Monday 21 May 2018

Dengan Masjid Menuju Surga


Masjid Darul Falah, Tulungrejo Pare

Kesimpulan Singkat Kuliah Shubuh Masjid Darul Falah, 21 Mei 2018
Ibaratnya ke surga adalah sebuah perjalanan maka diperlukan kendaraan (wasilah ) untuk menuju ke sana. Dan salah satu kendaraan yang akan digunakan adalah  “masjid”. Maka seharusnya masjid diramaikan oleh umat Islam.


Ya, masjid merupakan tempat istimewa bagi umat Islam, tempat ibadah, tempat mengingat dan bersujud kepada Allah SWT. Dan ada banyak keutamaan yang berkaitan dengan masjid.

Mengingat beberapa hal dari kitab Min muqawwimat  an nafsiyah al islamiyah, “Cinta dan Benci Karena Allah” dan “Merindukan Surga dan Berlomba dalam Kebaikan”

Mendapatkan naungan di hari penghisaban kelak, di saat tidak ada naungan selain dari naungan Allah SWT :
Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di bawah naunganNya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu
Pemimpin yang adil; Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya; Seseorang yang hatinya senantiasa terpaut dengan Masjid; Dua  orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah kerena Allah; Seorang lelaki yang  diajak  oleh  seorang  perempuan  yang  cantik  dan berkedudukan untuk berzina tetapi dia berkata, “Aku takut kepada Allah!”;  Seorang  yang  memberi  sedekah  tetapi  dia merahasiakannya seolah-olah tangan kanannya tidak mengetahui apa  yang  diberikan  oleh  tangan  kirinya;  dan  seseorang  yang mengingat Allah di waktu sunyi sehingga bercucuran air matanya.

Membangun Masjid
Hal ini berdasarkan hadits mutafaq ‘alaih dari Utsman ra. Aku mendengan Rasulullah saw. bersabda:
Barangsiapa yang membangun masjid karena mencari ridha Allah, maka Allah akan membangun rumah untuknya di surga.”

Berjalan ke Masjid untuk Shalat
Hal  ini  berdasarkan  hadits  mutafaq  ‘alaih  dari  AbĂ» Hurairah, ia berkata; sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Shalatnya seorang laki-laki dengan berjama’ah, melebihi shalatnya di rumah dan di pasar dua puluh lima derajat. Hal ini didapatkannya karena jika ia berwudhu dengan baik, kemudian keluar untuk shalat; ia tidak keluar kecuali hanya  untuk keperluan shalat saja, maka setiap kali ia melangkah pasti akan diangkat satu derajat baginya dan akan dihapus satu kesalahan darinya. Kemudian, jika ia shalat maka malaikat akan senantiasa mendoakannya selama berada di tempat shalatnya. Malaikat akan berkata, “Ya Allah!, rahmatilah ia, Ya Allah!, sayangilah ia.” Seseorang akan senantiasa ada dalam shalat (dicatat sebagai orang shalat, penj.) selamaia menunggu shalat”
Juga berdasarkan hadits mutafaq ‘alaih dari abu Musa ra, ia berkata; sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya manusia yang paling besar pahalanya dalam shalat adalah orang yang paling jauh jalannya (ke tempat shalat). Dan orang yang menunggu shalat hingga ia shalat bersamaimam adalah lebih besar pahalanya dari pada  orang yang  shalat ( sendirian) kemudian tidur.

Masjid, bisa menjadi kendaraan kita ke surga. Dan tentu masih banyak hal yang bisa mengantarkan kita ke surga, namun memang seharusnya kita berpikir jauh hari, sebelum terlambat, berpikir tentang aktivitas kita, akankah mengantarkan ke surga?
                                        
Ada banyak aktivitas, ada yang berkaitan dengan diri sendiri, misalnya pakaian, minuman, ibadah mahdzah, akhlak. Berkaitan dengan orang lain misalnya seputar muamalah, dan juga aktivitas yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Akankah cara kita berpakaian, makan dan minuman yang kita konsumsi, ibadah kita, adab kita berbicara / berkomentar di medsos, muamalah kita bisa mengantarkan kita ke surga?
Secara umum, selama ikhlas dan dijalani sesuai syariat insya Allah tidak aka nada yang sia-sia dihadapan Allah.

Bagaimana dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, hukum siapa yang kita terapkan, system apa yang kita perjuangkan? Akankah itu semua akan mengantarkan ke surga?
Hampir sama, selama ada teladan dari Rasulullah saw ada tuntunannya insya Allah akan mengantarkan ke surga.

Muhasabah
Terkadang ada orang yang begitu cerewetnya meminta dalil dan dasar hukum  wajibnya menegakkan khilafah, tapi pernahkah terpikir dalil kewajiban demokrasi dan republik? Terkadang begitu semangat mengkritik perjuangan seolah perjuangan khilafah itu terlarang, tapi bisakah menunjukkan keharaman memperjuangkan khilafah? Wallahu a’lam

Terpikirkah pejuang khilafah apa pejuang demokrasi yang akan menjadi amalan pengantar ke surga?

Pare, 5 Ramadan 1439/ 21 Mei 2018




No comments:

Post a Comment