Thursday, 29 June 2017

Berdiri Tegak Pun Tak Bisa


Arah perempatan Papar, Senin 26 Juni 2017


Sebelum Ramadan sudah beberapa kali naik bis keluar kota, Kediri ke  selatan. Mau naik mobil pribadi tidak punya, naik sepeda motor ga kuat dengan kondisi jalan. Jalan yang  tidak nyaman ditambah dengan saingan kendaraan besar yang berjalan dengan tidak pelan. Jika naik bis setidaknya bisa istirahat, tiduran atau untuk makan bekal, catatannya jika mendapat tempat duduk. Namun beberapa kali naik bis harus berdiri, bahkan berdiri tegak pun tak bisa. Berjubel dengan penumpang lainnya, di saat jam sibuk. Dan ironinya yang berjubel rata-rata adalah wanita. Memang yang harus rela selalu berjubel masih banyak lagi, yang terpaksa tidak bisa naik angkutan umum pun juga masih ada, intinya yang lebih sengsara dan menderita masih ada. Sepertinya tak layak mengeluh. Namun bukan berarti tidak boleh menyampaikan. Rakyat di negeri ini berhak untuk hidup lebih baik lagi. Tidak dibiarkan begitu saja harus berusaha mati-matian bertahan hidup, dibiarkan saja kerja keras membanting tulang memeras keringat, bersaing bertahan hidup dengan orang-orang yang punya posisi karena harta yang mereka miliki. Negeri dengan potensi alam yang tidak sedikit meski sudah tak melimpah seperti dahulu kala, tak selayaknya membiarkan rakyatnya menderita.

Apalagi di saat mudik lebaran seperti saat ini. Rakyat dengan anggaran pas-pasan mau tidak mau harus memanfaatkan angkutan umum. Rela antri dan berjubel naik angkutan yang murah meriah, sesuai dengan isi kantung mereka. Padahal tidak semua angkutan umum ramah penumpang apalagi tepat waktu. Untuk angkutan umum merakyat yang masih lumayan tepat waktu hanya KA saja ( pesawat juga, namun akses hanya terbatas pada golongan berpunya saja). Prinsip kejar setoran masih jadi pedoman. Jadilah penumpang berjubel dan ngetem lama menjadi hal yang biasa.

Ketika membaca tulisan pesan layanan dari Dishub yang mempromosikan mudik dengan angkutan umum yang nyaman, hanya bisa tersenyum kecut. Angkutan umum yang ada saat ini belum ramah kepada semua penumpang. Lansia dan ibu membawa anak kecil seolah tereleminasi dengan sendirinya, jangan harap nyaman naik angkutan umum (bukan KA). Pelayanan perjalanan mudik belum maksimal dilakukan oleh Negara. Memang susahnya naik angkutan umum terutama di daerah, tidak dirasakan oleh orang-orang ekonomi menengah ke atas. Mereka lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, namun berapa persen rakyat Indonesia yang masuk golongan ini? Akan tetapi ini juga tidak memberikan solusi tuntas. Malahan nambah masalah, volume kendaraan di jalan raya semakin bertambah, potensi masalah kemacetan pun semakin berpeluang. Selalu saja mudik dan transportasi angkutan umum berulang setiap tahun menyisakan masalah.

Memang harus ada kepeduliaan dari Negara untuk memberikan layanan transportasi yang murah dan nyaman. Dengan catatan system perekonomian tidak berbasis ekonomi kapitalis liberal, tapi berbasi system perekonomian Islam. Dan yang juga tidak kalah pentingnya adalah komitmen untuk melakukan pemerataan pembangunan, pusat kegiatan ekonomi dan fasilitas publik. Sehingga masyarakat tidak perlu berbondong-bondong meninggalkan kampung halaman menuju tempat kerja yang hanya berpusat di beberapa wilayah kota besar saja. Wajar saja jika masyarakat lebih nyaman di kota besar, selain karena pekerjaan yang menjanjikan fasilitas pun mudah diperoleh. Berbeda dengan kampung, minim fasilitas.  Jika tidak meninggalkan kampung, maka peluang mudik pun semakin kecil. Jadi tidak perlu ada perpindahan massal masyarakat saat lebaran.

