Saturday 18 November 2017

Mengejar Cinta


Sekali lagi tentang cinta
Soalnya sedang jatuh cinta, untuk sebulan ini bahasannya cinta terus. Bukan sembarang cinta. Cinta terindah dan tertinggi.

Pilar-pilar Pengokoh Nafsiyah Islamiyah Bab 3  : Cinta kepada Allah dan Rasul Nya.
Para sahabat saling berlomba untuk menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah dan Rasulullah. Mereka  senantiasa  berlomba untuk mendapatkan kemuliaan ini karena ingin termasuk golongan orang-orang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.

Abu Thalhah, sedikitpun tak rela Rasulullah cedera
Ketika perang Uhud kaum Muslim berlarian meninggalkan Nabi saw. Abû Thalhah sedang berada di depan Nabi saw., melindungi beliau dengan perisainya. Abû Thalhah adalah seorang pemanah yang sangat cepat lemparannya. Pada saat itu ia mampu menangkis dua atau tiga busur panah. Kemudian ada seorang lelaki yang lewat. Ia membawa satu wadah anak panah kemudian berkata,  “Aku akan menebarkannya untuk AbûThalhah”. Kemudian Nabi saw. Berdiri tegak  melihat  orang-orang.  Maka  Abû  Thalhah  berkata,  “Ya Nabiyullah, demi bapak dan ibuku, engkau jangan berdiri tegak, nanti panah orang-orang akan  mengenaimu. Biarkan aku  yang berkorban jangan engkau….” (Mutafaq ‘alaih)
Qais berkata: Aku melihat tangan Abû Thalhah menjadi lumpuh, karena dengan tangannya itulah ia telah menjaga Nabi saw., pada  saat perang Uhud. (HR. al-Bukhâri).

Ali bin Abi Thalib, tetap berangkat jihad meski sakit teramat
Dari Sahal bin Sa’ad ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda pada Khaibar:
Berkata kepadaku Qutaibah bin Sa’îd, berkata kepadaku Ya’kub bin Abdurrahman dari Abû Hazim, ia berkata; Sahal bin Sa’ad ra. telah memberitahukan kepadaku bahwa Rasulullah saw.bersabda pada perang Khaibar, “Aku akan memberikan panji ini kepada seorang lelaki yang di atas tangannya Allah akan memberikan kemenangan. Ia telah mencintai Allah dan Rasul-Nya,Allah dan Rasul-Nya pun mencintainya.” Berkata Sahal Bin Sa’ad, “Maka orang-orang pun pergi untuk tidur dan mereka bertanya-tanya di dalam hati mereka, siapakah di antara mereka yang akan diberikan panji oleh Rasulullah saw.” Ketika tiba waktu subuh, maka orangorang ramai menghadap Rasulullah saw. Semuanya berharap agar diberi panji oleh Rasulullah saw. Maka Rasul bersabda, “Dimanakah Ali bin Abi Thalib?” Dikatakan kepada Rasul, “Ia sedang sakit mata, Ya Rasulullah!” Kemudian  orang-orang pun mengutus seorang sahabat untuk membawa Ali bin Abi Thalib ke hadapan Rasulullah saw.  Kemudian Rasulullah  saw.  meludahi kedua  matanya  dan berdoa untuknya, maka sembuhlah ia hingga seolah-olah ia belum pernah sakit sebelumnya. Kemudian Rasul memberikan panji itu kepada Ali bin Abi Thalib. Lalu Ali berkata, “Ya Rasulallah!, aku akan memerangi mereka sampai mereka bisa seperti kita (memeluk Islam).”  Kemudian  Rasulullah  saw.  bersabda,  “Berangkatlah perlahan-lahan  hingga  engkau  berada  di  halaman  mereka, kemudian  ajaklah  mereka kepada  Islam  dan  kabarkan kepada mereka hak Allah yang merupakan kewajiban mereka. Maka demi Allah, sungguh jika Allah memberikan petunjuk kepada seorang manusia karena engkau, hal itu lebih baik bagi engkau daripada unta merah.” (Mutafaq ‘alaih)

Dua orang dari kalangan Anshar, padahal bukan orang-orang yang awal masuk Islam, namun kecintaan kepada Allah dan RasulNya sangat besar
Sesungguhnya Rasulullah saw. pada saat perang Uhud  telah terpojok sendirian bersama tujuh orang Anshar dan dua orangQuraisy (Muhajirin). Ketika musuh (kaum Musyrik) telah merangsek mendekati beliau, beliau bersabda, “Siapa yang bisa menolak mereka dari kita, maka ia akan masuk surga atau menjadi temanku di surga.” Maka majulah seorang laki-laki dari kaum Anshar lalu memerangi musuh hingga terbunuh. Kemudian musuh kembali merangsek mendekat. Beliau bersabda, “Siapa yang bisa menolak mereka dari kita, maka ia akan masuk surga atau menjadi temanku di surga.”Maka majulah seorang laki-laki dari kaum Anshar, lalu memerangi  musuh hingga ia terbunuh. Hal seperti itu terjadi berulang-ulang hingga terbunuhlah tujuh orang Anshar. Rasulullah bersabda kepada dua  sahabatnya (dari Muhajirin), “Kita tidak sebanding dengan para sahabat kita itu.”  (HR. Muslim )

Begitulah para sahabat ketika mendapat tawaran peluang pahala, meski resikonya kematian akan berlomba untuk menjadi yang terdepan. Bagi orang-orang yang beriman, ketaatan adalah wujud cinta kepada Allah dan RasulNya. Taat tanpa syarat. Kami mendengar, kami taat.

Bagaimana dengan kehidupan saat ini?
Berbicara tentang bagian dari ajaran Islam saja dikriminalkan
Bertakbir saja dituduh sebagai teroris
Menolak pemimmpin kafir dianggap intoleran
Berpegang teguh pada syariat dianggap makar

Demokrasi tidak mengijinkan seorang muslim untuk saat ini secara menyeluruh menerapkan ajaran Islam. Kapitalisme dengan akidah sekularnya membuat seorang muslim mengabaikan aturan Allah.

Maka untuk mengejar cinta membutuhkan system yang tepat, yaitu system Islam,sebagaimana dahulu dicontohkan Rasulullah, sebagaimana dahulu diteruskan para sahabat yang mulia. Khilafah.


Pare, 18 November 2017

No comments:

Post a Comment