Monday 6 January 2020

Jika bisa dibuat ribet kenapa dibikin mudah?

Jika bisa dibuat ribet kenapa dibikin mudah?
(Moto pelayanan jaman now)


Di tempat fotokopi, bersamaan dengan banyak siswa SMA. Fotokopi rapor jaman now yang berlembar-lembar. Ada yang mau dipakai daftar ke PTN, ada yg dipakai untuk arsip.

Di sinilah saya terkadang ikut bingung.

Rapor berlembar-lembar gitu pas dipakai daftar ke PTN benarkah terverifikasi semua isinya? Membayangkan verifikatornya puyeng lihat nilai dan deskripsi berlembar-lembar. Belum lagi yang harus dicek dari ribuan pendaftar.

Era digital R.I 4.0 hal-hal teknis yang bisa dibuat sederhana dan cepat, masih saja manual tapi ribet. Dan yang pontang-panting tetap saja rakyat kecil. Tidak bisa cepat paham dengan perkembangan karena terbatasnya kesempatan akses informasi ditambah sudah pusing memikirkan kebutuhan hidup.

Sudahlah kurikulum sering ganti, tapi tak diiringi bimtek dan pendanaan yang maksimal. Jadilah kita yang di bawah seperti kelinci percobaan.

Rapor digital belum diiringi sarpras yang memadai, belum disertai dengan bimtek yang mudah dipahami guru, siswa dan orang tua. Apalagi rapor online, peluang suksesnya di negeri dengan penguasa oligarkis itu sangat kecil. Ga bakalan peduli dengan pelayanan yang mudah, cepat dan terintegrasi.

Ditambah dengan pejabat yang individualis, tidak punya wawasan pelayanan, pengayoman dan ilmu teknis yang dibutuhkan, dipastikan karut-marut ini akan semakin akut. Lihat saja mendikbud dan menag yang di awal sudah koar-koar radikalisme dan gaya kebijakan liberal, mana bisa diandalkan. Cuma bisa bikin kehebohan. Landasan berpikir pejabat dalam sistem kapitalisme itu rusak, batil, sekular, tidak mungkin membawa kebaikan. Beda jauh dengan sistem khilafah.

Dalam khilafah, kekuasaan itu untuk menjalankan hukum syara', memastikan rakyat dilayani sesuai syariat. Negara sebagai ra'in (pengurus urusan rakyat) juga sebagai junnah (pelindung, pengayom), negara sebagai penyelesai masalah, bukan malah kasih masalah ke rakyat.

Jadi, jika mau negeri ini lebih baik, hanya dengan khilafah.

Bagaimana caranya? Yuuk baca artikel-artiket seputar islam dan cara khilafah mengatasi berbagai masalah di web muslimahnews.com. 

Lebih praktis lagi, yuuk mengkaji islam kaffah.

Minimal biar tidak menelan mentah-mentah fitnah terhadap khilafah, yang jelas ajaran islam dan warisan Rasulullah saw.

Btw, selalu saja terbengong-bengong di depan laptop saat mau input nilai, saat mencoba menggunakan rapor digital offline yang rencananya bisa diakses online. Aplikasi yang layout nya bikin mata berkunang-kunang, tidak support untuk semua piranti dan software pendukungnya. Menduga, yang buat aplikasi kurang bisa mengaitkan dengan realitas pendidikan dan penilaiannya di lapangan.
Dan meskipun terbengong-bengong, tetap mantap dengan perjuangan dakwah khilafah.

Pare, 3 Januari 2020

No comments:

Post a Comment