Monday 24 April 2017

Komentar Singkat Untuk DI : Akhirnya Tuntutan 2 Tahun


19 April 2017
Ikut sebentar acara pertemuan keluarga besar pengurus YPSM Kabupaten Kediri, tempat di salah satu pengurus yang tinggal di Pare. Jadi dikit-dikit ikut sok sibuk.
Sambutan salah satu pengurus : bla… bla..bla… Salah satunya menceritakan kabar terbaru tentang perkembangan kasus Pak Dahlan Iskan. Pak Dahlan Iskan salah satu dewan penasehat pusat YPI PSM yang berpusat di Takeran. Awal Pak DI menjadi tahanan kemudian juga beralih menjadi tahanan kota, waktu itu memang sempat ada pernyataan tidak resmi dari pengurus PSM akan memberikan dukungan kepada Pak DI.
Menutup sambutan, memimpin doa untuk Pak Dahlan semoga keputusan pengadilan seadil-adilnya.

Dan ternyata, dituntut 2 tahun.
Tidak berselang  lama dari tuntuan jpu utk Ahok yang 1 tahun dengan 2 tahun percobaan.

Dahlan Iskan, bukan orang yang asing untuk sekolah/madrasah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Pesantren Sabilil Muttaqin ( dulu Yayasan Pesantren Sabilil Muttaqin/YPSM). Setiap ada kunjungan ke Kediri biasanya ada pemberitahuan dan undangan untuk menghadiri forum bersama, namun sampai saat ini belum pernah ikut, selalu bersamaan dengan agenda lain.

Hampir setiap HUT YPSM, DI datang ke Takeran, termasuk pula dahulu ketika ada kecelakaan mobil listrik, di lereng Gunung Lawu awal 2013, itu juga dalam rangka kunjungan ke Takeran, pada waktu itu ada acara.

Terakhir acara PSM , Festival Kesenian dan Olah Raga se Indonesia pertengahan September 2016, tidak dihadiri pak DI karena sudah dalam tahanan kota.

Prestasi siswa MI AL HIDAYAH YPSM TULUNGREJO PARE dalam Feskora PSM


 Juara I MTQ (paling kanan)

Juara I Sprint 100m (paling kanan)

Juara Harapan II Hifdzil Quran  (paling kiri)

Secara pribadi, salut dengan pilihan jalan hidup DI, meski ada pemikiran yang tidak sepenuhnya sepakat. Terlepas dari itu, jika melihat perjalanan hidup DI dalam film Sepatu Dahlan, memang penuh liku. Melalui masa kecil dengan perjuangan. Maka tidak heran, secara profil beliau terlihat sederhana. Sumbangsih untuk YPI PSM pusat dan beberapa sekolah juga tidak perlu dipertanyakan lagi. Namun memang tidak semua sekolah di bawah PSM mendapat fasilitas.

Berbeda dengan sekolah Islam yang berada di bawah naungan Ma’arif yang khas punya NU, atau sekolah Muhammadiyah, PSM bisa dibilang yayasan Islam netral. Pengurus dan pengajarnya dari berbagai ormas, dari berbagai latar belakang pemikiran Islam, dari berbagai gerakan Islam. Kelebihannya tidak ada “ashobiyah”, kekurangannya pernah  mendengar kabar burung ada yang tidak mau menyekolahkan anaknya di YPSM, katanya gak jelas ikut madzab apa, tidak diajari cara mendoakan orang tua yang sudah meninggal. Memang menjadi kekurangan karena masih rendahnya taraf berpikir umat, kebiasaan menjadi taqlid amm. Dianggap aneh ketika guru mempersilakan siswa menggunakan bacaan salat yang tidak sama dengan buku.  Belum dewasa menghadapi ikhtilaf dalam masalah furu’.

Kembali tentang tuntutan 2 tahun untuk Pak DI. Jika mempertimbangkan track record beliau memberikan potensi terbaik untuk negeri ini, terlihat sangat tidak adil, terkesan mencari-cari masalah agar bisa dikasuskan. Apalagi ketika berseberangan dengan penguasa atau anteknya, akan mudah dibuang begitu saja (hampir mirip dengan kondisi perpolitikan di Kediri yang masih dikuasai Dinasti bertahan).

Memang itulah prinsip politik dalam ideology kapitalisme, tidak ada kawan dan lawan abadi, yang ada adalah kepentingan bersama. Selama masih mempunyai kepentingan bersama akan bersimbiosis mutualisme. Maka tak heran, politikusnya pun sering menjilat ludah sendiri, plin-plan, isuk dele sore tempe, jilat sana-sini. Ini wajar, karena memang yang menajdi landasan dalam ideology kapitalisme adalah sekularisme alias fashluddin anil hayah alias memisahkan agama dari kehidupan. Tak peduli halal haram, asalkan mendapat kemanfaatan akan dilakukan, aturan agama dianggap sebagai hambatan. Dan jika ada yang alergi politik karena melihat fakta politik di negeri ini sangat wajar.

Islam berbeda dengan itu. Politik dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyâsah, artinya: mengurusi urusan, melarang, memerintah (Kamus al-Muhîth, dalam kata kunci sâsa). Nabi saw. menggunakan istilah politik (siyâsah) dalam salah satu hadisnya:
«كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ اْلأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ»
Bani Israil itu diurusi urusannya oleh para nabi (tasûsu hum al-anbiyâ’). Ketika seorang nabi wafat, nabi yang lain datang menggantinya. Tidak ada nabi setelahku, namun akan ada banyak khalifah. (HR Muslim).
Jadi, politik artinya adalah mengurusi urusan umat. Berkecimpung dalam dunia politik berarti memperhatikan kondisi kaum Muslim dengan cara menghilangkan kezaliman penguasa dan melenyapkan kejahatan kaum kafir atas mereka. Politik Islam berarti mengurusi urusan masyarakat melalui kekuasaan, melarang dan memerintah, dengan landasan hukum/syariah Islam (MR Kurnia; Al-Jamaah, Tafarruq dan Ikhtilaf, hlm. 33-38).

Islam: Gerakan Keagamaan dan Politik
Sebagai gerakan keagamaan, Islam sudah disepakati oleh semua kalangan. Artinya, Islam merupakan ajaran ritual, spiritual dan moral. Islam mengandung ajaran ritual seperti shalat, zikir, puasa, dll. Islam juga mengajarkan spiritualitas dan moral seperti sabar, tawaduk, istiqamah, berpegang pada kebenaran, amanah, dll.
Siapapun yang menelaah sirah Nabi saw., baik yang ada dalam as-Sunnah maupun al-Quran akan menyimpulkan, bahwa dakwah yang dilakukan oleh Beliau dan para Sahabat, selain bersifat ritual, spiritual dan moral, juga merupakan dakwah yang bersifat politik.

Lengkapnya bisa dibaca di Gerakan Politik Rasulullah saw




1 comment:

  1. Salam Kenal dari baitulkhitankediri.com, kami melayani Khitan Kota Kediri di dan Juga Kediri Kabupaten (Pare, Ngadiluwih, dan sekitarnya),

    ReplyDelete