Negeri ini butuh perubahan, menyelesaikan permasalahan yang silih berganti menanti. Butuh political will untuk menjadikan negeri ini lebih baik lagi, tidak terus didera masalah, tidak terus didikte kepentingan asing. Secara fakta demokrasi yang bersinergi dengan kapitalisme hanya menimbulkan masalalah yang bertubi-tubi. Secara de jure pun juga tidak sesuai dengan syariat Islam. Apalagi secara kemunculunnya, batil. Tidak sesuai dengan fitrah manusia. Layak untuk ditinggalkan. Yang kita butuhkan adalah solusi alternative, yaitu dengan mengambil solusi dari Islam. Islam adalah agama sempurna, memberikan aturan untuk seluruh aspek kehidupan, bermodal keyakinan ini saja sebenarnya sudah cukup memotivasi kita untuk minimal merindukan diterapkannya Islam dalam kehidupan. Akan lebih yakin lagi ketika kita mempunyai ilmunya. Belajar dan mengkaji Islam kaffah, yakin semua yang berasal dari Al Khalik pasti membawa maslahat. Mendakwahkan Islam kaffah kepada umat manusia agar mereka mengenal bahwa Islam akan menjadi rahmat untuk seluruh alam. Tidak memandang besarnya harta, suku, ras , agama dan golongan. Semua merasakan rahmat Islam. Dan Islam rahmatan lil’alamin hanya akan terwujud dalam bingkai khilafah. Tidak akan  pernah terwujud dalam system kufur seperti saat ini.

Jadi tak perlu takut, terpenjara dengan anggapan sendiri bahwa Islam bukan solusi, khilafah tak layak diterapkan. Berpikirlah dengan jernih, mulailah mengkaji apa itu khilafah, mengapa terus bertahan untuk memperjuangkannya. Jangan sampai menyesal, meninggal sebagai penghalang dakwah khilafah, menyesal ketika kelak khilafah  tegak ternyata tidak seperti yang difitnahkah. Menjadi pejuang, penonton, atau pencaci tegaknya khilafah adalah pilihan, semua pilihan ada konsekuensinya, ada pertanggungjawabannya.


Pare, 29 Juni 2017





Saturday, 24 June 2017

Kami Akan Tetap Kuat


Kontak menyampaikan isi buletin Al Islam
Menyapa tiga orang remaja yang sedang berbincang :
Me : Assalamu’alaikum, mengganggu sebentar ya?
FZ  : Wa’alaikum salam. Eh..Bu Nur, bagaimana kabarnya /
Me : Alhamdulillah baik (sambil berpikir keras, siapa ya?)
FZ : Masih ingat kan Bu?
Me : Masih (kembali mengingat-ingat), FZ kan. Ingatlah… ga mungkin lupa sama murid (akhirnya ingat, Alhamdulillah)
FZ beserta dua temannya setelah lulus dari MI mondok, tidak terlalu mengikuti info dunia luar, bisa dibilang tipe hanif,yang penting baik, dari syariat ya ngikut saja. Tentang HTI saja tidak tau apalagi heboh beritanya. Ya sudah, hanya sedikit mengenalkan tentang apa yang didakwahkan Islam, melanjutkan kehidupan Islam, menerapkan syariat, menerapkan Alquran dalam kehidupan.

Terlanjur GeEr merasa semua orang ngomongin  HTI, tapi dengan pengumuman dari pemerintah yang berencana membubarkan HTI salah satu hikmahnya adalah kami semakin termotivasi untuk mengenalkan aktivitas HTI, tak kenal maka tak sayang. Kasihan orang-orang yang tak mengenal HTI tapi menyebar berita yang tidak benar. Maka sebelum umat terjebak pada informasi salah dari orang-orang yang berniat tidak baik, mengenalkan HTI semakin massif dilakukan.

