Tuesday 30 July 2019

Cinta Kita Bukan Cinta Buta


Cinta karena Allah adalah mencintai hamba Allah karena keimanannya kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya. Benci karena Allah adalah membenci hamba Allah disebabkan kekufuran dan perbuatan maksiatnya.

Ada banyak dalil tentang kewajiban seorang muslim mencintai saudaranya seiman semata karena Allah, karena ketaatannya kepada Allah dan rasulullah.

Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di bawah naunganNya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu :
Pemimpin yang adil; Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya; Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut dengan Masjid; Dua  orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah kerena Allah; Seorang lelaki yang  diajak  oleh  seorang  perempuan  yang  cantik  dan berkedudukan untuk berzina tetapi dia berkata, “Aku takut kepada Allah!”;  Seorang  yang  memberi  sedekah  tetapi  dia merahasiakannya seolah-olah tangan kanannya tidak mengetahui apa  yang  diberikan  oleh  tangan  kirinya;  dan  seseorang  yang mengingat Allah di waktu sunyi sehingga bercucuran air matanya.

Hadits dari Abû Hurairah riwayat Muslim, Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya kelak di hari kiamat Allah akan berfirman, “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan memberikan naungan kepadanya dalam naunganKu disaat tidak ada naungan kecuali naungan-Ku”

Hadits  dari  Abû  Hurairah  yang  dikeluarkan  oleh  Muslim berkata, Rasulullah saw. bersabda:
Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Belum sempurna keimanan kalian hingga  kalian  saling  mencintai.  Tidakkah  (kalian  suka)  aku tunjukkan pada satu perkara, jika kalian melakukannya niscaya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian!
Sabda  beliau saw. ,  “Belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling mencintai,”adalah bentuk  dalâlahyang menunjukkan besarnya pahala saling mencintai karena Allah.

Maka cinta kita kepada manusia juga harus karena ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Kita mencintai manusia karena orang tersebut adalah orang taat kepada Allah dan RasulNya, berpegang teguh pada syariatNya, haram hukumnya mencintai manusia yang bermaksiat, tidak boleh mencintai dengan sembarang cinta apalagi cinta buta.

Dan akhir-akhir ini, ukhuwah islamiyah semakin terkoyak hanya karena perbedaan pilihan pemimpin. Begitu mudahnya hujatan terlontar, begitu mudahnya kritik tanpa solusi diberikan, begitu ringannya tuduhan disematkan. Dan ini dilakukan secara tersistematis, sengaja dipelihara untuk membuat umat Islam semakin terpecah dan terkotak-kotak. Ironinya perpecahan ini terjadi karena cinta buta kepada pilihannya. Apapun yang dilakukan junjungannya dinilai baik semua, semua harus berbaik sangka dengan kebijakannya, tidak boleh ada yang mengkritiknya. Dan penguasa yang bertahta santai menikmatinya tanpa ada upaya serius menyelesaikannya. Bahkan berperan melanggengkannya. Yang memuja diberi tahta, yang mengkritik dihancurkan. Lengkap sudah, pendukungnya cinta buta, pemimpinnya memelihara kebencian tingkat dewa. Semua yang mengkritik yang memberi masukan, nampak sebagai pembenci yang hendak merebut kekuasaan dan hendak menjatuhkan mereka. Maka tak heran jika mereka pun mati-matian mempertahankan kekuasaannya.

Maka, kembalikan cinta kita semata karena Allah. Cintai apa yang dicintai Allah dan RasulNya. Merenungkan dan berpikir mendalam, apakah pemimpin yang terbukti sekadar mengobral janji dan seringkali ingkar janji menjadi kecintaan Allah dan RasulNya? Apakah pemimpin yang sewenang-wenang terhadap rakyat, tidak punya adab pada ulama yang berseberangan, terus menebar kebencian, terus mengkriminalkan ajaran Islam adalah sosok yang akan dicintai Allah dan RasulNya dan kelak akan dimasukkan ke surga? Apakah pemimpin yang tidak menjadikan kitabullah dan sunah sebagai pedoman layak untuk dibela?

Dzalimnya penguasa begitu nyata, ringan mengambil riba, melegalkan riba yang jelas haram hukumnya. Menyerahkan kekayaan alam yang dalam Islam merupakan kepemilikan umum kepada swasta bahkan asing. Menginvestigasi pengibar panji Rasulullah namun membela pengibar bendera pelangi lambang kemaksiatan. Ringan sekali melepas tanggaung jawab mengurus urusan umat saat berbagai kebutuhan hidup melambung ke angkasa. Cabai mahal tanam sendiri, listrik naik cabut saja meterannya, namun giliran utang negara jatuh tempo, rakyat dipalak sesukanya.

 “Sesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah seorang pemimpin yang zalim.” (HR. Tirmidzi)

“Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia) tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka ialah ): Orang tua yang berzina, Penguasa yang suka berdusta dan fakir miskin yang takabur.” (HR. Muslim)

“Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hentikan cinta buta kepada pemimpin dzalim, karena kelak di akhirat kita akan dikumpulkan dengan orang yang kita cintai, sedangkan pemimpin dzalim diharamkan baginya surga, disiksa di neraka dengan siksa yang sangat pedih. Naudzubillah semoga kita terhindar dari siksa neraka.


Pare, 30 Juli 2019

No comments:

Post a Comment