Alhamdulillah
masih bisa mengingat agenda tahun lalu, sosialisasi panji rasulullah.
Berkeliling di sebagian kecil wilayah “Kampung Inggris” Pare. Bersepeda sambil
membawa panji hitam Ar Rayah dan bendera putih Al Liwa’. Diiringi hujan gerimis
menyapa orang-orang di sekitar jalan yang dilalui. Ini adalah salah satu
rangkaian acara yang rutin diadakan di bulan Rajab, dan ini juga acara massal
yang (sementara) terakhir digelar. Insya Allah ke depan akan ada agenda lebih
besar lagi untuk semakin menggaungkan sistem yang bisa meninggikan kalimat
Allah dan mengibarkan panji Rasulullah.
Sosialisasi
panji rasulullah, agenda untuk mengenalkan kepada umat Islam bahwa umat
mempunyai satu bendera penyatu umat, menyatukan umat Islam di seluruh penjuru
dunia tanpa mebedakan suku, bangsa, dan rasnya. Mengenalkan bahwa al liwa’ dan
ra rayah bukanlah milik ormas tertentu. Alhamdulillah, sosialisasi ini semakin
membuat umat dekat dengan suasana persatuan, meskipun setelah itu semakin banyak
orang yang gerah dengan dakwah syariah dan khilafah, meski setelah itu upaya
persekusi terhadap dakwah khilafah semakin gencar dilakukan. Namun itu semua
ada hikmahnya, semakin banyak yang bertanya sebenarnya bagaimana konsep system
khilafah, halangan terhadap dakwah bukanlah alasan menghentikan dakwah. Tetap
berada [ada thariqah dakwah rasulullah sembari memikirkan uslub (teknik) dakwah
yang mendekatkan opini syariah dan khilafah ke tengah umat.
Dan saat ini,
ada banyak kerinduan yang semakin membuncah. Merindukan penerapan Islam secara
kaffah, merindukan umat Islam bersatu dalam kepemimpinan seorang khalifah,
merindukan tegaknya khilafah rasyidah ‘ala minhajinubuwah. Merindukan bersama
orang-orang saleh, saling mencintai karena
Allah, bersama berjuang dan berdakwah untuk melanjutkan kehidupan Islam.
Merindukan bertemu dengan Rasulullah di surga, merindukan dikumpulkan bersama
para nabi dan syuhada, dan pembela Islam di akhirat kelak, merindukan naungan
Allah.
Semoga
hari-hari kita diisi dengan kerinduan akan ketaatan kepada Allah dan
Rasulullah. Terus mengingat untuk taat, terus mengingat kerinduan yang telah
disyariatkan. Semoga hati kita terjaga dari mengingat yang tak layak
dirindukan. Semata merindukan nikmat dunia tanpa mengingat hisab di akhirat.
Naudzubillah mindzalik.
Semoga
hati-hati kita disatukan dengan kerinduan dan kecintaan semata karena Allah,
cinta dengan taat pada syariat Allah dan Rasulullah. Aamiin.
Nulis ini
dengan sedikit baper, mengingat agenda-agenda rutin tiap Rajab, menyesali
terkadang hati ini masih belum bisa sepenuhnya mengingat Allah dan akhirat,
terkadang masih memikirkan hal-hal yang tak seharusnya dipikirkan, sehingga
tidak optimal dalam ketaatan. Wallahu musta’an.
Pare, 24 April 2018
No comments:
Post a Comment