Menemui 2 orang yang sedang ambil foto salah satu tanaman. Kali ini tidak GeEr dan tidak todepoin. Basa-basi dulu.
Me : Sudah tau mbak yang difoto pohon apa ?
Girl 1 : Belum tau, apa ya? Buahnya besar-besar, seperti jeruk Bali. Tapi apa ya namanya?
Girl 2 : Buah Maja kan ?
Me : Betul, kalo orang Jawa menyebutnya Mojo. Asli mana mbak?
Girl 1 : Tangerang
Girl 2 : Tulungagung
Me : Bla..bla… sedikit cerita tentang buah mojo dan asal-usul Mojopahit.
Me : Btw, ga pulkan nih ?
Girl 1 & 2 : Insya Allah besok, hari ini program terakhir.
Me : Oww, gitu ya. Sebelum pulang boleh donk kasih buletin Al Islam ? Diterbitkan oleh HTI. Tahu HTI?
Girl 1 : Iya, tau itu kan yang awalnya pembubaran kajian Ustadz di Malang ?
Girl 2 : He..he.. ga tau HTI.
Me : Oh.. itu ustadz Felix.
Girl 1 : Iya, padahal kan kajiannya bagus ya? Kurang kerjaan saja
Me : Kalo pembubaran HTI sepakat ga ?
Girl 1 : Ya enggaklah… dakwah kok dilarang
Me : Bla..bla… closing. Ya sudah, terima kasih ya, sudah mau ngobrol, buletinnya disimpan baik-baik ya, ada ayat al qurannya
Girl 1 & 2 : Ok, mbak. Sama-sama.

Alhamdulillah, dukungan dari umat semakin menguat.

Di masjid habis jamaah, tiba-tiba ada yang menepuk pundak.
Ibu : He…piya kabare HTI ?
Me : (Lumayan kaget) Alhamdulillah, tasih ngarep barokah, semoga pemerintah berubah pikiran. Terus berdoa di sepuluh hari terakhir Ramadhan.
Ibu : Ojo khawatir, pemerintah kudune ga wani mbubarne. Sing gawe goro-goro yo XX ( menyebut inisial jendral polisi yang pernah heboh dg rekening gendut)
Me : Lho mboten YY to ? Kan pimpinannya
Ibu : Halah podho ga nggenahe. Bla..bla.. cerita tentang keluarga XX yang ternyata istrinya masih ada hubungan kerabat dengan beliau.
Me : Ooo…ngoten nggih ? (Mung plonga-plongo )
Dan cari-cari tentang profil XX, dan pernah baca juga tulisan tentang dua matahari di kepolisian. Mereka punya kepentingan masing-masing. Mereka akan bersatu selama kepentingannya sama, dan mereka pun kelak akan bermusuhan ketika ada beda kepentingan, persatuan musuh Islam itu semu.


Dan akhirnya Ramadan berakhir. Setelah sepuluh hari terakhir kemarin doa dan dzikir terus dilantunkan, agar orang-orang dzalim sibuk dengan sesama orang dzalim.

Ya Allah, limpahkanlah sholawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang dzalim agar mendapat kejahatan dari orang dzalim lainnya, selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan berikanlah sholawat kepada seluruh keluarga Nabi serta para sahabat beliau.
Dan cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik penolong

Dengan asma Allah Yang Maha Pencipta dan Maha Besar, tiada daya bagi makhluq. Dan semua wajah tertunduk di hadapan (Allah) Yang Hidup dan Yang Berdiri Sendiri. Sungguh rugi orang yang melakukan kedzaliman.

Doa memang tidak selalu dikabulkan sesuai keinginan. Namun masih ada kemungkinan digantikan dengan kebaikan lain dan dihindarkan dari keburukan, juga masih ada kemungkinan dikabulkan di akhirat kelak, yang pasti doa adalah ibadah, tidak akan pernah sia-sia apapun hasilnya.

Ramadan memang sudah berakhir, namun semangat dan keyakinan terhadap janji Allah akan kemenangan Islam dan tegaknya khilafah akan terus terjaga, perjuangannya pun akan semakin menguat.


Pare, 24 Juni 2017



Sunday, 18 June 2017

Sabun Mandi

youtube.com

Ujian akhir semester hari ke-2, jam pertama ada siswa kelas 3 yang tidak masuk sebut saja Andi, memang sudah langganan bolos. Jika tidak segera ditindaklanjuti bisa-bisa bolos terus, daripada ketinggalan banyak ujian meminta temannya untuk datang ke rumahnya pas istirahat yang tidak jauh dari sekolah. Jika tidak sakit suruh masuk.

