Tuesday 12 May 2015

RPA : Kreatif Membuat Identitas di Tengah Lautan Manusia




Alhamdulillah agenda #RapatdanPawaiAkbar 1436 H Jawa Timur telah terlaksana. Benar-benar sesuai namanya, Rapatnya diikuti puluhan ribu umat Islam, pawainya ramai luar biasa.

Dalam agenda ini pos keberangkatan PMI Pare memberangkatkan sekitar 25 elf minibus. Sudah dua kali agenda kafilah Pare memanfaatkan minibus. Lebih mudah mencari persewaannya daripada bus. Dan ternyata daerah lain yang pake minibus juga banyak sekali, dan bentuk minibusnya hampir sama semua, jadilah pusing tujuh keliling mencari mana minibus kafilah Pare. Padahal semua sudah ada identitasnya, tapi tidak terlihat dari kejauhan. Lain kali harus lebih kreatif, jika harus menggunakan kendaraan pasaran buat identitas tampil beda biar lebih mudah mengenali. Untuk daerah yang ada PO lebih mudah, seperti Tulungagung, mereka naik bus Harapan, jadi jelas terlihat besar dan berderet –deret. Karena PO satu daerah lebih mudah mengenalinya dan punya warna bus yang khas, orang daerah tersebut cenderung familiar dengan bus PO tersebut, kafilah Malang, Ngawi, Jember, Pasuruan juga begitu. Meski tidak punya PO besar daerah-daerah tersebut adalah daerah tujuan wisata yang punya agen bus pariwisata banyak.

Rapat akbar, diselenggarakan di Kenjeran Park. Diikuti pulihan ribu umat Islam dari penjuru Jawa Timur. Suasana pantai dan Surabaya yang terkenal panas memanaskan semangat peserta. Mendengarkan semua orator. Duduk bersimpuh di bawah terik matahari. Tiga tema utama disampaikan. Bersama Umat Tegakkan Khilafah, Indonesia Terancam Neoliberalisme dan Neoimperialisme, Syariah dan Khilafah untuk Rahmatan Lil’alamin. Materi pertama mengingatkan kepada semua umat Islam tentang kewajiban melaksanakan hokum Allah, kewajiban membaiat Khalifah, kewajiban menegakkan khilafah. Materi kedua menyampaikan fakta bahwa negeri ini dalam cengkeraman liberalism, Indonesia selangkah lagi menjadi corporate state, fungsi mengurusi umat tergerus dengan target ekonomi Negara. Semua dikelola ibarat perusahaan swasta. Penjajahan gaya baru juga semakin nyata. Tidak menjajah secara fisik tetapi menjajah melalui aturan legal.   UU Migas, Penanaman Modal, Kelistrikan, SDA, Perbankan dan lain-lain adalah UU yang disahkan DPR sebagai wakil rakyat, tapi bukan UU yang memihak pada rakyat tapi UU yang menguntungkan swasta-asing. Dan hasilnya, mayoritas rakyat sengsara. Materi ketiga mengajak seluruh umat mengembalikan kejayaan umat Islam yang pernah menaungi 2/3 belahan bumi. Menjadikan Islam sebagai rahmat untuk seluruh alam. Sebuah perjuangan yang sulit tapi pasti terwujud, karena tegaknya khilafah adalah janji Allah. Seperti terwujudnya penaklukan Konstantinopel, yang sudah dikabarkan Rasulullah namun baru terealisasi 700 tahun sejak sabda Nabi melalui pasukan Muhammad Al Fatih. Jadi perjuangan menegakkan khilafah pasti akan berhasil. Rapat akbar pun ditutup dengan doa.

Suasana semakin ramai, puluhan ribu peserta menunggu keberangkatan untuk pawai akbar sambil menuju tempat parkir kendaraan. Begitu pula dengan kafilah Kediri-Pare, dengan semangat berjalan bersama peserta lain. Semakin lama semakin jauh meninggalkan KenPark. Satu per satu kafilah menemukan kendaraan masing-masing. Yang belum menemukan terus berjalan, tapi lama-lama kok bingung juga. Gak ketemu-ketemu.
Memang bukan pertama kali ke kenjeran, tapi belum menguasai daerah tersebut, banyak peserta yang kelelahan dan gelisah karena tak tahu kendaraan parker dimana. Beberapa peserta menghentikan langkah, terpisah dari rombongan. Memang tidak masalah karena di belakang masing ada mobil medis yang siap menyapu bersih peserta. Namun tetap saja merasa bingung harus bagaimana. Dan ternyata oh ternyata… ada masalah teknis. Kendaraan ada yang parkir di tempat yang tidak sesuai rencana, saking banyaknya kendaraan, apalagi peserta dalam kota,  sepertinya angkot satu terminal disewa semua. Namanya juga rapat dan pawai AKBAR, pesertanya pun jumlahnya besar. Kendaraan sulit menuju tempat yang telah ditentuka. Pawai akbar plus pawai muter-muter mencari elf. Alhamdulillah, meski ada kendala toh akhirnya bisa kembali ke Pare.

Sungguh acara yang menguras tenaga dan pikiran. Melatih agar siap menghadapi semua kemungkinan

Di KenPark duduk di bawah panasnya matahari mendengarkan orasi latihan wukuf di Arofah
Bolak-balik melewati rute yang sama sambil lari-lari mengejar peserta yang terpisah latihan sa’i shofa dan marwah
Muter-muter keliling mencari kafilah dan tempat parker latihan tawaf di baitullah
Meski tenaga terkuras insya Allah perjuangan ini tak mengenal kata lelah
(mekso rimanya biar –ah semua :) )

Pare, 12 Mei 2015

No comments:

Post a Comment