Dan janganlah kamu membunuh dirimu ( An nisa 29)
Padahal
sebagai umat beragama, keyakinan adanya kehidupan akhirat seharusnya menjadi
pengingat, hidup di dunia hanyalah sementara. Akan ada kehidupan akhirat yang
abadi, semua hal akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Tipisnya
iman menjadi salah satu pemicu tingginya kasus bunuh diri. Hal ini sangat wajar
terjadi ketika aturan kehidupan ini
terpisah dengan aturan agama, atau dengan kata lain sekularisme menjadi gaya
hidup masyarakat. Di satu sisi iman manusia semakin tergerus, di sisi lain
permasalahan hidup yang muncul dari buruknya pengurusan urusan rakyat juga
menjadi pemicu semakin tertetekannya masyarakat. Dengan semakin liberalnya
kebijakan penguasa, masyarakat dituntut untuk bersaing dalam mepertahankan
hidupnya. Sikap individualisme membuat beban tiap orang semakin berat.
Oleh karena
itu, upaya untuk menguatkan keimanan mutlak dibutuhkan. Selain itu perubahan
sistem tata kelola Negara juga sangat diperlukan. Prinsip reinventing government
atau pemerintahan wirausaha mendudukkan pemerintah sebagai pihak regulator
semata, fungsi pelayanan dan pengurusan urasan rakyat semakin kecil. Akibatnya
Negara semakin berlepas tangan dan rakyat semakin terbebani. Paradigm
pengelolaan Negara seperti ini harus dibuang jauh-jauh. Mengelola Negara demi
kemaslahatan rakyat harusnya menjadi pijakan, dengan begitu rakyat juga akan
tenang serta tentram, tak sedikit pun tersbersit keinginan untuk bunuh diri.
Nur Aini –
Guru
Pare Kediri
Jawa Timur
No comments:
Post a Comment