Jam kedua ternyata Andi masuk. Mesam-mesem, mbangkong Bu. Setelah selesai ujian iseng nanya, “Tadi berangkat mandi pa tidak ?”
Jawab Andi : “ Mboten Bu”
Ha..ha.. sesuai tebakan, kumus-kumus. Sakno sing lungguh sandinge. Sepele tapi “mengerikan”.

Mandi, perkara yang ada aturannya dalam Islam. Bisa bernilai ibadah.

Tulisan terhenti karena tidak ada inspirasi

Lanjut
Alhamdulillah terinspirasi, setelah kemarin ngobrol dengan ibu-ibu yang lama di Papua, ngobrol tentang kebiasaan suku pedalaman Papua masih menggunakan minyak babi, alasannya sederhana. Karena mereka tahunya hanya minyak babi untuk melindungi kulit. Memang harusnya ada yang mengurus dan memberi tahu mereka tentang bagaimana seharusnya memperlakukan tubuh yang benar. Sempat menyinggung tentang Ustad Sabun

Eee kok ada yang share ceramah Ustad Sabun, alhamdulillah bisa melanjutkan tulisan lagi.

Secara, kasihan dengan orang Papua yang masih bertahan dengan kebiasaan yang tidak sehat, sepertinya ketidaktahuan mereka terus dipelihara agar  tetap menjadi rakyat yang bisa dibohongi, agar mereka terus berada dalam kebodohan, hingga kekayaan alam di depan mata pun tak masalah dirampas asing. Sungguh sederhana pikiran mereka, namun dimanfaatkan pihak-pihak licik yang jahat.

Mandi, bagi saya adalah salah satu aktivitas penting. Apalagi untuk karakter kulit yang ketika kotoran/debu/kuman berinteraksi dengan keringat, jadilah gatal yang sangat dan bau badan yang menyengat tak sedap. Mencuim bau sendiri saja bisa mual-mual, makanya terkadang sebelum mengajar iseng nanya ke murid-murid : apakah sudah mandi. Juga pertanyaan lain : sudah salat subuh, sudah sarapan. Jika belum salat subuh langsung menginstruksikan ke masjid, jika belum sarapan cuman dikasih senyuman (jika satu dua yang belum sarapan dan ada rezeki sekalian dibelikan), jika belum mandi terkadang ya sudah dibiarkan tapi kasih warning ga boleh dekat-dekat saya. Tapi ada juga guru yang telaten, selalu menyediakan sabun mandi di laci, jika ketahuan ada yang belum mandi langsung disuruh mandi.

Mandi, tepatnya mandi wajib adalah salah satu materi pelajaran fikih di kelas 5 madrasah ibtidaiyah, semester satu. Jika beberapa tahun lalu mandi wajib menjadi materi di kelas 6, mungkin disesuaikan dengan fakta bahwa anak-anak sekarang lebih cepat dewasa. Kelas 5 sudah ada yang haid atau ihtilam.
Target penyampaiannya :
Mengenal tata cara mandi wajib
Menjelaskan ketentuan mandi wajib setelah haid
Menyebutkan pengertian mandi wajib
Menyebutkan sebab mandi wajib
Menyebutkan rukun mandi wajib
Menyebutkan sunnah mandi wajib
Membedakan antara mandi wajib dengan mandi biasa

Memang pelajaran yang agak sensitive, ketika mendengarkan siswi malu-malu yang siswa seolah tak mau tahu.
Mandi, bagian dari taharah yang memang seharusnya tidak hanya menggantungkan pada sekolah untuk mengajarkan kepada anak, namun bisa dimulai dari keluarga. Namun saat ini tidak semua orang tua paham dengan mandi wajib dan kaifiyahnya. Seringkali orang tua beranggapan, suatu saat pasti tahu sendiri meski tidak diajari.

