Tuesday, 9 May 2017

Berlomba Membaca Alquran

Kelak (di akhirat) akan dikatakan kepada Shahibul Quran (orang yang senantiasa bersama-sama dengan al-Quran, penj.), “Bacalah, naiklah  terus  dan  bacalah  dengan  perlahan-lahan  (tartil) sebagaimana engkau telah membaca al-Quran dengan tartil  di dunia.  Sesungguhnya  tempatmu  adalah  pada  akhir  ayat yang engkau baca.


Alhamdulillah semakin marak grup-grup untuk menyemangati membaca Alquran, berlomba untuk mengkhatamkan. Bisa one day one juz, bisa one week one juz. Yang penting bukan one year one juz, kebangeten.

Yang belum lancar juga harus tetap semangat, karena sebaik baik manusia adalah yang belajar Alquran dan yang mengajarkannya. Teruslah belajar, mahirlah membaca Alquran dan jangan lupa mengajarkan kepada orang lain.

Al-Quran yang mulia adalah firman Allah Swt. Al-Quran diturunkan kepada Rasulullah, Muhammad saw., melalui wahyu yang  dibawa  oleh  Jibril,  baik  lafazh  maupun  maknanya; membacanya merupakan ibadah, sekaligus merupakan mukjizat yang sampai kepada kita secara mutawatir.

Jadi sekadar membacanya saja sudah dapat pahala, jika membaca terbata-bata tetap dapat pahala, jika mahir membaca akan mersama rombongan malaikat.
Orang yang mahir dengan al-Quran akan bersama-sama dengan rombongan malaikat yang mulia dan senantiasa berbuat baik. Dan orang yang membaca al-Quran tapi terbata-bata dan sangat berat baginya, ia akan mendapatkan dua pahala.  (HR.  Muslim  dari ‘Aisyah, Ummul Mukminin. r.a)

Al Quran akan menjadi syafaat bagi para pembacanya :
Bacalah al-Quran, karena al-Quran akan datang pada hari kiamat kelak memberi syafa’at (pembelaan) bagi ahlinya.  (HR. Muslim dalam kitab Shahih-nya. Dari Abû Umamah al-Bahili ra.)

Dan tempat kita di akhirat kelak akan sesuai dengan banyaknya ayat yang kita baca :
Abû Dawud dan at-Tirmidzi telah mengeluarkan haditsyang sahih bahwa Rasulullah bersabda :
Kelak (di akhirat) akan dikatakan kepada Shahibul Quran (orang yang senantiasa bersama-sama dengan al-Quran, penj.), “Bacalah, naiklah  terus  dan  bacalah  dengan  perlahan-lahan  (tartil) sebagaimana engkau telah membaca al-Quran dengan tartil  di dunia.  Sesungguhnya  tempatmu  adalah  pada  akhir  ayat yang engkau baca.

Perumpamaan orang mukmin yang  membaca al-Quran  adalah seperti buah Utruja, rasanya enak baunya harum. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca al-Quran adalah seperti buah Tamrah  (kurma),  rasanya  enak  tapi  tidak  wangi.  Sedangkan perumpamaan  orang munafik yang membaca  al-Quran adalah seperti buah Raihanah,  baunya harum  tapi rasanya pahit.  Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-Quran adalah seperti buah Handzalah, baunya tidak harum dan rasanya pun pahit.  (HR. al-Bukhâri dan Muslim dari Abû Mûsâ al-Asy’ari ra.)

Alhamdulillah jika terus ditambah dengan hafalan dan menjaga hafalan :

Peliharalah  (hafalan)  al-Quran!  Sebab,  demi  Dzat  yang  jiwa Muhammad ada ditangan-Nya, sesungguhnya al-Quran lebih cepat lepasnya (dari ingatan) daripada lepasnya unta daritambatannya. (HR. al-Bukhâri dan Muslim dari Abû Mûsâ al-Asy’arira.)

No comments:

Post a Comment