Wednesday 19 June 2019

MHTI Bersama Polisi Menyelamatkan Perempuan dan Generasi


Long time ago. Kunjungan MHTI ke PPA Polres xxx (kasihan jika disebutkan dan tidak ditutup wajahnya beliau-beliau dituduh macam-macam, dan untungnya memang kualitas foto juga ga bagus, itu yang tidak ditutup wajahnya yang buat tulisan ini, mau dizoom juga ga bakalan jelas, foto dengan resolusi rendah pake banget). Btw, perhatikan tas yang kami bawa, ga tanggung-tanggung, tas ransel. Lupa isinya apa saja, yang pasti bukan bom. Yang pasti, yang diomongkan juga masalah perempuan, ga ada ngajak ngebom, bikin rusuh, ngajak memecah belah.

Kembali pada masalah kekinian

Heboh undangan DPPAPP pemprov DKI kepada Muslimah HTI, hingga acaranya pun dibatalkan. Keren nian MHTI.

Tapi kasihan juga pegawai yang harus bertanggungjawab atas kasus ini. Dugaan saya pegawai tersebut benar-benar tidak sengaja. Dugaan saya dalam ingatan beliau untuk acara yang terkait dengan anak dan perempuan maka MHTI itu wajib diundang. Secara, MHTI dari dulu hingga sekarang pembelaan terhadap perempuan dan anak tak diragukan lagi. Sepak terjang MHTI dalam masalah perempuan, keluarga dan generasi(PKG) sudah sampai jurus langit, selalu mengingatkan agar semua diselesaikan dan dikembalikan kepada aturan pemilik langit dan bumi. Jadi wajar, jika ada masalah yang berkaitan dengan PKG pasti ingat dengan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia.

Perhatian MHTI pada masalah yang dihadapi PKG tidak sekadar permasalahan yang tampak kasat mata di dunia, namun MHTI peduli hingga ke akhirat, ingin menyelamatkan perempuan dan anak khususnya, menyelamatkan umat manusia secara umum  baik di dunia maupun akhirat.

Coba cek dan cari jejak digital MHTI, tidak akan ada satu pun ajakan MHTI untuk merusak perempuan dan generasi, yang ada adalah mengajak untuk kembali taat pada syariat, kembali mengingat mengapa manusia diciptakan. Mengajak perempuan untuk menjadi muslimah salehah, mengajak generasi untuk peduli akan nasib negeri, mengajak semuanya untuk menyelamatkan bangsa ini dari kerusakan.

Tidak akan pernah ditemukan jejak mengajak kepada kemaksiatan. Tidak ada ajakan untuk mengumbar aurat, untuk membangkang pada Rasulullah, membangkang pada Allah, mengajak wanita mengejar dunia, membuat istri membangkang suami, mengajak perempuan menjadi hamba dunia. Tidak ada ajakan untuk menjadi pelacur, menjadi wanita ahli maksiat, mendorong generasi untuk hidup hedonis.

MHTI terus mengingatkan agar kita kembali pada kebaikan hakiki, yaitu syariat Islam. MHTI terus mengingatkan dan saling menasehati dalam kebaikan, mencegah pada kemunkaran. Itu saja.

Eeh tapi MHTI mengajak menegakkan khilafah, pengkhianat donk?
Eeiiit, tunggu dulu. Lihat siapa dulu yang menuduh sebagai pengkhianat.
Pahami dulu khilafah itu warisan siapa
Buka mata lebar-lebar, siapa yang sebenarnya pengkhianat
HTI ekstrimis radikalis donk!
Sekali lagi, tunggu dulu. Siapa yang melabeli?

Jika yang melabeli adalah mereka yang menyuarakan kebebasan hingga moral generasi negeri ini menjadi hancur
Jika mereka yang melabeli adalah gembong koruptor
Jika mereka yang melabeli adalah pejabat yang tak memegang amanat
Jika mereka yang melabeli adalah antek kepentingan asing
Jika mereka yang melabeli adalah penghamba materi
Jika yang melabeli adalah para pengingkar janji

Udah, cuekin aja
Lanjut terus, berjuang pantang mundur.

Pare, 19 Juni 2019

No comments:

Post a Comment