http://arabic-artwork.blogspot.co.id/
Senin, 5 Juni 2017
Sore menjelang maghrib, di depan
Mapolres Kediri di Pare ada pembagian takjil, sepertinya segelas kolak. Tidak
ada gambar bukan berarti hoax ya, kalo saya ikut berhenti hanya untuk ambil
gambar sepertinya malah bikin macet, karena kendaraan lumayan padat dan yang
antri ambil takjil juga lumayan banyak. Takjil dibagikan oleh polwan
berkerudung. Terlihat wajah sumringah dari para pengendara motor dan sepeda.
Berbagi, salah satu perbuatan
untuk mewujudkan nilai kemanusiaan (qimah insaniyah). Tanpa pandang siapa yang
memberi dan diberi selama berbagi dalam kebaikan bagi seorang muslim tidak akan
pernah sia-sia.
Termasuk pula dengan apa yang
dilakukan jajaran polres Kediri , terlepas disaat polri secara institusi (bukan
personal) mendapat sorotan atas
kebijakannya yang seringkali berujung pada kekecewaan. Terakhir, sikap ambigu
aparat keamanan ini terlihat dari penyikapan kasus persekusi. Entahlah jenis
apalagi istilah ini, tapi lagi-lagi standar ganda kembali diambil. Hampir mirip
dengan kasus terorisme yang seringkali disematkan pada tindakan terror yang
dilakukan seorang muslim saja, maka persekusi ini juga seolah hanya disangkakan
kepada ormas Islam saja. Jelas ini akan sangat mengecewakan umat Islam.
Kembali pada masalah berbagi, apa
yang dilakukan polres Kediri dalam hal berbagi patut diapresiasi, insya Allah
selama dilakukan dengan niatan lillahi ta’ala pasti ada balasannya. Sungguh
tindakan mulia yang membuat para pengguna jalan yang sedang menunggu waktu
berbuka merasakan kegembiraan, karena salah satu kegembiraan bagi orang-orang
yang berpuasa adalah saat berbuka.
Berbagi kebaikan dengan meski
hanya berupa makanan takjil adalah hal yang sunah, karena memberi buka pada
orang yang puasa dan menyegerakan berbuka (takjil) telah disyariatkan oleh
Rasulullah. Sangat terasa nikmat indahnya berbagi. Dan ketika yang membagi
kebaikan adalah polisi, indahnya itu lebih mendalam lagi. Memang itulah yang
seharusnya, sebagaimana slogan Polri : Melindungi, mengayomi dan melayani
masyarakat. Slogan yang begitu mulia. Semoga ke depan aktivitas mulia terus
menjadi pijakan dalam mengambil kebijakan, karena bagaimana pun juga personal
polri juga manusia biasa, mereka punya akal. Dengan akal tersebut bisa berpikir
mana yang baik dan mana yang buruk, tentu dengan menggunakan standar penilaian
yang baku, yaitu syariat Allah Al Khaliq Al Mudabbir, Allah Maha Pencipta dan
Pengatur. Allah yang menciptakan maka Allah pula yang paling tahu mana yang
baik dan buruk untuk umat manusia. Semoga untuk selanjutnya kebijakan yang diambil benar-benar dalam rangka ketakwaan kepada Allah SWT.
Tidak hanya untuk polri, namun
untuk semua dan untuk mengingatkan diri sendiri : ittaqillaha haitsuma kunta, bertakwalah
kamu di mana saja berada. Di mana pun, kapan pun dan apapun jabatan kita. Masing-masing
akan mendapat balasan atas apa yang telah dilakukan, dan semua akan diadili
kelak di akhirat, pengadilan yang tak bisa dihindarkan, pengadilan dari Dzat
Yang Maha Adil. Wallahu a’lam
Pare, 7 Juni 2017
No comments:
Post a Comment