To de poin, saya tidak merayakan
palentin. Minimal ada empat alasan.
1. Saya muslim, yakin 100%
Allah adalah Al Khaliq sekaligus Al Mudabbir ( Allah SWT Al Khaliq Al Mudabbir) dan Rasulullah saw
teladan dalam kehidupan sama sekali tidak memerintahkan untuk merayakan
palentin.
2. Merayakan palentin itu terkategori tasyabuh bil kuffar alias
menyerupai perbuatan orang-orang kafir. Dan tasyabuh bil kuffar itu hukumnya
haram.
3. Palentin itu faktanya setidaknya mengantarkan pada zina,
mendekati zina hukumnya haram ( Qur’an surah Al Isra’ ayat 32).
4. Palentine itu termasuk hadlarah alias peradaban kufur jadi haram
bagi muslim mengambilnya.
Dan saya pun tidak akan memaksa
orang lain untuk sependapat dengan saya, bagaimana pun juga amal manusia
dimintai pertanggungjawaban sendiri-sendiri. Tapi sepemahaman saya seorang
muslim wajib berdakwah, amar makruf nahi munkar. Jadi saya hanya bisa
menyampaikan, keputusan ambil atau tidak silakan dipikir sendiri. Tapi kalo
bisa ikut saya saja ya biar saya tidak sekadar dapat unta merah ( hadits dengan
kata kunci hidayah dan unta merah).
Untuk bisa menerima alasan
pertama harus benar-benar yakin dan paham bahwa memang Allah SWT satu-satunya
Tuhan Dzat yang layak disembah. Yakin, iman dan paham mengapa harus beriman
kepada Rasulullah saw dan rasul-rasul lain. Dan ini semua bisa jadi takkan
terwujud hanya dengan membaca tulisan ini. Secara teori membutuhkan pertemuan
minimal 4 x 2 jam, jam efektif santai, ga pake nglamun.
Begitu juga dengan alasan kedua,
tidak akan bisa diterima begitu saja. Apalagi bagi pengusung paham liberal yang
ogah mengotak-ngotakkan manusia atas dasar beriman dan kafir, juga bagi
penganut sinkretisme, apalagi yang ga mau punya agama dan ga percaya Tuhan.
Yang menganggap orang fanatik pada agama itu pemikirannya sempit, kuper, kurin,
kurang piknik, merasa benar sendiri. Ya sudahlah gpp kalau dianggap begitu.
Tapi jangan harap orang-orang yang ikhlas berdakwah lillahi ta’ala menyerah
begitu saja ketika menghadapi orang semacam itu. Maju tak gentar pantang
mundur, tapi tetep kuul n kalem. Sampaikan Islam dengan hikmah dan makruf
jangan terbawa emosi. Jika terpaksa berdebat selalu ingat adab berbicara dan
berdebat.
Sedangkan alasan ketiga,
memerlukan keyakinan bahwa memang Alquran adalah kalamullah, mengambil tafsir
ayat tidak berdasarkan hawa nafsu dan berusaha memahami dengan hati bersih dan
pikiran jernih.
Untuk alasan keempat, ini yang
akan menjadi bahasan yang ada kaitannya dengan fesbuk dan akuwa. Perayaan Palentin
termasuk hadlarah kufur, dan seorang muslim haram mengambil hadlarah kufur.
Hadlarah atau peradaban adalah
sekumpulan mafahim (ide yang dianut dan
mempunyai fakta) tentang kehidupan , bersifat khas,
terkait dengan pandangan
hidup. Perayaan Palentine lahir dari peradaban Barat yang menganggap
kehidupan terpisah dari agama, peran agama diingkari dalam kehidupan,
menjadikan kemanfaatan sebagai ukuran perbuatan. Tidak ada standar halal haram.
Kebahagian diartikan sebagai usaha untuk mendapatkan sebanyak mungkin
kenikmatan jasmani, serta tersedianya seluruh sarana kenikmatan tersebut. Manusia
bebas melakukan apa saja selama dianggap ada manfaatnya dan mengantarkan pada
kepuasan. Jadi wajar, dalam perayaan Palentin pasti isinya tidak jauh dari
senang-senang. Memuaskan hawa nafsu dan maunya hepi, haram pun tak peduli.
Perayaan Palentin itu khas,
ritualnya khas, aksesorisnya khas. Coba merayakan palentin dengan kataman
quran, tukar ketupat opor, terus iktikaf di masjid. Pasti dianggap Joko Sembung
naik ojek, alias gak nyambung jek. Yang dikampanyekan pun khas, kasih sayang
yang khas. Yang ngeles biasanya dibumbui kasih sayang kan tanpa batas bisa
kepada siapa saja, termasuk kerabat, keluarga dan orang tua. Ah orang kampungku
bilang gombal mukiyo, nggedabrus, ngapusi.
Jadi perayaan palentin itu tidak mungkin
lahir dari hadlarah Islam yang mempunyai pandangan tentang kehidupan yang
berlawanan dengan hadlarah Barat. Islam menstandarkan perbuatan pada hukum
syara, perbuatan terikat pada hukum syara bukan manfaat. Kebahagiaan itu ketika
melakukan aktivitas yang diridlai Allah SWT bukan yang mengikuti hawa nafsu.
Maka mengungkapkan benci dan cinta pun sesuai dengan aturan Allah (Cinta dan Benci Karena Allah ). Mungkin
yang belum paham akan merasa begitu terkekang.
Tidak benar. Jika tidak percaya coba saja menjadi manusia yang taat aturan
Allah pasti hidup akan terasa istimewa.
Terus hubungannya sama fesbuk dan
akuwa apa ?
Ada yang bilang. Tidak konsisten
menolak palentin yang katanya dari Barat tapi asyik memanfaatkan fesbuk yang juga dari Barat.
Ada juga yang bilang jangan minum
akuwa, produk Barat, digunakan membantu Wahyudi membantai kaum muslimin. Tolak
produk Barat. Tidak minum akuwa tapi pake fesbuk. Tidak konsisten juga kan.
Fesbuk dan akuwa itu terkategori
madaniyah yang tidak khas. Madaniyah
adalah bentuk-bentuk fisik dari benda-benda yang terindera yang digunakan dalam
berbagai aspek kehidupan. Bentuk-bentuk madaniyah yang menjadi produk kemajuan
sains dan perkembangan teknologi/industri tergolong madaniyah yang bersifat umum, milik seluruh
umat manusia. Bentuk madaniyah ini bukan
milik umat tertentu, akan tetapi bersifat universal seperti halnya sains dan
teknologi/industri. Fesbuk dan akuwa masuk kategori ini, boleh diambil.
Sedangkan madaniyah yang merupakan produk akidah dan hadlarah kufur haram
diambil, misalnya patung, salib, topi santa.
Lagi-lagi membutuhkan pembahasan
yang tidak dalam sekejap mata, perlu bahas satu bab khusus dalam kitab Peraturan Hidup dalam Islam .
Intinya #YukNgaji biar ga mumet n salah ambil sikap dengan palentin, fesbuk dan
akuwa. Btw, kenal kan sama palentin n akuwa ?
Pare, 3 Februari 2016
No comments:
Post a Comment