Saturday 17 August 2019

Takut HTI atau Islam ?


Sekali lagi menemui penolakan kajian dengan tuduhan yang tidak kreatif, dari dulu itu-itu saja, terlihat sekali gagal move on, kurang kerjaan atau hanya sekadar numpang tenar. Tanpa bukti menuduh pengisi kajian adalah eks HTI, menyampaikan ajaran yang meresahkan masyarakat, bertentangan dengan karakter masyarakat yang agamis, aliran sesat, Anti Pancasila, mengganti UUD 1945, menyampaikan ideology khilafah. Benar-benar tuduhan yang berat pertanggungjawabannya, tak hanya di dunia, juga di akhirat kelak.

Eks HTI, bagaimana membuktikannya? Hanya ikut euphoria yang mengenakan atribut kalimat tauhid, yang mengajak mengembalikan segala sesuatu pada timbangan syariah langsung auto HTI? Dangkal sekali mikirnya. Kalimat tauhid adalah identitas umat Islam, bukan HTI. Menerapkan syariah juga kewajiban semua muslim bukan hanya kewajiban HTI. Jadi sebenarnya yang ditolak itu HTI nya atau Islam?

Menyampaikan ajaran yang meresahkan masyarakat. Masyarakat yang mana, berapa banyak, apa buktinya? Jangan-jangan main asumsi saja. Harusnya dibuktikan dengan pengumpulan tanda tangan orang-orang yang menolak, dan isi penolakannya jelas juga tidak asal tanda-tangan. Misal menolak HTI, menolak bendera tauhid, menolak kajian Islam, menolak materi yang disampaikan (sebutkan dengan jelas juga, misal menolak contain materi kajian hijrah meneladani Rasulullah), menolak penerapan islam kaffah, ajarannya tidak sesuai dengan pemahaman kami dsb. Biar jelas, sebenarnya menolak HTI atau penerapan syariah?

Bertentangan dengan karakter masyarakat yang agamis. Ini juga butuh bukti dan data tidak asal tuduh. Benarkah masyarakat sekitar agamis? Jujur pernah mengetahui sebuah daerah yang menolak masjid digunakan kajian padahal jelas masyarakat sekitar jarang ke masjid, terkenal sebagai masyarakat abangan. Agamis dari Hongkong? Main klaim saja. Jadi yang ditolak HTI atau ajaran agama yang sebenarnya?

Aliran sesat. Wah ini tuduhan serius sekali. Harus membawa salinan putusan pengadilan atau setidaknya fatwa MUI, jangan main tuduh. Atau jangan-jangan semua yang tak sesuai keinginan para persecutor dianggap sesat. Lha katanya harus menghargai perbedaan, menjunjung tinggi  kebebasan berpendapat, harus toleran, ini kok malah intoleran, semua yang tak sepakat harus ditolak. Ini mau menolak HTI atau karena kepentingannya terusik?

Anti Pancasila. Tambah parah saja tuduhannya, tambah ngawur. Memangnya kajian Islam bertentangan dengan Pancasila? Sila berapa? Memangnya sekadar teriak saya Pancasila, Saya Indonesia tapi tertangkap KPK tidak anti Pancasila? Dan terus saja menyematkan anti Pancasila pada HTI. Sejak kapan HTI ateis, dari sisi mana HTI tidak berperikemanusiaan, kurang apa HTI mengingatkan persatuan, sejak kapan HTI melakukan tindakan kekerasan dengan mengenyampingkan musyawarah, sejak kapan HTI menyerukan keadilan tidak bagi seluruh rakyat Indonesia? Emang PKI atau anak PKI yang bangga jadi keturunan PKI? Emang HTI membantai, membunuh sana-sini? Emang HTI OPM , RMS atau pencetus lepasnya Timor-timur? Emang HTI sukanya membuli, mempersekusi dan membubarkan pengajian tanpa sedikitpun menyampaikan argument? Emang HTI yang menjual SDA kepada asing, yang ngundang TKA, yang impor semua hal?
Jadi ini menolak HTI atau membela kepentingan penguasa oportunis yang legitimasinya rendah di mata rakyatnya?

Mengganti UUD 1945. Sejak kapan UUD 1945 bisa diamandemen ormas? Terlihat serampangan tanpa ilmu. Memangnya UUD 1945 dari awal sampai sekarang sama sekali tidak berubah,  kok alergi sekali dengan perubahan. Ini sebenarnya menolak HTI atau takut posisi dalam kekuasaan, posisi di hadapan para penyandang dana terancam?

Menyampaikan ideology khilafah. Jelas ini perlu belajar lagi. Khilafah kok ideology, khilafah itu ajaran Islam, warisan Rasulullah. Kemarin Ramadhan terawih paham nggak sih ucapan bilal yang terus menyebut para khalifah pemimpin khilafah? Jadi ini menolak HTI atau menolak ajaran Islam?

Maka, jujur saja. Sebenarnya takut HTI, takut penerapan Islam kaffah, takut aliran dana terhenti, takut kepentingannya terusik. Itu kan yang ditakutkan? HTI sekadar alasan saja.

HTI hanyalah jamaah dakwah yang memilih aktivitas politik, berdakwah karena kewajiban yang telah jelas disebutkan dalam Alquran dan Hadits. HTI hanya menyampaikan ajaran Islam. Dan berdakwah-menyampaikan ajaran Islam itu bukan hanya kewajiban HTI, maka ketika ada muslim yang juga menyampaikan dakwah dan ajaran Islam sebagaimana yang disampaikan HTI ya memang sudah seharusnya bukan malah dituduh auto HTI.

Terakhir, ketika menghadapi orang-orang sesama muslim yang menolak kajian Islam, tidak boleh dengan emosi, tidak boleh langsung panas. Jangan mudah diadu domba. Kedepankan ukhuwah, dahulukan menyampaian argument dengan santun dan logis, berikan senyuman manis. Tak perlu terbawa narasi jahat orang-orang yang sengaja membenturkan umat Islam, sengaja menyibukkan umat Islam dengan perpecahan. 




Pare, 17 Agustus 2019


No comments:

Post a Comment