Sekali lagi mendapatkan cerita yang mengerikan seputar
pergaulan bebas di Pare, rasanya sungguh menyesakkan dada. Ini di Pare, di kota
kecil, bukan kota besar, namun pergaulan bebas itu seolah telah merata kita
dapati dimana saja.
Kenapa? Yang jelas bukan karena khilafah, yang jelas bukan salah
HTI.
Kebebasan itu telah menunjukkan akibatnya, egoism dan individualism
itu telah memakan korban. Hedonism itu telah memakan mangsa, mengorbankan masa
depan generasi bangsa.
Ini hidup kita, bebas sesuka hatinya
Ini bukan urusan kita biarlah mereka begitu adanya
Yang penting keluarga kita tak perlu mengurusi mereka
Inilah kehidupan dunia jangan munafik menghadapinya
Biarlah akhirat menjadi tanggungan sendiri
Biarlah semua berjalan sesuka hati
Asalkan senang jangan dihalangi
Dan masih banyak lagi alas an untuk sekadar membiarkan
Masih banyak urusan yang membuat kita tak terbersit
memikirkan
Kerusakan sistemik di tempat kita begitu nyata
Betapa banyak kerusakan di depan mata
Namun kita hanya bias diam seribu bahasa
Tidakkah ingin merubah ini semua?
Kembali kepada aturaNya
Kerusakan ini jelas karena ulah manusia
Maka manusia harus kembali ke jalanNya
Dan ini semua tak bisa sempurna dalam system demokrasi
Tak bisa diterapkan ketika dunia menjadi motivasi
Demokrasi secular membuat kita tak bisa menerapkan Islam
kaffah
Kebebasan hanya omong kosong bagi diterapkannya syariah
Maka kita butuh khilafah warisan Rasulullah
Maka kita harus berjuang mewujudkan khilafah
Dengan khilafah suasana keimanan akan terjaga
Dengan khilafah ketaqwaan menjadi tujuan utama
Dengan khilafah terayomi semua warga Negara
Muslim dan nonmuslim semua sama saja
Menjalankan hak dan kewajiban sesuai aturan yang ada
Bersambung
Pare, 26 Juni 2019
No comments:
Post a Comment