Ikut sebentar acara pertemuan
keluarga besar pengurus YPSM Kabupaten Kediri, tempat di salah satu pengurus
yang tinggal di Pare. Jadi dikit-dikit ikut sok sibuk.
Sambutan salah satu pengurus :
bla… bla..bla… Salah satunya menceritakan kabar terbaru tentang perkembangan
kasus Pak Dahlan Iskan. Pak Dahlan Iskan salah satu dewan penasehat pusat YPI
PSM yang berpusat di Takeran. Awal Pak DI menjadi tahanan kemudian juga beralih
menjadi tahanan kota, waktu itu memang sempat ada pernyataan tidak resmi dari
pengurus PSM akan memberikan dukungan kepada Pak DI.
Menutup sambutan, memimpin doa
untuk Pak Dahlan semoga keputusan pengadilan seadil-adilnya.
Dan ternyata, dituntut 2 tahun.
Tidak berselang lama dari tuntuan jpu utk Ahok yang 1 tahun
dengan 2 tahun percobaan.
Dahlan Iskan, bukan orang yang
asing untuk sekolah/madrasah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Pesantren Sabilil Muttaqin ( dulu Yayasan Pesantren Sabilil Muttaqin/YPSM). Setiap
ada kunjungan ke Kediri biasanya ada pemberitahuan dan undangan untuk
menghadiri forum bersama, namun sampai saat ini belum pernah ikut, selalu
bersamaan dengan agenda lain.
Hampir setiap HUT YPSM, DI datang
ke Takeran, termasuk pula dahulu ketika ada kecelakaan mobil listrik, di lereng
Gunung Lawu awal 2013, itu juga dalam rangka kunjungan ke Takeran, pada waktu
itu ada acara.
Terakhir acara PSM , Festival
Kesenian dan Olah Raga se Indonesia pertengahan September 2016, tidak dihadiri
pak DI karena sudah dalam tahanan kota.
Prestasi siswa MI AL HIDAYAH YPSM TULUNGREJO PARE dalam Feskora PSM
Prestasi siswa MI AL HIDAYAH YPSM TULUNGREJO PARE dalam Feskora PSM
Juara I MTQ (paling kanan)
Juara I Sprint 100m (paling kanan)
Juara Harapan II Hifdzil Quran (paling kiri)
Secara pribadi, salut dengan
pilihan jalan hidup DI, meski ada pemikiran yang tidak sepenuhnya sepakat. Terlepas
dari itu, jika melihat perjalanan hidup DI dalam film Sepatu Dahlan, memang
penuh liku. Melalui masa kecil dengan perjuangan. Maka tidak heran, secara
profil beliau terlihat sederhana. Sumbangsih untuk YPI PSM pusat dan beberapa
sekolah juga tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun memang tidak semua sekolah
di bawah PSM mendapat fasilitas.
Berbeda dengan sekolah Islam yang
berada di bawah naungan Ma’arif yang khas punya NU, atau sekolah Muhammadiyah,
PSM bisa dibilang yayasan Islam netral. Pengurus dan pengajarnya dari berbagai
ormas, dari berbagai latar belakang pemikiran Islam, dari berbagai gerakan
Islam. Kelebihannya tidak ada “ashobiyah”, kekurangannya pernah mendengar kabar burung ada yang tidak mau
menyekolahkan anaknya di YPSM, katanya gak jelas ikut madzab apa, tidak diajari
cara mendoakan orang tua yang sudah meninggal. Memang menjadi kekurangan karena
masih rendahnya taraf berpikir umat, kebiasaan menjadi taqlid amm. Dianggap aneh
ketika guru mempersilakan siswa menggunakan bacaan salat yang tidak sama dengan
buku. Belum dewasa menghadapi ikhtilaf
dalam masalah furu’.
Kembali tentang tuntutan 2 tahun
untuk Pak DI. Jika mempertimbangkan track record beliau memberikan potensi
terbaik untuk negeri ini, terlihat sangat tidak adil, terkesan mencari-cari
masalah agar bisa dikasuskan. Apalagi ketika berseberangan dengan penguasa atau
anteknya, akan mudah dibuang begitu saja (hampir mirip dengan kondisi
perpolitikan di Kediri yang masih dikuasai Dinasti bertahan).
Memang itulah prinsip politik
dalam ideology kapitalisme, tidak ada kawan dan lawan abadi, yang ada adalah
kepentingan bersama. Selama masih mempunyai kepentingan bersama akan
bersimbiosis mutualisme. Maka tak heran, politikusnya pun sering menjilat ludah
sendiri, plin-plan, isuk dele sore tempe, jilat sana-sini. Ini wajar, karena
memang yang menajdi landasan dalam ideology kapitalisme adalah sekularisme
alias fashluddin anil hayah alias memisahkan agama dari kehidupan. Tak peduli
halal haram, asalkan mendapat kemanfaatan akan dilakukan, aturan agama dianggap
sebagai hambatan. Dan jika ada yang alergi politik karena melihat fakta politik
di negeri ini sangat wajar.
Islam berbeda dengan itu. Politik dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyâsah, artinya: mengurusi urusan, melarang, memerintah (Kamus al-Muhîth, dalam kata kunci sâsa). Nabi saw. menggunakan istilah politik (siyâsah) dalam salah satu hadisnya:
«كَانَتْ
بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ اْلأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ
نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ»
Bani Israil itu
diurusi urusannya oleh para nabi (tasûsu hum al-anbiyâ’). Ketika seorang nabi
wafat, nabi yang lain datang menggantinya. Tidak ada nabi setelahku, namun akan
ada banyak khalifah. (HR Muslim).
Jadi, politik artinya adalah mengurusi urusan
umat. Berkecimpung dalam dunia politik berarti memperhatikan
kondisi kaum Muslim dengan cara menghilangkan kezaliman penguasa dan
melenyapkan kejahatan kaum kafir atas mereka. Politik Islam berarti mengurusi
urusan masyarakat melalui kekuasaan, melarang dan memerintah, dengan landasan
hukum/syariah Islam (MR Kurnia; Al-Jamaah, Tafarruq dan Ikhtilaf, hlm. 33-38).
Islam: Gerakan Keagamaan dan Politik
Sebagai gerakan keagamaan, Islam sudah disepakati oleh semua kalangan.
Artinya, Islam merupakan ajaran ritual, spiritual dan moral. Islam mengandung
ajaran ritual seperti shalat, zikir, puasa, dll. Islam juga mengajarkan
spiritualitas dan moral seperti sabar, tawaduk, istiqamah, berpegang pada
kebenaran, amanah, dll.
Siapapun yang menelaah sirah Nabi saw., baik yang ada dalam as-Sunnah
maupun al-Quran akan menyimpulkan, bahwa dakwah yang dilakukan oleh Beliau dan
para Sahabat, selain bersifat ritual, spiritual dan moral, juga merupakan
dakwah yang bersifat politik.
Lengkapnya bisa dibaca di Gerakan Politik Rasulullah saw
Salam Kenal dari baitulkhitankediri.com, kami melayani Khitan Kota Kediri di dan Juga Kediri Kabupaten (Pare, Ngadiluwih, dan sekitarnya),
ReplyDelete