Thursday 15 August 2019

Don’t Worry, Kami Bukan Tipe Yang Mudah Pindah Ke Lain Hati Apalagi Sekadar Karena Sepiring Nasi


Bendera tauhid terus dipermasalahkan, dikaitkan dengan radikalisme, dikatakan milik ormas terlarang. Jika tidak mengingat bahwa Allah itu Maha Sabar, jika tidak ingat ada kewajiban amar makruf nahi munkar, mungkin rasanya ingin menantang duel saja…eh ga sich, nantang ngerjakan soal olimpiade saja dech. Minimal biar otak terasah, terbiasa mikir.

Sepertinya mereka yang  terus mempermasalahkan itu semua seolah tak punya otak sebagai penyimpan memori, sehingga ketika sudah dijelaskan berungkali tetap saja bebal dan tak bisa mencerap informasi. Sudah dibilang berkali-kali bendera tauhid yang selama ini dikenalkan oleh HTI adalah bendera dan panji Rasulullah, tetap saja ngeyel itu bendera HTI, sudah dibilang  HTI itu aktivitasnya dakwah politik tetap saja dibilang radikal, sudah dijelaskan HTI adalah ormas tanpa BHP saja tidak otomatis jadi ormas terlarang  terus saja menyamakan dengan PKI yang jelas terang benderang terlarang karena ada TAP MPRS yang sifatnya tetap.

Dan terus saja stigma negative disematkan pada ide khilafah dan kepada pejuangnya, padahal nyata yang banyak membuat ulah merugikan rakyat, bangsa dan Negara adalah mereka yang hobinya teriak cinta mati sama NKRI dan menjadi sosok ter Pancasilais.

Namun, dengan serangan yang bertubi-tubi bahkan dengan sanksi dan persekusi yang dialami, apakah perjuangan menegakkan khilafah akan berhenti? Jelas TIDAK.

Para pejuang khilafah sudah berkomitmen untuk istiqamah di jalan dakwah, langkahnya tidak akan goyah hanya karena tawaran materi. Meski terus dibuli, langkah menebar kebaikan secara personal maupun bersama jamaah dakwah akan terus dilakukan. Perjuangan menegakkan khilafah bukanlah perjuangan yang remeh-temeh, bukan perjuangan yang pantas untuk diulur, dikendorkan apalagi dihentikan. Ada janji dari Allah yang sudah menghunjam ke hati, ada kewajiban dari Allah yang telah terpatri dalam jiwa, perjuangan menegakkan khilafah hanya akan berhenti ketika nafas sudah tidak di kandung badan. Dan jika ajal telah menjemput namun khilafah belum tegak juga, ada pahala jariyah yang akan terus mengalir, maka taka da yang sia-sia dengan perjuangan menegakkan khilafah.

Jangan khawatir, para pejuang khilafah tidak akan mudah berpindah ke lain hati hanya karena persekusi. Dan jika ada yang tergoda dunia, mungkin karena lemahnya hati mereka, membuat akhirat tak lagi menjadi visi hidup.
Dan alhamdulillah, dalam silsilah terlahir dari keturunan yang semoga terjaga dari label pengkhianat bangsa apalagi pengkhianat agama. Bukan terlahir dari para pendahulu yang mudah berpindah ke lain hati hanya karena urusan duniawi. Dan jika tersemat gelar radikal, ekstrimis dan fundamentalis tidak masalah jika selama itu keluar dari mulut para penjajah dan komprador.

Dan kami akan terus berjuang demi melanjutkan  kehidupan Islam dengan menerapkan Islam kaffah dalam naungan khilafah. Kami yakin, orang tua, kakek-nenek, buyut kami yang dahulu juga mencurahkan segala usaha untuk mengusir penjajah, yang berusaha sekuat tenaga meninggikan kalimat Allah pasti akan bangga dengan perjuangan ini. Dan yang terpenting, kelak di akhirat semoga kami dikumpulkan dengan para nabi dan sahabat, serta orang-orang saleh, orang-orang yang berpegang teguh pada Alquran dan Assunah, orang yang mengajak untuk berhukum hanya dengan hukum Allah. Aamiin.

Pare, 15 Agustus 2019

No comments:

Post a Comment