Bendera tauhid terus
dipermasalahkan, dikaitkan dengan radikalisme, dikatakan milik ormas terlarang.
Jika tidak mengingat bahwa Allah itu Maha Sabar, jika tidak ingat ada kewajiban
amar makruf nahi munkar, mungkin rasanya ingin menantang duel saja…eh ga sich,
nantang ngerjakan soal olimpiade saja dech. Minimal biar otak terasah, terbiasa
mikir.
Sepertinya mereka yang terus mempermasalahkan itu semua seolah tak
punya otak sebagai penyimpan memori, sehingga ketika sudah dijelaskan
berungkali tetap saja bebal dan tak bisa mencerap informasi. Sudah dibilang
berkali-kali bendera tauhid yang selama ini dikenalkan oleh HTI adalah bendera
dan panji Rasulullah, tetap saja ngeyel itu bendera HTI, sudah dibilang HTI itu aktivitasnya dakwah politik tetap
saja dibilang radikal, sudah dijelaskan HTI adalah ormas tanpa BHP saja tidak
otomatis jadi ormas terlarang terus saja
menyamakan dengan PKI yang jelas terang benderang terlarang karena ada TAP MPRS
yang sifatnya tetap.
Dan terus saja stigma negative
disematkan pada ide khilafah dan kepada pejuangnya, padahal nyata yang banyak
membuat ulah merugikan rakyat, bangsa dan Negara adalah mereka yang hobinya
teriak cinta mati sama NKRI dan menjadi sosok ter Pancasilais.
Namun, dengan serangan yang
bertubi-tubi bahkan dengan sanksi dan persekusi yang dialami, apakah perjuangan
menegakkan khilafah akan berhenti? Jelas TIDAK.
Para pejuang khilafah sudah
berkomitmen untuk istiqamah di jalan dakwah, langkahnya tidak akan goyah hanya
karena tawaran materi. Meski terus dibuli, langkah menebar kebaikan secara
personal maupun bersama jamaah dakwah akan terus dilakukan. Perjuangan
menegakkan khilafah bukanlah perjuangan yang remeh-temeh, bukan perjuangan yang
pantas untuk diulur, dikendorkan apalagi dihentikan. Ada janji dari Allah yang
sudah menghunjam ke hati, ada kewajiban dari Allah yang telah terpatri dalam
jiwa, perjuangan menegakkan khilafah hanya akan berhenti ketika nafas sudah
tidak di kandung badan. Dan jika ajal telah menjemput namun khilafah belum
tegak juga, ada pahala jariyah yang akan terus mengalir, maka taka da yang
sia-sia dengan perjuangan menegakkan khilafah.
Jangan khawatir, para pejuang
khilafah tidak akan mudah berpindah ke lain hati hanya karena persekusi. Dan
jika ada yang tergoda dunia, mungkin karena lemahnya hati mereka, membuat
akhirat tak lagi menjadi visi hidup.
Dan alhamdulillah, dalam silsilah
terlahir dari keturunan yang semoga terjaga dari label pengkhianat bangsa
apalagi pengkhianat agama. Bukan terlahir dari para pendahulu yang mudah
berpindah ke lain hati hanya karena urusan duniawi. Dan jika tersemat gelar
radikal, ekstrimis dan fundamentalis tidak masalah jika selama itu keluar dari
mulut para penjajah dan komprador.
Dan kami akan terus berjuang demi
melanjutkan kehidupan Islam dengan
menerapkan Islam kaffah dalam naungan khilafah. Kami yakin, orang tua,
kakek-nenek, buyut kami yang dahulu juga mencurahkan segala usaha untuk
mengusir penjajah, yang berusaha sekuat tenaga meninggikan kalimat Allah pasti
akan bangga dengan perjuangan ini. Dan yang terpenting, kelak di akhirat semoga
kami dikumpulkan dengan para nabi dan sahabat, serta orang-orang saleh,
orang-orang yang berpegang teguh pada Alquran dan Assunah, orang yang mengajak
untuk berhukum hanya dengan hukum Allah. Aamiin.
Pare, 15 Agustus 2019
No comments:
Post a Comment