Sunday 18 June 2017

Sabun Mandi

youtube.com

Ujian akhir semester hari ke-2, jam pertama ada siswa kelas 3 yang tidak masuk sebut saja Andi, memang sudah langganan bolos. Jika tidak segera ditindaklanjuti bisa-bisa bolos terus, daripada ketinggalan banyak ujian meminta temannya untuk datang ke rumahnya pas istirahat yang tidak jauh dari sekolah. Jika tidak sakit suruh masuk.

Jam kedua ternyata Andi masuk. Mesam-mesem, mbangkong Bu. Setelah selesai ujian iseng nanya, “Tadi berangkat mandi pa tidak ?”
Jawab Andi : “ Mboten Bu”
Ha..ha.. sesuai tebakan, kumus-kumus. Sakno sing lungguh sandinge. Sepele tapi “mengerikan”.

Mandi, perkara yang ada aturannya dalam Islam. Bisa bernilai ibadah.

Tulisan terhenti karena tidak ada inspirasi

Lanjut
Alhamdulillah terinspirasi, setelah kemarin ngobrol dengan ibu-ibu yang lama di Papua, ngobrol tentang kebiasaan suku pedalaman Papua masih menggunakan minyak babi, alasannya sederhana. Karena mereka tahunya hanya minyak babi untuk melindungi kulit. Memang harusnya ada yang mengurus dan memberi tahu mereka tentang bagaimana seharusnya memperlakukan tubuh yang benar. Sempat menyinggung tentang Ustad Sabun

Eee kok ada yang share ceramah Ustad Sabun, alhamdulillah bisa melanjutkan tulisan lagi.

Secara, kasihan dengan orang Papua yang masih bertahan dengan kebiasaan yang tidak sehat, sepertinya ketidaktahuan mereka terus dipelihara agar  tetap menjadi rakyat yang bisa dibohongi, agar mereka terus berada dalam kebodohan, hingga kekayaan alam di depan mata pun tak masalah dirampas asing. Sungguh sederhana pikiran mereka, namun dimanfaatkan pihak-pihak licik yang jahat.

Mandi, bagi saya adalah salah satu aktivitas penting. Apalagi untuk karakter kulit yang ketika kotoran/debu/kuman berinteraksi dengan keringat, jadilah gatal yang sangat dan bau badan yang menyengat tak sedap. Mencuim bau sendiri saja bisa mual-mual, makanya terkadang sebelum mengajar iseng nanya ke murid-murid : apakah sudah mandi. Juga pertanyaan lain : sudah salat subuh, sudah sarapan. Jika belum salat subuh langsung menginstruksikan ke masjid, jika belum sarapan cuman dikasih senyuman (jika satu dua yang belum sarapan dan ada rezeki sekalian dibelikan), jika belum mandi terkadang ya sudah dibiarkan tapi kasih warning ga boleh dekat-dekat saya. Tapi ada juga guru yang telaten, selalu menyediakan sabun mandi di laci, jika ketahuan ada yang belum mandi langsung disuruh mandi.

Mandi, tepatnya mandi wajib adalah salah satu materi pelajaran fikih di kelas 5 madrasah ibtidaiyah, semester satu. Jika beberapa tahun lalu mandi wajib menjadi materi di kelas 6, mungkin disesuaikan dengan fakta bahwa anak-anak sekarang lebih cepat dewasa. Kelas 5 sudah ada yang haid atau ihtilam.
Target penyampaiannya :
Mengenal tata cara mandi wajib
Menjelaskan ketentuan mandi wajib setelah haid
Menyebutkan pengertian mandi wajib
Menyebutkan sebab mandi wajib
Menyebutkan rukun mandi wajib
Menyebutkan sunnah mandi wajib
Membedakan antara mandi wajib dengan mandi biasa

Memang pelajaran yang agak sensitive, ketika mendengarkan siswi malu-malu yang siswa seolah tak mau tahu.
Mandi, bagian dari taharah yang memang seharusnya tidak hanya menggantungkan pada sekolah untuk mengajarkan kepada anak, namun bisa dimulai dari keluarga. Namun saat ini tidak semua orang tua paham dengan mandi wajib dan kaifiyahnya. Seringkali orang tua beranggapan, suatu saat pasti tahu sendiri meski tidak diajari.

Maka di sinilah pentingnya kerjasama dari keluarga, sekolah dan Negara. Keluarga mempunyai ilmu memberi bekal, sekolah menambah bekal ilmu, Negara memberikan fasilitas untuk menuntut ilmu. Dan khusus untuk taharah juga sampai memberikan fasilitas atau menetapkan aturan  secara teknis. Misal dengan memberikan standar baku minimal kamar mandi agar bisa digunakan taharah. Pengalaman pribadi, pernah bingung di stasiun Lempuyangan Jogja. toilet hanya berisi wc dan kran tidak ada saluran pembuangan air di luar , tempat wudhlu musala terbuka.
Negara menentukan kebijakan yang tidak sekadar memuaskan investor tetapi membuat kebijakan dalam rangka ketaatan pada syariat, maka implementasinya juga harus berpikir agar rakyatnya juga bisa taat syariat, salah satunya masalah taharah ini.  

Namun, faktanya kita saat ini berada dalam system secular. Mandi terserah, rembes juga tak masalah. Taharah masuk ranah pribadi Negara tidak ikut campur, gak ngurus, sakkarep mu lah. Negara tidak peduli apakah ibadah rakyatnya diterima atau tidak, ibadah atau tidak juga terserah. Sedangkan ibadah yang paling penting adalah salat dan salat serangkaian dengan taharah, taharah tidak benar maka salat pun tidak sah.

Maka, yang dibutuhkan umat Islam adalah system yang peduli nasib umat hingga di akhirat
Di dunia nyaman sejahtera dan selamat
System yang berpijak pada syariat
Menjalankan perintah semata karena taat
Muslim dan nonmuslim hidup dengan ikatan yang erat
Warga Negara hidup seperti sahabat
Bukan saling menjatuhkan karena persaingan ketat

Dan bagi saya, system terbaik itu adalah Khilafah ‘ala minhajin nubuwah
Khilafah kewajiban dan janji Allah, khilafah ajaran Islam yang akan terus diperjuangkan tanpa mengenal kata menyerah



Pare, 18  Juni 2017

No comments:

Post a Comment