Setiap akhir Desember menjelang dan sesudah natal masih saja terjadi
pro-kontra seputar ucapan natal seorang muslim kepada orang kristiani.
Sebenarnya ini adalah permasalahan mudah yang cukup diselesaikan dengan kembali
berpedoman kepada keyakinan agama masing-masing, cukup sebatas menghormati
dalam hal akidah. Tak perlu menuntut lebih tak perlu meminta yang melanggar
aturan agama. Namun tetap saja
permasalahan ucapan natal ini seringkali menimbulkan kegaduhan, terutama dengan
masifnya orang-orang liberal dan moderat yang meminta umat Islam untuk toleran
hingga memasuki ranah keyakinan. ini bukanlah hal yang tanpa sengaja, kegaduhan
diciptakan untuk mengejar suatu tujuan, semisal membuat umat Islam menggadaikan
akidahnya demi menghindar dari cap intoleran, di sisi lain kegaduhan sengaja
dibuat agar umat terpalingkan dari permasalahan utama di negeri ini,
karut-marut berbagai bidang dan semakin mengenaskannya kasus tindak korupsi
yang melibatatkan orang di seputar kekuasaan.
Kembali pada sikap toleran yang diidentikkan dengan kesediaan mengucap
natal, menjaga gereja, bahkan hingga bersama merayakannya, ini adalah perbuatan
yang sama sekali tidak dicontohkan Nabi Muhammad saw. Memang benar, Nabi adalah
orang yang penuh kasih sayang, namun bukan berarti Nabi bersikap lunak dalam
hal akidah, bahkan dalam hal akidah ini Nabi sangat tegas, tidak boleh
mencampuradukkan keyakinan. Tidak hanya itu, di dalam Alquran di Surah Al
Maidah ayat 72-77 ada peringatan keras terutama terkait agama Kristen, haram
mengakui Nabi Isa as sebagai Tuhan, haram mengatakan Tuhan itu tiga, maka haram
pula mengakui akidah yang mengambilnya. Maka sebagai umat Islam, cukup
menghormati akidah Kristen tidak mengganggu ibadahnya. Dan selebihnya tetap
bersikap sewajarnya, tidak ada permusuhan karena perbedaan agama, tidak pelu
saling mencaci dalam hal akidah. Umat Islam juga tak perlu berlebihan
meramaikan natal dengan salawatan, mengiringi perayaan dengan rebana dan lain
sebagainya, tak perlu mencampuradukkan yang benar dengan yang salah.
Umat Islam jangan sampai menggadaikan akidahnya demi mengejar gelar
toleran, toleran tetap ada batasnya. Jangan terjebak dengan para pemikir
liberal yang hendak mengaburkan ajaran dan ketegasan Islam dalam hal akidah.
Begitu pula dengan nonmuslim, mari tetap menjaga kedamaian bekerjasama dalam
hal yang memang tak melanggar syariat. Dan yang tak kalah pentingnya adalah
bersama memberikan kesempatan pada penerapan Islam kaffah agar Indonesia
menjadi berkah, karena Islam adalah rammat untuk sleuruh alam. Ketika Islam
diterapkan secara sempurna semua akan bahagia.
No comments:
Post a Comment