Maka di sinilah pentingnya kerjasama dari keluarga, sekolah dan Negara. Keluarga mempunyai ilmu memberi bekal, sekolah menambah bekal ilmu, Negara memberikan fasilitas untuk menuntut ilmu. Dan khusus untuk taharah juga sampai memberikan fasilitas atau menetapkan aturan  secara teknis. Misal dengan memberikan standar baku minimal kamar mandi agar bisa digunakan taharah. Pengalaman pribadi, pernah bingung di stasiun Lempuyangan Jogja. toilet hanya berisi wc dan kran tidak ada saluran pembuangan air di luar , tempat wudhlu musala terbuka.
Negara menentukan kebijakan yang tidak sekadar memuaskan investor tetapi membuat kebijakan dalam rangka ketaatan pada syariat, maka implementasinya juga harus berpikir agar rakyatnya juga bisa taat syariat, salah satunya masalah taharah ini.  

Namun, faktanya kita saat ini berada dalam system secular. Mandi terserah, rembes juga tak masalah. Taharah masuk ranah pribadi Negara tidak ikut campur, gak ngurus, sakkarep mu lah. Negara tidak peduli apakah ibadah rakyatnya diterima atau tidak, ibadah atau tidak juga terserah. Sedangkan ibadah yang paling penting adalah salat dan salat serangkaian dengan taharah, taharah tidak benar maka salat pun tidak sah.

Maka, yang dibutuhkan umat Islam adalah system yang peduli nasib umat hingga di akhirat
Di dunia nyaman sejahtera dan selamat
System yang berpijak pada syariat
Menjalankan perintah semata karena taat
Muslim dan nonmuslim hidup dengan ikatan yang erat
Warga Negara hidup seperti sahabat
Bukan saling menjatuhkan karena persaingan ketat

Dan bagi saya, system terbaik itu adalah Khilafah ‘ala minhajin nubuwah
Khilafah kewajiban dan janji Allah, khilafah ajaran Islam yang akan terus diperjuangkan tanpa mengenal kata menyerah



Pare, 18  Juni 2017

Tuesday, 13 June 2017

Khilafah Ajaran Islam


Khilafah adalah ajaran Islam, jauh hari sebelum mengkaji kitab Daulah Islamiyah saya sudah terlebih dahulu pernah mengajarkan tentang khilafah  di kelas 6, memang untuk saat ini dalam kurikulum K13 sudah dihilangkan, hanya sebatas mengenal profil Utsman bin Affan  ra dan Ali bin Abi Thalib ra saja. Memang ada kesengajaan menghilangkan materi khilafah dalam pelajaran.

Padahal standar isi kurikulum itu berdasarkan Permen, lha kalo khilafah bukan ajaran Islam masak menteri agama pada waktu itu mengajarkan yang bukan dari Islam ?

Ini lho SK, KD dan Indikator SKI Kelas 6 semester I  KTSP. Gamblang kan bahas tentang khilafah ( jika menganggap khilafah hanya 30 tahun saja #YukNgaji)

STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR 
PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VI SEMESTER I KTSP
1. Mengenal sejarah khalifah Abu Bakar as-Shiddiq
1.1    Menjelaskan arti dan tugas khulafaurrasyidin
Ø  Menyebutkan pengertian khulafaurrasyidin secara bahasa
Ø  Mengonstruksi pengertian khulafaurrasyidin secara istilah
Ø  Membedakan tugas khulafaurasyidin sebagai kepala negara dan pemimpin umat
Ø  Menjelaskan bahwa tugas kenabian Nabi Muhammad Saw bukan tugas khulafaurrasyidin
1.2    Menceritakan silsilah, kepribadian Abu Bakar  as-Shiddiq dan perjuangannya dalam dakwah Islam.
Ø  Menyebutkan nama ayah dan ibu Abu Bakar
Ø  Menyebutkan asal suku/ klan/ bani Abu Bakar
Ø  Menentukan pertemuan nasab Abu Bakar dengan Nabi Muhammad Saw
Ø  Menyebutkan karakter sifat Abu Bakar yang menonjol
Ø  Menjelaskan keahlian/ pekerjaan Abu Bakar
Ø  Menceritakan sifat luhur Abu Bakar terhadap sesama
Ø  Menceritakan kisah Abu Bakar sebagai assabiqunal awwalun
Ø  Mengungkapkan penderitaan Abu Bakar dalam berdakwah
Ø  Menyebutkan nama-nama tokoh yang masuk Islam atas ajakan Abu Bakar
Ø  Menunjukkan sikap/ perilaku kesabaran Abu Bakar dalam berdakwah
1.3    Menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai positif dari kholifah
         Abu Bakar as-Shiddiq.
Ø  Menjelaskan kepedulian Abu Bakar dalam pembebasan budak
Ø  Menyebutkan nama-nama budak yang dibebaskan oleh Abu Bakar
Ø  Menjelaskan keyakinan Abu Bakar dalam peristiwa Isra’-Mi’roj
Ø  Menjelaskan alasan Abu Bakar mendapat sebutan As-shiddiq
Ø  Menjelaskan langkah-langkah khalifah Abu Bakar dalam menyadarkan nabi palsu
Ø  Menyebutkan nama-nama tokoh nabi palsu
Ø  Menjelaskan langkah-langkah khalifah Abu Bakar dalam menyadarkan kaum murtad
Ø  Menyebutkan para sahabat yang ditugaskan khalifah Abu Bakar untuk menyadarkan kaum murtad
Ø  Menjelaskan alasan-alasan kaum ingkar zakat tidak mau menunaikan kewajiban berzakat
Ø  Menjelaskan langkah-langkah khalifah Abu Bakar dalam menyadarkan kaum ingkar zakat
Ø  Menjelaskan latar belakang khalifah Abu Bakar melakukan pembukuan al-Qur’an
Ø  Melaporkan hasil pembukuan al-Qur’an yang dilakukan oleh khalifah Abu Bakar
Ø  Menjelaskan latarbelakang perintisan dakwah Islam di Persia dan Syiria
Ø  Menceritakan pelaksanaan dakwah Islam ke Persia
Ø  Menceritakan pelaksanaan dakwah Islam ke Syiria
1.1      Meneladani nilai-nilai positif dari kekholifahan Abu Bakar
        As Siddiq
Ø  Menunjukkan sikap/ perilaku keteguhan memegang amanah dalam segala hal
Ø  Membiasakan meneladani Abu Bakar yang selalu bermusyawarah dalam setiap mengambil keputusan penting
2.      Mengenal sejarah khalifah Umar bin Khottob
2.1    Menceritakan silsilah, kepribadian Umar bin Khottob dan perjuangannya dalam dakwah Islam.
Ø  Menyebutkan nama ayah dan ibu Umar bin Khottob
Ø  Menyebutkan asal suku/ klan/ bani Umar bin Khottob
Ø  Menentukan pertemuan nasab Umar bin Khottob dengan Nabi Muhammad Saw
Ø  Menyebutkan karakter sifat Umar bin Khottob
Ø  Menyebutkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki Umar bin Khottob
Ø  Menjelaskan kedudukan Umar bin Khottob dalam masyarakat kafir Quraisy
Ø  Menceritakan kisah masuk Islamnya Umar bin Khottob
Ø  Menceritakan perjuangan Umar bin Khattab setelah masuk Islam, yaitu menjadi pembela nabi/ pembela kaum yang tertindas
Ø  Menunjukkan sikap/ perilaku membela aqidah Islam dengan berani dan tegas
2.2    Menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai positif dari kholifah Umar bin Khottob.
Ø  Menjelaskan latar belakang dibentuknya lembaga negara
Ø  Menyebutkan lembaga-lembaga Negara yang dibentuk khalifah Umar bin Khattab
Ø  Menyebutkan fungsi-fungsi lembaga Negara yang dibentuk kholifah Umar bin Khottob
Ø  Menjelaskan latar belakang ditetapkan kalender Islam
Ø  Menjelaskan alasan-alasan hijrah nabi ke Yatsrib dijadikan sebagai dasar penghitungan kalender Islam
Ø  Menyebutkan sahabat yang mengusulkan hijrah nabi ke Yatsrib ditetapkan sebagai awal penghitungan kalender Islam
Ø  Menceritakan kepedulian khalifah Umar bin Khottob kepada rakyatnya
Ø  Menjelaskan sikap khalifah Umar bin Khottob membela kaum lemah
Ø  Menunjukkan sikap/ perilaku peduli terhadap sesama, terutama pada kaum lemah
Ø  Memberi contoh ketegasan Umar dalam berdakwah
Ø  Memberi contoh keberanian khalifah Umar dalam memberantas kebatilan terhadap siapapun
Ø  Menunjukkan sikap/ perilaku keberanian menyampaikan hal yang benar sekalipun terasa pahit/ menyedihkan
Ø  Menyebutkan nama-nama sahabat yang yang ditugaskan berdakwah di Persia
Ø  Menceritakan peristiwa terjadinya Fathul Futuh (kemenangan terbesar) dalam berdakwah di Persia
2.3    Meneladani nilai-nilai positif dari kekholifahan Umar bin
         Khottob
Ø  Meneladani sifat keberanian khalifah Umar bin Khottob dalam memberantas kebatilan
Ø  Menunjukkan  sikap/ perilaku  sederhana (wara’) dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengenal sejarah khalifah Utsman bin Affan
3.1    Menceritakan silsilah, kepribadian Utsman bin Affan dan perjuangannya dalam dakwah Islam.
Ø  Menyebutkan nama ayah dan ibu Utsman bin Affan
Ø  Menyebutkan asal suku/ klan/ bani Utsman bin Affan
Ø  Menentukan pertemuan nasab Utsman bin Affan dengan Nabi Muhammad Saw
Ø  Menyebutkan karakter sifat Utsman bin Affan
Ø  Menyebutkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki Utsman bin Affan
Ø  Menjelaskan kedudukan Utsman bin Affan dalam masyarakat kafir Quraisy
Ø  Menceritakan Utsman bin Affan menerima Islam
Ø  Menceritakan penderitaan Utsman disiksa pamannya (Hakam bin Ash) mempertahankan aqidah Islam
Ø  Menceritakan pengorbanan Utsman bin Affan dalam dakwah Islam
3.2    Menunjukkan contoh-contoh nilai-nilai positif dari kholifah Utsman bin Affan.
Ø  Menceritakan kedermawanan Utsman bin Affan dalam mendukung dakwah Islam
Ø  Menyebutkan contoh-contoh kedermawanan
Ø  Menjelaskan latar belakang dibentuknya armada laut Islam
Ø  Menyebutkan sahabat yang mengusulkan pembentukan armada laut Islam
Ø  Menjelaskan latar belakang dakwah Islam di Eropa (Pulau Cyprus)
Ø  Menceritakan pelaksanaan dakwah di Eropa (Pulau Cyprus)
Ø  Menjelaskan kebijakan khalifah Utsman bin Affan dalam membangun gedung peradilan
Ø  Menyebutkan nama-nama sahabat yang bertindak sebagai mufti (hakim)
Ø  Menjelaskan latar belakang dilakukan penyempurnaan/ penggandaan mushaf al-Qur’an
Ø  Menyebutkan para sahabat yang berperan dalam penyempurnaan/ penggandaan mushaf al Qur’an
Ø  Melaporkan hasil kerja panitia penyempurnaan dan penggandaan mushaf al-Qur’an dan pendistribusiannya ke kota-kota besar
dst

