Dulu waktu
masih di Surabaya, sudah biasa mendengar isu seputar soto di kantin Pusat ITS. Yang dicampur daging kucing lah, daging
tikus lah, sampe katanya ada “CD” nya lah. Ah… ternyata itu tidak berpengaruh
bagi saya. Tetep aja seneng soto kantin, apalagi ada yang nraktir tambah seneng
banget.
Tapi ada dua
jenis makanan yang awalnya suka banget tetapi ketika melihat dengan mata kepala
sendiri jadi berbalik 180 derajat, blas
gak gelem, jijik. Kangkung dan iwak pe asap. Gara-garanya lihat air yang
digunakan mengairi kangkung di sekitaran kampus. Dan melihat dengan mata kepala
sendiri lingkungan tempat manggang ikan di Kenjeran. Meski diberi gratisan,
kalo itu di Surabaya, ogah. Dan sepertinya ini masih bertahan sampai sekarang,
meski sekitaran ITS jadi bersih dan Kenjeran jadi cantik apalagi ada jembatan
Suramadu. Bayangan itu masih ada.
Untuk masalah
makanan, meski ada cerita mengerikan dan bombastis bagi saya tidak terlalu berpengaruh,
lapar ya makan, selama dhahirnya halal dan thayyib ya makan saja.
Tapi ada juga
yang baru dengar isu saja sudah ga mau, gak kolu. Ada juga yang suasana tidak
mendukung nafsu makan jadi turun. Baru dengar saja sudah hilang nafsu makan,
apalagi kalo lihat, mungkin ga makan berhari-hari. Rugi kalo seperti ini, lapar ya makan.
(Heran dengan yang asal share ttg bakso tikus, kangkung berlintah, rokok mengandung babi. Memang bs jd membuat orang menjauhi, tp harusnya mikir lg. Bakso tikus, tikusnya butuh berapa ekor nangkepnya dmn. Perusahaan rokok di indonesia tdk mungkin ambil resiko pake babi dlm slh satu bahannya, pasti tdk laku, bagaimanapun jg mayoritas penduduk negeri ini muslim dan perokoknya juga berpeluang besar banyak muslimnya. Lintah hidup di tumis kangkung terlalu aneh, hebat nian si lintah).
(Heran dengan yang asal share ttg bakso tikus, kangkung berlintah, rokok mengandung babi. Memang bs jd membuat orang menjauhi, tp harusnya mikir lg. Bakso tikus, tikusnya butuh berapa ekor nangkepnya dmn. Perusahaan rokok di indonesia tdk mungkin ambil resiko pake babi dlm slh satu bahannya, pasti tdk laku, bagaimanapun jg mayoritas penduduk negeri ini muslim dan perokoknya juga berpeluang besar banyak muslimnya. Lintah hidup di tumis kangkung terlalu aneh, hebat nian si lintah).
Mendengar dan
melihat, dua aktivitas yang sangat berpengaruh pada sikap yang akan diambil.
Maka dua aktivitas ini sering disebut beriringan di dalam Alquran. Namun yang
disebut lebih awal daripada melihat dan mendengar (mata dan telinga) adalah
qalbu bermakna akal. Jadi mikir itu tidak boleh diabaikan. Ga asal main ambil
kesimpulan dan tindakan. Apalagi terkait informasi yang belum tentu benar
tidaknya. Teliti terlebih dahulu, cari pembandingnya, layakkah dijadikan
rujukan, layakkah dibagikan kepada orang lain. Di dunia maya jangan terjebak
info hoax, di dunia nyata jangan mencukupkan dengan “ katanya , katanya”.
Al-Baqarah
خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ
وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
|
7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan
penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat
|
Al
A'raaf
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ
لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا
وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ
أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
|
179. Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
dan mereka mempunyai mata tidak dipergunakannya untuk melihat , dan mereka
mempunyai telinga tidak dipergunakannya untuk mendengar . Mereka itu sebagai
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang
yang lalai.
|
Tetap
kembali ke tema utama : Syariah dan
Khilafah Mewujudkan Islam Rahmatan Lil’alamin.
Saya
percaya, dengan syariah yang diterapkan dalam system khilafah umat manusia bisa
hidup lebih baik lagi.
Merasakan
berdarah-darahnya khilafah saja tidak, menyaksikan dengan mata kepala sendiri
juga tidak, bagaimana bisa percaya begitu saja dengan cap-cap negative seputar
khilafah. Berpikir sebelum menuduh
khilafah itu sebagai bentuk system pemerintahan yang tak layak diterapkan.
Memang
pernah mendengar dan membaca buruknya penerapan Islam meski systemnya khilafah
dalam sebagian masa kekhilafahan, tapi ini bisa disikapi dengan tepat ketika
mencari tahu bagaimana khilafah yang syar’i yang diperintahkan Allah dan
Rasulullah saw. Mikir dan ngaji, bagaimana seharusnya khilafah tegak. Biar
tidak asal menelan mentah-mentah informasi negatif seputar khilafah. Berpikirlah
dengan informasi yang kita terima.
Mendengarkan
ketika diajak ngaji, berdiskusi tentang khilafah.
Gunakan
akal untuk berpikir, mencari informasi yang sahih.
Bagaimana
pun juga ide khilafah semakin menggema, telinga pasti sudah mendengar, mata
pasti sudah melihat upaya pengopinian penegakkan khilafah, maka pikirkanlah,
mendukung, turut berjuang, diam saja
atau malah menolak.
Pare,
28 Maret 2016
No comments:
Post a Comment