Tuesday 24 April 2018

Selalu Mengingat Yang Dirindukan



Alhamdulillah masih bisa mengingat agenda tahun lalu, sosialisasi panji rasulullah. Berkeliling di sebagian kecil wilayah “Kampung Inggris” Pare. Bersepeda sambil membawa panji hitam Ar Rayah dan bendera putih Al Liwa’. Diiringi hujan gerimis menyapa orang-orang di sekitar jalan yang dilalui. Ini adalah salah satu rangkaian acara yang rutin diadakan di bulan Rajab, dan ini juga acara massal yang (sementara) terakhir digelar. Insya Allah ke depan akan ada agenda lebih besar lagi untuk semakin menggaungkan sistem yang bisa meninggikan kalimat Allah dan mengibarkan panji Rasulullah.

Sosialisasi panji rasulullah, agenda untuk mengenalkan kepada umat Islam bahwa umat mempunyai satu bendera penyatu umat, menyatukan umat Islam di seluruh penjuru dunia tanpa mebedakan suku, bangsa, dan rasnya. Mengenalkan bahwa al liwa’ dan ra rayah bukanlah milik ormas tertentu. Alhamdulillah, sosialisasi ini semakin membuat umat dekat dengan suasana persatuan, meskipun setelah itu semakin banyak orang yang gerah dengan dakwah syariah dan khilafah, meski setelah itu upaya persekusi terhadap dakwah khilafah semakin gencar dilakukan. Namun itu semua ada hikmahnya, semakin banyak yang bertanya sebenarnya bagaimana konsep system khilafah, halangan terhadap dakwah bukanlah alasan menghentikan dakwah. Tetap berada [ada thariqah dakwah rasulullah sembari memikirkan uslub (teknik) dakwah yang mendekatkan opini syariah dan khilafah ke tengah umat.

Dan saat ini, ada banyak kerinduan yang semakin membuncah. Merindukan penerapan Islam secara kaffah, merindukan umat Islam bersatu dalam kepemimpinan seorang khalifah, merindukan tegaknya khilafah rasyidah ‘ala minhajinubuwah. Merindukan bersama orang-orang  saleh, saling mencintai karena Allah, bersama berjuang dan berdakwah untuk melanjutkan kehidupan Islam. Merindukan bertemu dengan Rasulullah di surga, merindukan dikumpulkan bersama para nabi dan syuhada, dan pembela Islam di akhirat kelak, merindukan naungan Allah.

Semoga hari-hari kita diisi dengan kerinduan akan ketaatan kepada Allah dan Rasulullah. Terus mengingat untuk taat, terus mengingat kerinduan yang telah disyariatkan. Semoga hati kita terjaga dari mengingat yang tak layak dirindukan. Semata merindukan nikmat dunia tanpa mengingat hisab di akhirat. Naudzubillah mindzalik.

Semoga hati-hati kita disatukan dengan kerinduan dan kecintaan semata karena Allah, cinta dengan taat pada syariat Allah dan Rasulullah. Aamiin. 

Nulis ini dengan sedikit baper, mengingat agenda-agenda rutin tiap Rajab, menyesali terkadang hati ini masih belum bisa sepenuhnya mengingat Allah dan akhirat, terkadang masih memikirkan hal-hal yang tak seharusnya dipikirkan, sehingga tidak optimal dalam ketaatan. Wallahu musta’an.


Pare, 24 April 2018


No comments:

Post a Comment