Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al Maidah [5] : 2)
Miris melihat sebuah caption berita : “ DP tewas di tangan teman sepermabukan, K di Tambora Jakarta barat. Gara-gara knalpot.”
Tewas di tangan sepermabukan gara-gara hal sepele.
Sudah tewas di tangan teman, teman sepermabukan lagi, pertemanan yang berakhir tragis.
Bagi seorang muslim mencintai muslim yang lain karena Allah adalah sebuah kewajiban, saling menasehati juga sebuah kewajiban, dan hubungan yang terjalin adalah hubungan dalam kebaikan dan meraih ketakwaan.
Pertemanan yang terjalin semua dalam rangka untuk beribadah, dalam rangka untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah, membantu untuk meraih ridha Allah.
Teman sejati adalah teman yang peduli terhadap keselamatan temannya hingga ke akhirat. Teman sejati bukanlah pertemanan yang terjalin karena materi, bukan pula terjalin karena semata menuruti perasaan hati.
Teman sejati adalah teman yang dicintai setulus hati semata karena Allah, bukan karena yang lainnya.
Hadits dari Umar bin al-Khathab, diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar dalam at-Tamhîd, Rasulullah saw. Bersabda :
Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan nabi dan bukan syuhada, tapi para nabi dan syuhada tertarik oleh kedudukan mereka di sisi Allah. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, siapa mereka dan bagaimana amal mereka? Semoga saja kami bisa mencintai mereka.” Rasulullah saw. bersabda, “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan karunia dari Allah. Mereka tidak memiliki hubungan nasab dan tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama. Demi Allah keberadaan mereka adalah cahaya dan mereka kelak akan ada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika banyak manusia merasa takut. Mereka tidak bersedih ketika banyak manusia bersedih.” Kemudian Rasulullah saw. membacakan firman Allah: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (TQS. Yunus [10]: 62)”
Dan teman sejati adalah teman yang menolong dalam amar makruf nahi munkar, bukan sebailknya bersama dalam kemungkaran bersama menolak kemakrufan.
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. At Taubah [9]:71)
Pare, 23 April 2018
No comments:
Post a Comment