Cinta
karena Allah adalah mencintai hamba Allah karena keimanannya kepada Allah dan
ketaatan kepada-Nya. Benci karena Allah adalah membenci hamba Allah disebabkan
kekufuran dan perbuatan maksiatnya.
Ada banyak
dalil tentang kewajiban seorang muslim mencintai saudaranya seiman semata
karena Allah, karena ketaatannya kepada Allah dan rasulullah.
Ada
tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di bawah naunganNya, pada hari yang
tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu :
Pemimpin
yang adil; Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya;
Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut dengan Masjid; Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya
berkumpul dan berpisah kerena Allah; Seorang lelaki yang diajak
oleh seorang perempuan
yang cantik dan berkedudukan untuk berzina tetapi dia
berkata, “Aku takut kepada Allah!”;
Seorang yang memberi
sedekah tetapi dia merahasiakannya seolah-olah tangan
kanannya tidak mengetahui apa yang diberikan
oleh tangan kirinya;
dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sunyi sehingga
bercucuran air matanya.
Hadits
dari Abû Hurairah riwayat Muslim, Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya
kelak di hari kiamat Allah akan berfirman, “Di mana orang-orang yang saling
mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan memberikan naungan
kepadanya dalam naunganKu disaat tidak ada naungan kecuali naungan-Ku”
Hadits dari
Abû Hurairah yang
dikeluarkan oleh Muslim berkata, Rasulullah saw. bersabda:
Demi
Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian
beriman. Belum sempurna keimanan kalian hingga
kalian saling mencintai.
Tidakkah (kalian suka)
aku tunjukkan pada satu perkara, jika kalian melakukannya niscaya kalian
akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian!
Sabda beliau saw. ,
“Belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai,”adalah
bentuk dalâlahyang menunjukkan besarnya
pahala saling mencintai karena Allah.
Maka
cinta kita kepada manusia juga harus karena ketaatan kepada Allah dan RasulNya.
Kita mencintai manusia karena orang tersebut adalah orang taat kepada Allah dan
RasulNya, berpegang teguh pada syariatNya, haram hukumnya mencintai manusia
yang bermaksiat, tidak boleh mencintai dengan sembarang cinta apalagi cinta
buta.
Dan akhir-akhir
ini, ukhuwah islamiyah semakin terkoyak hanya karena perbedaan pilihan
pemimpin. Begitu mudahnya hujatan terlontar, begitu mudahnya kritik tanpa
solusi diberikan, begitu ringannya tuduhan disematkan. Dan ini dilakukan secara
tersistematis, sengaja dipelihara untuk membuat umat Islam semakin terpecah dan
terkotak-kotak. Ironinya perpecahan ini terjadi karena cinta buta kepada
pilihannya. Apapun yang dilakukan junjungannya dinilai baik semua, semua harus
berbaik sangka dengan kebijakannya, tidak boleh ada yang mengkritiknya. Dan penguasa
yang bertahta santai menikmatinya tanpa ada upaya serius menyelesaikannya. Bahkan
berperan melanggengkannya. Yang memuja diberi tahta, yang mengkritik
dihancurkan. Lengkap sudah, pendukungnya cinta buta, pemimpinnya memelihara
kebencian tingkat dewa. Semua yang mengkritik yang memberi masukan, nampak sebagai
pembenci yang hendak merebut kekuasaan dan hendak menjatuhkan mereka. Maka tak
heran jika mereka pun mati-matian mempertahankan kekuasaannya.
Maka,
kembalikan cinta kita semata karena Allah. Cintai apa yang dicintai Allah dan
RasulNya. Merenungkan dan berpikir mendalam, apakah pemimpin yang terbukti
sekadar mengobral janji dan seringkali ingkar janji menjadi kecintaan Allah dan
RasulNya? Apakah pemimpin yang sewenang-wenang terhadap rakyat, tidak punya
adab pada ulama yang berseberangan, terus menebar kebencian, terus
mengkriminalkan ajaran Islam adalah sosok yang akan dicintai Allah dan RasulNya
dan kelak akan dimasukkan ke surga? Apakah pemimpin yang tidak menjadikan kitabullah
dan sunah sebagai pedoman layak untuk dibela?
Dzalimnya
penguasa begitu nyata, ringan mengambil riba, melegalkan riba yang jelas haram
hukumnya. Menyerahkan kekayaan alam yang dalam Islam merupakan kepemilikan umum
kepada swasta bahkan asing. Menginvestigasi pengibar panji Rasulullah namun
membela pengibar bendera pelangi lambang kemaksiatan. Ringan sekali melepas
tanggaung jawab mengurus urusan umat saat berbagai kebutuhan hidup melambung ke
angkasa. Cabai mahal tanam sendiri, listrik naik cabut saja meterannya, namun
giliran utang negara jatuh tempo, rakyat dipalak sesukanya.
“Sesungguhnya
manusia yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat
kedudukannya di sisi Allah adalah seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang
yang paling dibenci oleh Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah
seorang pemimpin yang zalim.” (HR. Tirmidzi)
“Tiga orang yang Allah enggan berbicara
dengan mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka,
(Dia) tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi
mereka disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang
berzina, Penguasa yang suka berdusta dan fakir miskin yang takabur.” (HR. Muslim)
“Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk
memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah
haramkan baginya surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hentikan
cinta buta kepada pemimpin dzalim, karena kelak di akhirat kita akan
dikumpulkan dengan orang yang kita cintai, sedangkan pemimpin dzalim diharamkan
baginya surga, disiksa di neraka dengan siksa yang sangat pedih. Naudzubillah semoga
kita terhindar dari siksa neraka.
Pare,
30 Juli 2019
No comments:
Post a Comment