youtube.com
Ujian akhir semester hari ke-2,
jam pertama ada siswa kelas 3 yang tidak masuk sebut saja Andi, memang sudah
langganan bolos. Jika tidak segera ditindaklanjuti bisa-bisa bolos terus,
daripada ketinggalan banyak ujian meminta temannya untuk datang ke rumahnya pas
istirahat yang tidak jauh dari sekolah. Jika tidak sakit suruh masuk.
Jam kedua ternyata Andi masuk.
Mesam-mesem, mbangkong Bu. Setelah selesai ujian iseng nanya, “Tadi berangkat
mandi pa tidak ?”
Jawab Andi : “ Mboten Bu”
Ha..ha.. sesuai tebakan,
kumus-kumus. Sakno sing lungguh sandinge. Sepele tapi “mengerikan”.
Mandi, perkara yang ada aturannya
dalam Islam. Bisa bernilai ibadah.
Tulisan terhenti karena tidak ada
inspirasi
Lanjut
Alhamdulillah terinspirasi, setelah
kemarin ngobrol dengan ibu-ibu yang lama di Papua, ngobrol tentang kebiasaan
suku pedalaman Papua masih menggunakan minyak babi, alasannya sederhana. Karena
mereka tahunya hanya minyak babi untuk melindungi kulit. Memang harusnya ada
yang mengurus dan memberi tahu mereka tentang bagaimana seharusnya
memperlakukan tubuh yang benar. Sempat menyinggung tentang Ustad Sabun
Eee kok ada yang share ceramah
Ustad Sabun, alhamdulillah bisa melanjutkan tulisan lagi.
Secara, kasihan dengan orang
Papua yang masih bertahan dengan kebiasaan yang tidak sehat, sepertinya
ketidaktahuan mereka terus dipelihara agar
tetap menjadi rakyat yang bisa dibohongi, agar mereka terus berada dalam
kebodohan, hingga kekayaan alam di depan mata pun tak masalah dirampas asing. Sungguh
sederhana pikiran mereka, namun dimanfaatkan pihak-pihak licik yang jahat.
Mandi, bagi saya adalah salah
satu aktivitas penting. Apalagi untuk karakter kulit yang ketika
kotoran/debu/kuman berinteraksi dengan keringat, jadilah gatal yang sangat dan
bau badan yang menyengat tak sedap. Mencuim bau sendiri saja bisa mual-mual,
makanya terkadang sebelum mengajar iseng nanya ke murid-murid : apakah sudah
mandi. Juga pertanyaan lain : sudah salat subuh, sudah sarapan. Jika belum
salat subuh langsung menginstruksikan ke masjid, jika belum sarapan cuman
dikasih senyuman (jika satu dua yang belum sarapan dan ada rezeki sekalian
dibelikan), jika belum mandi terkadang ya sudah dibiarkan tapi kasih warning ga
boleh dekat-dekat saya. Tapi ada juga guru yang telaten, selalu menyediakan
sabun mandi di laci, jika ketahuan ada yang belum mandi langsung disuruh mandi.
Mandi, tepatnya mandi wajib
adalah salah satu materi pelajaran fikih di kelas 5 madrasah ibtidaiyah,
semester satu. Jika beberapa tahun lalu mandi wajib menjadi materi di kelas 6,
mungkin disesuaikan dengan fakta bahwa anak-anak sekarang lebih cepat dewasa. Kelas
5 sudah ada yang haid atau ihtilam.
Target penyampaiannya :
Mengenal tata cara mandi
wajib
Menjelaskan ketentuan
mandi wajib setelah haid
Menyebutkan pengertian
mandi wajib
Menyebutkan sebab mandi
wajib
Menyebutkan rukun mandi
wajib
Menyebutkan sunnah mandi
wajib
Membedakan antara mandi wajib dengan mandi biasa
Memang pelajaran yang agak sensitive, ketika mendengarkan siswi
malu-malu yang siswa seolah tak mau tahu.
Mandi, bagian dari taharah yang memang seharusnya tidak hanya
menggantungkan pada sekolah untuk mengajarkan kepada anak, namun bisa dimulai
dari keluarga. Namun saat ini tidak semua orang tua paham dengan mandi wajib
dan kaifiyahnya. Seringkali orang tua beranggapan, suatu saat pasti tahu
sendiri meski tidak diajari.
Maka di sinilah pentingnya kerjasama dari keluarga, sekolah dan Negara.
Keluarga mempunyai ilmu memberi bekal, sekolah menambah bekal ilmu, Negara memberikan
fasilitas untuk menuntut ilmu. Dan khusus untuk taharah juga sampai memberikan
fasilitas atau menetapkan aturan secara
teknis. Misal dengan memberikan standar baku minimal kamar mandi agar bisa
digunakan taharah. Pengalaman pribadi, pernah bingung di stasiun Lempuyangan
Jogja. toilet hanya berisi wc dan kran tidak ada saluran pembuangan air di luar
, tempat wudhlu musala terbuka.
Negara menentukan kebijakan yang tidak sekadar memuaskan investor
tetapi membuat kebijakan dalam rangka ketaatan pada syariat, maka
implementasinya juga harus berpikir agar rakyatnya juga bisa taat syariat,
salah satunya masalah taharah ini.
Namun, faktanya kita saat ini berada dalam system secular. Mandi terserah,
rembes juga tak masalah. Taharah masuk ranah pribadi Negara tidak ikut campur,
gak ngurus, sakkarep mu lah. Negara tidak peduli apakah ibadah rakyatnya
diterima atau tidak, ibadah atau tidak juga terserah. Sedangkan ibadah yang
paling penting adalah salat dan salat serangkaian dengan taharah, taharah tidak
benar maka salat pun tidak sah.
Maka, yang dibutuhkan umat Islam adalah system yang peduli nasib
umat hingga di akhirat
Di dunia nyaman sejahtera dan selamat
System yang berpijak pada syariat
Menjalankan perintah semata karena taat
Muslim dan nonmuslim hidup dengan ikatan yang erat
Warga Negara hidup seperti sahabat
Bukan saling menjatuhkan karena persaingan ketat
Dan bagi saya, system terbaik itu adalah Khilafah ‘ala minhajin nubuwah
Khilafah kewajiban dan janji Allah, khilafah ajaran Islam yang
akan terus diperjuangkan tanpa mengenal kata menyerah
Pare, 18 Juni 2017
No comments:
Post a Comment