Sunday 24 September 2017

Bukan Alphard Yang Kuinginkan


Masjid Al Akbar Surabaya di parkiran berjajar mobil-mobil kecil salah satunya ini, mobil khusus sudah ada namanya.

Alhamdulillah awal pulang kampung masih membawa semangat dari kampus. Masih membawa semangat bonek arek-arek Suroboya, insya Allah bonek dalam hal positif.

Ada acara di Kota Kediri dan dapat jatah sebar undangan di Kota juga, padahal selama kecil sampai SMA belum pernah muter-muter Kediri. Belum mahir naik motor tapi nekat pinjam motor teman, belum tau seluk beluk Kediri tapi mencari alamat-alamat yang sudah diberi. Alhamdulillah, sebar undangan tuntas, meski lampu belakang motor jadi korban karena masih tidak lihai membawakan, namun Alhamdulillah yang punya motor dengan senang hati merelakan.

Pulang kampung, dengan medan dakwah yang jauh berbeda, terutama dalam hal transport. Jika tidak mempunyai kendaraan sendiri harus mengandalkan angkutan umum, dan sayangnya angkutan umumnya pun jarang dan lumayan menguras isi dompet. Jadilah seringkali kemana-mana ikut nebeng teman-teman yang sendirian atau jika memungkinkan meminjam motor. Alhamdulillah diberi teman-teman yang ringan membantu dan peduli. Dan ketika sudah ada motor juga berusaha memudahkan urusan teman-teman yang lain, berusaha memberi barengan ketika ada acara. Naik motor tidak hanya untuk diri sendiri. Tapi hebatnya lagi juga ada teman-teman lain, emak-emak hebat, punya anak satu, dua dan seterusnya tapi masih saja ringan membantu membonceng peserta kajian kemana pun dan siapa pun. Tidak memberi beribu alasan untuk naik sendiri, diantar suami, atau sudah membawa anaknya yang lebih dari satu, sehingga tidak bisa membonceng. Selalu berusaha memberi kesempatan orang lain untuk bisa bareng.

Namun motor punya keterbatasan, hanya bisa membonceng satu orang saja. Tetapi sering juga beberapa kali acara yang membonceng dua orang, kalo yang ini acara remaja, masih remaja dan masih langsing-langsing, bonceng dobel tidak terlalu masalah.

Jika ada acara dan yang ikut lebih dari satu, banyak, beda lagi masalahnya. Jika seperti ini seringkali baper, seandainya saja punya mobil pasti bisa bawa banyak orang. Pernah sampai mimpi bisa mengemudikan mobil minibus dengan lihai, mudah banget, tapi ya itu, di dalam mimpi. Karena malamnya mikir transportasi peserta untuk acara esok hari, yang belum beres. Peserta terus bertambah tapi belum dapat sewa kendaraan.

Alhamdulillah masih banyak menjumpai orang-orang yang dengan ringannya meminjamkan mobil atau malah menyopiri sendiri, mengantarkan kemana-mana.

Jika Allah mengijinkan bukan mobil kecil yang menjadi impian, bukan alphard yang kuinginkan. Kapasitasnya sedikit, tidak bisa berbagi dengan banyak orang. Lebih mengharapkan minibus dengan kapasitas jumbo. Bisa dimanfaatkan untuk memobilisasi banyak orang. Bisa ngobrol dengan banyak orang selama perjalanan.

Semoga bisa memanfaatkan seluruh potensi yang kita miliki untuk kebaikan, untuk dakwah, untuk bekal di akhirat. Bukan berlomba mengumpulkan harta demi kebanggaan semata.



Pare, 24 September 2017

No comments:

Post a Comment