Friday 29 June 2018

Lelaki Pemimpin

H min satu menuju pemilukada, bersama tim guru satu yayasan berkeliling silah ukhuwah ke sekitar sekolah. Sekitar 20 an orang beriringan, bergantian menuju rumah penduduk sekitar. Kesepakatannya, berhenti dan masuk ke rumah beberapa pengurus yayasan dan takmir masjid dan salaman saja untuk masyarakat sekitar. Memang sudah H plus banyak setelah lebaran, ada beberapa rumah yang tutup. Dan karena barisaan lumayan panjang, ketika bagian depan depan sudah menuju rumah berikutnya bagian ekor baru masuk rumah sebelumnya.

Sedikit berselisih paham rute terbaik dan tercepat biar tidak terlalu muter-muter mengingat ada banyak yang harus dikunjungi. Dan saat ada perbedaan selanjutnya kemana, ada seorang ibu guru yang menyeletuk : " Pun, ibu-ibu manut bapak-bapak mawon. Monggo bapak-bapak teng ngajeng." Dan ada juga yang menyeletuk : " Ar rijâlu qawwamuna 'alan nisa'."

Dan akhirnya bapak-bapak guru dengan langkah seribu memimpin rombongan, di depan.

He..he..memang para guru hebat, masalah sepele saja masih ingat dalil.

Saya pribadi sepakat dengan ayat tersebut, tapi dalam konteks rumah tangga. Laki-laki adalah wali, suami adalah penanggung jawab tumah tangga. Wanita berada dalam lindungan dan pengurusan wali, istri wajib taat kepada suami selama tidak bermaksiat kepada Allah. Ayat ini tidak saya pakai dalam konteks kehidupan umum. Karena secara umum tidak masalah wanita berada di depan dalam hal-hal yang memang dibolehkan. Wanita boleh jadi kepala sekolah (di yayasan TK dan MTs kepala nya wanita) tidak masalah, wanita menjadi ketua KKG, jadi ketua panitia acara yang tidak melanggar hukum syara' dll.
Namun ayat tersebut tidak saya pakai dalam konteks pemerintahan. Salah satu kriteria pemimpin pemerintahan yang saya ambil adalah wajib laki-laki, haram perempuan. Dalilnya bukan salah satu ayat di surah an nisa' tersebut. Tapi hadits Rasulullah terkait sikap beliau ketika mengetahui anak perwmpuan Raja Kisra diangkat sebagai pemimpin Persia, ini dalil yang lebih cocok karena berkaitan dengan wanita yang memegang tampuk kekuasaan. Menyikapi informasi Persia dipimpin seorang wanita Rasulullah menyatakan : Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusannya kepada perempuan. Cukup jelas, meski belum ada bukti apa bentuk ketidakberuntungan tersebut, ketika memang baginda nabi bersabda seperti itu ya sudah terima saja.  Ga pake seribu dalih.

Namun faktanya, menurut hitung cepat, Jatim akan dipimpin wanita. Wallahu'alam
Jika konsisten menggunakan pedoman ar rijâlu qawwamuna'alan nisa' harusnya tidak seperti ini jadinya. Entahlah dimana ayat ini saat pemilukada. Yang jelas bagi feminis mereka konsisten menolak ayat ini, baik di ranah domestik rumah tangga, maupun di ranah publik.

Masih banyak peluang untuk terus menyampaikan, masih ada PR dakwah.

Pare, 29 Juni 2018

No comments:

Post a Comment