Monday 6 January 2020

Mengejar Gelar Toleran Namun Menggadaikan Akidah


Setiap akhir Desember menjelang dan sesudah natal masih saja terjadi pro-kontra seputar ucapan natal seorang muslim kepada orang kristiani. Sebenarnya ini adalah permasalahan mudah yang cukup diselesaikan dengan kembali berpedoman kepada keyakinan agama masing-masing, cukup sebatas menghormati dalam hal akidah. Tak perlu menuntut lebih tak perlu meminta yang melanggar aturan agama.  Namun tetap saja permasalahan ucapan natal ini seringkali menimbulkan kegaduhan, terutama dengan masifnya orang-orang liberal dan moderat yang meminta umat Islam untuk toleran hingga memasuki ranah keyakinan. ini bukanlah hal yang tanpa sengaja, kegaduhan diciptakan untuk mengejar suatu tujuan, semisal membuat umat Islam menggadaikan akidahnya demi menghindar dari cap intoleran, di sisi lain kegaduhan sengaja dibuat agar umat terpalingkan dari permasalahan utama di negeri ini, karut-marut berbagai bidang dan semakin mengenaskannya kasus tindak korupsi yang melibatatkan orang di seputar kekuasaan.

Kembali pada sikap toleran yang diidentikkan dengan kesediaan mengucap natal, menjaga gereja, bahkan hingga bersama merayakannya, ini adalah perbuatan yang sama sekali tidak dicontohkan Nabi Muhammad saw. Memang benar, Nabi adalah orang yang penuh kasih sayang, namun bukan berarti Nabi bersikap lunak dalam hal akidah, bahkan dalam hal akidah ini Nabi sangat tegas, tidak boleh mencampuradukkan keyakinan. Tidak hanya itu, di dalam Alquran di Surah Al Maidah ayat 72-77 ada peringatan keras terutama terkait agama Kristen, haram mengakui Nabi Isa as sebagai Tuhan, haram mengatakan Tuhan itu tiga, maka haram pula mengakui akidah yang mengambilnya. Maka sebagai umat Islam, cukup menghormati akidah Kristen tidak mengganggu ibadahnya. Dan selebihnya tetap bersikap sewajarnya, tidak ada permusuhan karena perbedaan agama, tidak pelu saling mencaci dalam hal akidah. Umat Islam juga tak perlu berlebihan meramaikan natal dengan salawatan, mengiringi perayaan dengan rebana dan lain sebagainya, tak perlu mencampuradukkan yang benar dengan yang salah.

Umat Islam jangan sampai menggadaikan akidahnya demi mengejar gelar toleran, toleran tetap ada batasnya. Jangan terjebak dengan para pemikir liberal yang hendak mengaburkan ajaran dan ketegasan Islam dalam hal akidah. Begitu pula dengan nonmuslim, mari tetap menjaga kedamaian bekerjasama dalam hal yang memang tak melanggar syariat. Dan yang tak kalah pentingnya adalah bersama memberikan kesempatan pada penerapan Islam kaffah agar Indonesia menjadi berkah, karena Islam adalah rammat untuk sleuruh alam. Ketika Islam diterapkan secara sempurna semua akan bahagia.

No comments:

Post a Comment