Monday 28 March 2016

Tidak Hanya Aku Melihat dan Aku Mendengar, Jangan Terlewatkan : Aku Mikir


Dulu waktu masih di Surabaya, sudah biasa mendengar isu seputar soto di kantin Pusat  ITS. Yang dicampur daging kucing lah, daging tikus lah, sampe katanya ada “CD” nya lah. Ah… ternyata itu tidak berpengaruh bagi saya. Tetep aja seneng soto kantin, apalagi ada yang nraktir tambah seneng banget.

Tapi ada dua jenis makanan yang awalnya suka banget tetapi ketika melihat dengan mata kepala sendiri jadi berbalik 180  derajat, blas gak gelem, jijik. Kangkung dan iwak pe asap. Gara-garanya lihat air yang digunakan mengairi kangkung di sekitaran kampus. Dan melihat dengan mata kepala sendiri lingkungan tempat manggang ikan di Kenjeran. Meski diberi gratisan, kalo itu di Surabaya, ogah. Dan sepertinya ini masih bertahan sampai sekarang, meski sekitaran ITS jadi bersih dan Kenjeran jadi cantik apalagi ada jembatan Suramadu. Bayangan itu masih ada.

Untuk masalah makanan, meski ada cerita mengerikan dan bombastis bagi saya tidak terlalu berpengaruh, lapar ya makan, selama dhahirnya halal dan thayyib ya makan saja.

Tapi ada juga yang baru dengar isu saja sudah ga mau, gak kolu. Ada juga yang suasana tidak mendukung nafsu makan jadi turun. Baru dengar saja sudah hilang nafsu makan, apalagi kalo lihat, mungkin ga makan berhari-hari.  Rugi kalo seperti ini, lapar ya makan.
(Heran dengan yang asal share ttg bakso tikus, kangkung berlintah, rokok mengandung babi. Memang bs jd membuat orang menjauhi, tp harusnya mikir lg. Bakso tikus, tikusnya butuh berapa ekor nangkepnya dmn. Perusahaan rokok di indonesia tdk mungkin ambil resiko pake babi dlm slh satu bahannya, pasti tdk laku, bagaimanapun jg mayoritas penduduk negeri ini muslim dan perokoknya juga berpeluang besar banyak muslimnya.  Lintah hidup di tumis kangkung terlalu aneh, hebat nian si lintah). 

Mendengar dan melihat, dua aktivitas yang sangat berpengaruh pada sikap yang akan diambil. Maka dua aktivitas ini sering disebut beriringan di dalam Alquran. Namun yang disebut lebih awal daripada melihat dan mendengar (mata dan telinga) adalah qalbu bermakna akal. Jadi mikir itu tidak boleh diabaikan. Ga asal main ambil kesimpulan dan tindakan. Apalagi terkait informasi yang belum tentu benar tidaknya. Teliti terlebih dahulu, cari pembandingnya, layakkah dijadikan rujukan, layakkah dibagikan kepada orang lain. Di dunia maya jangan terjebak info hoax, di dunia nyata jangan mencukupkan dengan “ katanya , katanya”.

Al-Baqarah
خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat
Al A'raaf
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

179. Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami dan mereka mempunyai mata tidak dipergunakannya untuk melihat , dan mereka mempunyai telinga tidak dipergunakannya untuk mendengar . Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Tetap kembali ke  tema utama : Syariah dan Khilafah Mewujudkan Islam Rahmatan Lil’alamin.
Saya percaya, dengan syariah yang diterapkan dalam system khilafah umat manusia bisa hidup lebih baik lagi.

Merasakan berdarah-darahnya khilafah saja tidak, menyaksikan dengan mata kepala sendiri juga tidak, bagaimana bisa percaya begitu saja dengan cap-cap negative seputar khilafah. Berpikir  sebelum menuduh khilafah itu sebagai bentuk system pemerintahan yang tak layak diterapkan.

Memang pernah mendengar dan membaca buruknya penerapan Islam meski systemnya khilafah dalam sebagian masa kekhilafahan, tapi ini bisa disikapi dengan tepat ketika mencari tahu bagaimana khilafah yang syar’i yang diperintahkan Allah dan Rasulullah saw. Mikir dan ngaji, bagaimana seharusnya khilafah tegak. Biar tidak asal menelan mentah-mentah informasi negatif seputar khilafah. Berpikirlah dengan informasi yang kita terima.

Mendengarkan ketika diajak ngaji, berdiskusi tentang khilafah.
Gunakan akal untuk berpikir, mencari informasi yang sahih.

Bagaimana pun juga ide khilafah semakin menggema, telinga pasti sudah mendengar, mata pasti sudah melihat upaya pengopinian penegakkan khilafah, maka pikirkanlah, mendukung, turut berjuang,  diam saja atau malah menolak.



Pare, 28 Maret 2016

No comments:

Post a Comment