Tuesday 5 June 2018

Sedang Haid Bisakah Mendapat Lailatul Qadar ?


Frequently Asked Question alias FAQ ketika membahas amalan-amalan di 10 hari terakhir agar mendapat lailatul qadar adalah : Masih bisakah wanita haid mendapatkan lailatul qadar?

He..he..memang rasa ini hanya bisa dipahami wanita saja, kalo boleh memilih, enak ga punya utang puasa ya? Bayar puasa di luar Ramadan itu godaannya besar. Berat banget gitu ya, apalagi kalo utangya panjang seperti kereta, bilang sama Dilan, yang berat itu bayar utang puasa yang banyak jumlahnya, menahan rindu itu keciiiiil, ga da beratnya.

Terus kadang rasanya itu nyesek banget sudah puasa hampir seharian ee… menjelang maghrib dapat haid, Yaaa Allah batal dech puasanya. Atau sedih itu kalau awal Ramadan ga bisa puasa dan siklus haidnya pendek maka bisa dipastikan akhir Ramadan juga bolong, alamat utang puasanya banyak bingit.

Apalagi kalau haid datang di akhir Ramadan. Sedih nian rasanya, serasa tak ada kesempatan untuk mendapat lailatul qadar.

STOP! Jangan dilanjutkan rasa sesal dan sedih itu.

Keridhaan kita terhadap qadla Allah adalah ibadah, termasuk penerimaan kita akan datangnya haid. Menjauhi hal-hal terlarang saat haid adalah wujud ketaqwaan kita. Tidak berpuasa, tidak membaca Alquran, tidak salat ketika haid adalah wujud ketaatan kita kepada Allah, dan pasti akan dibalas dengan pahala selama kita ikhlas menjalaninya. Dan tentu malah sebaliknya haram bagi wanita haid untuk melakukan amalan-amalan tersebut. Jadi apa yang harus dilakukan wanita haid saat Ramadan agar tetap mendapatkan pahala di bulan mulia ini? Pertama kita ridha dengan qadla Allah. Dan selanjutnya kita menjauhi semua larangan bagi wanita haid : puasa, salat,memegang dan membaca Alquran, tawaf, I’tikaf di masjid, berhubungan suami istri. Dengan menjauhi itu semua pahala insya Allah dalam genggaman.

Dan yang terlarang hanya apa yang diharamkan bagi wanita haid saja, selain itu masih boleh dilakukan wanita haid.

Jadi tak perlu khawatir, Allah masih memberikan kesempatan kepada siapa saja yang bersungguh-sungguh menghidupkan 10 malam terakhir Ramadan dengan beribadah kepada Allah maka dia akan berhak mendapatkan lailatul qadar, termasuk wanita sedang haid.

Amalan apa saja yang bisa dilakukan dalam rangka menjemput lailatul qadar? Sederhana saja, sama seperti amalan pada umumnya kecuali yang haram dilakukan wanita haid.

Wanita haid masih bisa bersedekah, berdzikir, berdoa, mengkaji ilmu dan amalan-amalan sunah dan wajib lainnya. Menyiapkan buka dan sahur yang merupakan tugas seorang ibu atau istri dalam keluarga adalah kewajiban, melakukan aktivitas dakwah juga kewajiban, menuntut ilmu baik belajar sendiri maupun melalui kajian tetap bisa dilakukan. Tetap murajaah hafalan quran dengan mendengar muratal, tetap murjaah hafalan hadits, membaca buku untuk menambah ilmu. Dan yang paling penting tidak terlena dengan hal-hal mubah, tidak terjerumus pada keharaman.

Sayang sekali jika malam hari digunakan tidur sepanjang malam, atau menonton drakor yang berpuluh episode.

Maka berniat untuk menghidupkan malam-malam sepuluh hari terakhir haruslah dilakukan, tetap bangun di sepertiga malam terakhir, tetap menyiapkan sahur, memperbanyak dzikir dan terus berdoa. Menyiapkan semua kepentingan orang-orang yang hendak menghidupkan malam-malam Ramadan, juga menjadi sarana pahala bagi wanita haid, menyiapkan kepentingan orang-orang di sekitar kita, menyiapkan keperluan keluarga, menyiapkan keperluan suami, semua juga berpahala. Insya Allah dengan itu semua pahala kita juga akan dilipatgandakan. Dan yang terpenting bagi wanita yang di luar waktu haid istiqamah dalam kebaikan insya Allah saat haid pun malaikat juga akan tetap mencatat kebaikan yang biasa dilakukan. Semoga kita termasuk dalam orang-rang yang mendapat lailatul qadar, semoga menjadi wanita salehah. Perhiasan dunia dirindukan surga. Aamiin.


Pare, 5 Juni 2018

1 comment:

  1. pak ustadz terimakasih nasehatnya, alhamdulillah ilmu saya jadi bertambah

    ReplyDelete