Kesimpulan Singkat Kuliah Shubuh
Masjid Darul Falah, 21 Mei 2018
Ibaratnya ke surga adalah sebuah
perjalanan maka diperlukan kendaraan (wasilah ) untuk menuju ke sana. Dan salah
satu kendaraan yang akan digunakan adalah “masjid”. Maka seharusnya masjid diramaikan
oleh umat Islam.
Ya, masjid merupakan tempat
istimewa bagi umat Islam, tempat ibadah, tempat mengingat dan bersujud kepada
Allah SWT. Dan ada banyak keutamaan yang berkaitan dengan masjid.
Mengingat beberapa hal dari kitab
Min muqawwimat an nafsiyah al islamiyah,
“Cinta dan Benci Karena Allah” dan “Merindukan Surga dan Berlomba dalam
Kebaikan”
Mendapatkan naungan di hari
penghisaban kelak, di saat tidak ada naungan selain dari naungan Allah SWT :
Ada tujuh golongan yang akan
dinaungi Allah di bawah naunganNya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali
naungan-Nya, yaitu
Pemimpin yang adil; Pemuda yang
senantiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya; Seseorang yang hatinya
senantiasa terpaut dengan Masjid; Dua
orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul dan
berpisah kerena Allah; Seorang lelaki yang
diajak oleh seorang
perempuan yang cantik
dan berkedudukan untuk berzina tetapi dia berkata, “Aku takut kepada Allah!”; Seorang
yang memberi sedekah
tetapi dia merahasiakannya
seolah-olah tangan kanannya tidak mengetahui apa yang
diberikan oleh tangan
kirinya; dan seseorang
yang mengingat Allah di waktu sunyi sehingga bercucuran air matanya.
Membangun Masjid
Hal ini berdasarkan hadits
mutafaq ‘alaih dari Utsman ra. Aku mendengan Rasulullah saw. bersabda:
Barangsiapa yang membangun masjid
karena mencari ridha Allah, maka Allah akan membangun rumah untuknya di surga.”
Berjalan ke Masjid untuk
Shalat
Hal ini
berdasarkan hadits mutafaq
‘alaih dari Abû Hurairah, ia berkata; sesungguhnya
Rasulullah saw. bersabda: Shalatnya seorang laki-laki dengan berjama’ah,
melebihi shalatnya di rumah dan di pasar dua puluh lima derajat. Hal ini
didapatkannya karena jika ia berwudhu dengan baik, kemudian keluar untuk
shalat; ia tidak keluar kecuali hanya
untuk keperluan shalat saja, maka setiap kali ia melangkah pasti akan
diangkat satu derajat baginya dan akan dihapus satu kesalahan darinya.
Kemudian, jika ia shalat maka malaikat akan senantiasa mendoakannya selama
berada di tempat shalatnya. Malaikat akan berkata, “Ya Allah!, rahmatilah ia,
Ya Allah!, sayangilah ia.” Seseorang akan senantiasa ada dalam shalat (dicatat
sebagai orang shalat, penj.) selamaia menunggu shalat”
Juga berdasarkan hadits mutafaq
‘alaih dari abu Musa ra, ia berkata; sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya
manusia yang paling besar pahalanya dalam shalat adalah orang yang paling jauh
jalannya (ke tempat shalat). Dan orang yang menunggu shalat hingga ia shalat
bersamaimam adalah lebih besar pahalanya dari pada orang yang
shalat ( sendirian) kemudian tidur.
Masjid, bisa menjadi kendaraan
kita ke surga. Dan tentu masih banyak hal yang bisa mengantarkan kita ke surga,
namun memang seharusnya kita berpikir jauh hari, sebelum terlambat, berpikir
tentang aktivitas kita, akankah mengantarkan ke surga?
Ada banyak aktivitas, ada yang
berkaitan dengan diri sendiri, misalnya pakaian, minuman, ibadah mahdzah,
akhlak. Berkaitan dengan orang lain misalnya seputar muamalah, dan juga
aktivitas yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Akankah cara
kita berpakaian, makan dan minuman yang kita konsumsi, ibadah kita, adab kita
berbicara / berkomentar di medsos, muamalah kita bisa mengantarkan kita ke surga?
Secara umum, selama ikhlas dan
dijalani sesuai syariat insya Allah tidak aka nada yang sia-sia dihadapan
Allah.
Bagaimana dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, hukum siapa yang kita terapkan, system apa yang
kita perjuangkan? Akankah itu semua akan mengantarkan ke surga?
Hampir sama, selama ada teladan
dari Rasulullah saw ada tuntunannya insya Allah akan mengantarkan ke surga.
Muhasabah
Terkadang ada orang yang begitu
cerewetnya meminta dalil dan dasar hukum wajibnya menegakkan khilafah, tapi pernahkah
terpikir dalil kewajiban demokrasi dan republik? Terkadang begitu semangat
mengkritik perjuangan seolah perjuangan khilafah itu terlarang, tapi bisakah
menunjukkan keharaman memperjuangkan khilafah? Wallahu a’lam
Terpikirkah pejuang khilafah apa pejuang demokrasi yang akan menjadi amalan pengantar ke surga?
Pare, 5 Ramadan 1439/ 21 Mei 2018