Tuesday 19 September 2017

Dari Alaska Menuju Munchen

Habis ada acara di Alaska lanjut ada kegiatan di Munchen.

Bukan Alaska di Amerika atau Munchen di Jerman, tapi semuanya adalah nama gedung di Pare. Mau ke London bisa, mau ke Paris juga ada. Tinggal pilih saja.

Pernah bingung dengan informasi seorang teman, meninggalkan pekerjaannya karena berencana mengambil bea siswa di Al Azhar, padahal katanya mau cari beasiswa di Australia atau Eropa, kok malah ke Mesir. Ternyata bukan Al Azhar Kairo, tapi nama salah satu kursusan di Pare.

Dan dalam waktu yang tak terlalu lama, dipamiti dua orang. Satu kembali ke Kairo dan satunya lagi melanjutkan sekolah ke Hungaria.

Kairo, ibu kota Mesir, Negeri Kinanah. Negeri yang melahirkan ribuan ulama mulia, pastilah tempat yang menyenangkan, setiap tempat selalu dihiasi majelis ilmu atau dihuni orang-orang yang mencintai ilmu. Masih dapat cerita dari dua orang saja, dari generasi yang berbeda namun ceritanya sama, di Kairo merasa malu jika tidak belajar atau sekadar memanfaatkan waktu untuk membaca buku dan Alquran. Sangat berbeda dengan kondisi di lingkungan tinggal, membaca dan tempat yang dipenuhi orang belajar itu sangat langka.

Budapest, ibu kota Hungaria, negeri di Eropa yang terkenal dengan keeksotikannya. Pernah menjadi bagian dari wilayah kekhilafahan, insya allah kelak akan kembali dalam pangkuan Islam.

Merantau demi ilmu, demi semakin mendekatkan kepada Allah SWT, demi meraih ridla Allah adalah aktivitas yang mulia. Selama dijalani sesuai dengan syariah akan mendapat berkah.

Namun tidak merantau dan hanya bisa berkutat di suatu tempat pun tidak masalah, selama melakukan aktivitas yang tidak berbeda, sama-sama tetap menuntut ilmu insya Allah juga akan tetap berkah.

Tidak hanya berhenti mengumpulkan ilmu, yang tak kalah pentingnya adalah mengamalkan ilmu dan mendakwahkan ilmu, terutama ilmu agama.

Jadi masalahnya bukanlah semata dimana kita berada, namun kesungguhan kita dalam menuntut ilmu, mengamalkannya dan mendakwahkannya adalah aktivitas yang selayaknya selalu dilakukan seorang muslim.

Bisa jadi belum mempunyai kesempatan untuk keliling ke berbagai tempat, hingga ke berbagai Negara, namun sungguh-sungguh menjalani hidup sesuai dengan syariat, tetap menuntut ilmu, serta istiqamah dalam dakwah adalah sebuah pilihan dan bisa diusahakan. Menjadi orang yang bermanfaat untuk masyarakat dimana  kita tinggal, berkontribusi dalam perubahan menuju ketaatan kepada Allah bisa dilakukan dimana saja kita berada.

Dan jika memang tidak berkesempatan melanglang buana, cukup menyiapkan bekal di akhirat sebanyaknya, semoga kelak diijinkan masuk surga. Di surga apapun bisa kita minta. Dan surga hanya untuk orang yang beriman dan beramal saleh, untuk orang-orang yang bertakwa, jadi berusahalah untk menjadi orang yang beriman, beramal saleh dan bertakwa. Melaksanakan Islam kaffah dalam naungan khilafah. Karena Islam kaffah tidak mungkin terwujud dalam system secular kapitalistik seperti saat ini. Maka perjuangan untuk mengajak diterapkan Islam secara menyeluruh harus terus dilakukan, hingga kiamat nanti. Apapun rintangannya, jangan menghentikan langkah perjuangan.

No comments:

Post a Comment