepada Allah maka dia
akan berhak mendapatkan lailatul qadar, termasuk wanita sedang haid.
Amalan apa saja yang bisa
dilakukan dalam rangka menjemput lailatul qadar? Sederhana saja, sama seperti
amalan pada umumnya kecuali yang haram dilakukan wanita haid.
Wanita haid masih bisa bersedekah,
berdzikir, berdoa, mengkaji ilmu dan amalan-amalan sunah dan wajib lainnya.
Menyiapkan buka dan sahur yang merupakan tugas seorang ibu atau istri dalam
keluarga adalah kewajiban, melakukan aktivitas dakwah juga kewajiban, menuntut
ilmu baik belajar sendiri maupun melalui kajian tetap bisa dilakukan. Tetap murajaah
hafalan quran dengan mendengar muratal, tetap murjaah hafalan hadits, membaca
buku untuk menambah ilmu. Dan yang paling penting tidak terlena dengan hal-hal
mubah, tidak terjerumus pada keharaman.
Sayang sekali jika malam hari
digunakan tidur sepanjang malam, atau menonton drakor yang berpuluh episode.
Maka berniat untuk menghidupkan
malam-malam sepuluh hari terakhir haruslah dilakukan, tetap bangun di sepertiga
malam terakhir, tetap menyiapkan sahur, memperbanyak dzikir dan terus berdoa. Menyiapkan
semua kepentingan orang-orang yang hendak menghidupkan malam-malam Ramadan,
juga menjadi sarana pahala bagi wanita haid, menyiapkan kepentingan orang-orang
di sekitar kita, menyiapkan keperluan keluarga, menyiapkan keperluan suami,
semua juga berpahala. Insya Allah dengan itu semua pahala kita juga akan
dilipatgandakan. Dan yang terpenting bagi wanita yang di luar waktu haid
istiqamah dalam kebaikan insya Allah saat haid pun malaikat juga akan tetap
mencatat kebaikan yang biasa dilakukan. Semoga kita termasuk dalam orang-rang
yang mendapat lailatul qadar, semoga menjadi wanita salehah. Perhiasan dunia
dirindukan surga. Aamiin.
Pare, 5 Juni 2018
pak ustadz terimakasih nasehatnya, alhamdulillah ilmu saya jadi bertambah
ReplyDelete