Mumpung agak longgar nyari-nyari di
yutub.
Kata kunci Ahok berkata kasar :
Dan hasilnya, luar biasa. Memang banyak
sekali cacian dan ucapan bernada tinggi yang disampaikan Ahok, yang mengerikan
ya pas yang tampil live di salah satu stasiun TV.
Mungkin untuk Ahok dan orang-orang
yang sudah mengenalnya dianggap sebagai hal yang biasa. Namun bagaimana pun
juga harus diposisikan, Ahok adalah pejabat, maka tidak selayaknya
mengedepankan ucapan yang tidak sopan. Memang banyak orang yang membela, yang
penting tegas tidak bermuka dua dan tidak korupsi, mempunyai etos kerja yang
tinggi. Dan akhirnya juga banyak yang terpengaruh dengan prinsip yang salah,
lebih baik kafir kasar tapi tidak korupsi daripada pejabat muslim tapi korupsi.
Jelas ga bener semua lah. Harusnya pemimpin itu muslim, amanah dan tidak
korupsi.
youtube.com
Kembali ke perangai Ahok, dahulu dalam
menilai siswa ada tiga kriteria, Afektif, Kognitif dan Psikomotorik. Mungkin kalo
saya kasih rapor untuk Ahok nilai afektifnya jeblok. Kognitif lumayan lah,
tidak bodo-bodo amat, psikomotorik juga lumayan cepat tanggap. Jaman dulu
banget, afektif ini bisa dilihat dari pelajaran PPKN dan Agama, meski pelajaran
lain nilai bagus tapi kalo nilai PPKN dan agama jelek ya rangkingnya jelek. Bagaimana
penilaian saya terhadap Ahok ? Manut
saja dengan firman Allah dalam Surat Al Bayyinah ayat 6.
Gus Nur, nyari-nyari materi ceramah
beliau. Wuuiih sangar, pilihan katanya itu lho ga nguati. Tapi lagi-lagi
tergantung pada yang menilai. Bagi orang Surabaya bahasa Gus Nur itu sudah
biasa banget. Ya memang seperti itulah gaya ngomong orang Surabaya.
ngajibareng.com
Jadi ingat dulu pernah ribut dengan
teman seangkatan, dan juga senior yang notabene sudah lebih lama tinggal di
Surabaya meski bukan orang Surabaya asli. Kalo buat yel-yel harus ada Ce U Ka nya. Jadilah milih Cerdas Ulet
Kreatif.
Pas buat jaket angkatan ribut lagi
gara-gara di bagian belakang cuma dicantumkan singkatannya saja, ga trimo rek. Emoh
nganggo jaket tulisannya misuh.
Tapi pas lihat gaya ceramah Gus Nur
kok jadi gimana gitu, pancen wong Surabaya, arep piye maneh.
Jadi ingat, dulu pernah pake bahasa
Jawa lumayan alus di daerah pasar Karangmenjangan, lha dalah yang diajak
ngomomg orang Madura, ngomongnya luar biasa heboh.
Jadi ingat juga waktu di Yogya ,
pernah diingatkan saudara, karena kamar mandi sudah penuh dan harus dimatikan dari
luar, akhirnya teriak “ Kamar mandi penuuuh! “ langsung kena semprot, “Hush ora
ilok bengok-bengok”. He..he.. padahal kalo itu di Surabaya harus teriak
berulang kali.
Ya sudahlah, memang tiap daerah punya
karakter bicara yang tidak sama.
Namun, Allah punya standar penilaian
baku, lewat kalimat tanya retoris dalam surat Fushshilat ayat 33, Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
"Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
Jelas sekali ucapan
untuk mengajak taat kepada Allah yang terbaik.
Dan ajakan untuk
menerapkan Islam kaffah dalam bingkai khilafah itu sebagai bagian dari ucapan
yang baik. Karena esensi dari khilafah adalah ketaatan dan ketundukan total
pada syariat Allah.
Jelas tidak bisa
dibandingkan dengan ajakan untuk mengabaikan hukum Allah, ajakan untuk
berpegang teguh pada demokrasi,liberalism, kapitalisme, komunisme dan isme-isme
kufur lainnya. Itu ucapan yang sia-sia dan hanya mengantarkan pada mengalirnya
dosa
Jadi Pe De saja
menyampaikan khilafah.
No comments:
Post a Comment