Sekali lagi menemui penolakan kajian dengan tuduhan yang
tidak kreatif, dari dulu itu-itu saja, terlihat sekali gagal move on, kurang
kerjaan atau hanya sekadar numpang tenar. Tanpa bukti menuduh pengisi kajian
adalah eks HTI, menyampaikan ajaran yang meresahkan masyarakat, bertentangan
dengan karakter masyarakat yang agamis, aliran sesat, Anti Pancasila, mengganti
UUD 1945, menyampaikan ideology khilafah. Benar-benar tuduhan yang berat
pertanggungjawabannya, tak hanya di dunia, juga di akhirat kelak.
Eks HTI, bagaimana membuktikannya? Hanya ikut euphoria yang
mengenakan atribut kalimat tauhid, yang mengajak mengembalikan segala sesuatu
pada timbangan syariah langsung auto HTI? Dangkal sekali mikirnya. Kalimat
tauhid adalah identitas umat Islam, bukan HTI. Menerapkan syariah juga
kewajiban semua muslim bukan hanya kewajiban HTI. Jadi sebenarnya yang ditolak
itu HTI nya atau Islam?
Menyampaikan ajaran yang meresahkan masyarakat. Masyarakat
yang mana, berapa banyak, apa buktinya? Jangan-jangan main asumsi saja.
Harusnya dibuktikan dengan pengumpulan tanda tangan orang-orang yang menolak, dan
isi penolakannya jelas juga tidak asal tanda-tangan. Misal menolak HTI, menolak
bendera tauhid, menolak kajian Islam, menolak materi yang disampaikan (sebutkan
dengan jelas juga, misal menolak contain materi kajian hijrah meneladani
Rasulullah), menolak penerapan islam kaffah, ajarannya tidak sesuai dengan
pemahaman kami dsb. Biar jelas, sebenarnya menolak HTI atau penerapan syariah?
Bertentangan dengan karakter masyarakat yang agamis. Ini
juga butuh bukti dan data tidak asal tuduh. Benarkah masyarakat sekitar agamis?
Jujur pernah mengetahui sebuah daerah yang menolak masjid digunakan kajian
padahal jelas masyarakat sekitar jarang ke masjid, terkenal sebagai masyarakat
abangan. Agamis dari Hongkong? Main klaim saja. Jadi yang ditolak HTI atau
ajaran agama yang sebenarnya?
Aliran sesat. Wah ini tuduhan serius sekali. Harus membawa
salinan putusan pengadilan atau setidaknya fatwa MUI, jangan main tuduh. Atau
jangan-jangan semua yang tak sesuai keinginan para persecutor dianggap sesat.
Lha katanya harus menghargai perbedaan, menjunjung tinggi kebebasan berpendapat, harus toleran, ini kok
malah intoleran, semua yang tak sepakat harus ditolak. Ini mau menolak HTI atau
karena kepentingannya terusik?
Anti Pancasila. Tambah parah saja tuduhannya, tambah ngawur.
Memangnya kajian Islam bertentangan dengan Pancasila? Sila berapa? Memangnya
sekadar teriak saya Pancasila, Saya Indonesia tapi tertangkap KPK tidak anti
Pancasila? Dan terus saja menyematkan anti Pancasila pada HTI. Sejak kapan HTI
ateis, dari sisi mana HTI tidak berperikemanusiaan, kurang apa HTI mengingatkan
persatuan, sejak kapan HTI melakukan tindakan kekerasan dengan mengenyampingkan
musyawarah, sejak kapan HTI menyerukan keadilan tidak bagi seluruh rakyat
Indonesia? Emang PKI atau anak PKI yang bangga jadi keturunan PKI? Emang HTI
membantai, membunuh sana-sini? Emang HTI OPM , RMS atau pencetus lepasnya
Timor-timur? Emang HTI sukanya membuli, mempersekusi dan membubarkan pengajian
tanpa sedikitpun menyampaikan argument? Emang HTI yang menjual SDA kepada
asing, yang ngundang TKA, yang impor semua hal?
Jadi ini menolak HTI atau membela kepentingan penguasa
oportunis yang legitimasinya rendah di mata rakyatnya?
Mengganti UUD 1945. Sejak kapan UUD 1945 bisa diamandemen
ormas? Terlihat serampangan tanpa ilmu. Memangnya UUD 1945 dari awal sampai
sekarang sama sekali tidak berubah, kok
alergi sekali dengan perubahan. Ini sebenarnya menolak HTI atau takut posisi
dalam kekuasaan, posisi di hadapan para penyandang dana terancam?
Menyampaikan ideology khilafah. Jelas ini perlu belajar lagi.
Khilafah kok ideology, khilafah itu ajaran Islam, warisan Rasulullah. Kemarin
Ramadhan terawih paham nggak sih ucapan bilal yang terus menyebut para khalifah
pemimpin khilafah? Jadi ini menolak HTI atau menolak ajaran Islam?
Maka, jujur saja. Sebenarnya takut HTI, takut penerapan
Islam kaffah, takut aliran dana terhenti, takut kepentingannya terusik. Itu kan
yang ditakutkan? HTI sekadar alasan saja.
HTI hanyalah jamaah dakwah yang memilih aktivitas politik,
berdakwah karena kewajiban yang telah jelas disebutkan dalam Alquran dan
Hadits. HTI hanya menyampaikan ajaran Islam. Dan berdakwah-menyampaikan ajaran
Islam itu bukan hanya kewajiban HTI, maka ketika ada muslim yang juga
menyampaikan dakwah dan ajaran Islam sebagaimana yang disampaikan HTI ya memang
sudah seharusnya bukan malah dituduh auto HTI.
Terakhir, ketika menghadapi orang-orang sesama muslim yang
menolak kajian Islam, tidak boleh dengan emosi, tidak boleh langsung panas.
Jangan mudah diadu domba. Kedepankan ukhuwah, dahulukan menyampaian argument
dengan santun dan logis, berikan senyuman manis. Tak perlu terbawa narasi jahat orang-orang yang sengaja membenturkan umat Islam, sengaja menyibukkan umat Islam dengan perpecahan.
Pare, 17 Agustus 2019
No comments:
Post a Comment