Sunday, 11 June 2017

Terima kasih Sudah Menjadi Murid



Alhamdulillah pengumuman kelulusan siswa kelas 6 sudah terlaksana, lulus semua.

Bahagia, karena akhirnya selesai mengantarkan siswa kelas 6 lulus madrasah ibtidaiyah, meski nilai yang diperoleh bukanlah yang  terbaik.  Ada sedikit rasa tidak puas, seharusnya jika lebih berusaha lagi bisa mendapat hasil yang lebih lagi. Namun, memang begitulah setiap masa selalu ada yang istimewa. Hanya bisa mendoakan semoga terus menjadi anak yang saleh. Teruslah mengingat pelajaran yang telah diberikan.

Ingatlah pelajaran Qur’an Hadits yang telah didapatkan. Banyak ayat dan hadits yang telah dihafal dan dipelajari kandungannya.

Ingatlah pelajaran Fikih yang telah didapatkan, mengatur ibadah dan muamalah sesuai dengan syariatNya.

Ingatlah pelajaran Aqidah Akhlak, agar akhlak karimah selalu menghiasi langkah
Ingatlah pelajaran SKI tentang Rasulullah sebagai teladan hingga Khalifah Rasyidah yang seharusnya dilanjutkan
Ingatlah pelajaran Bahasa Arab, bahasa Al Quran dan bahasa Hadits, bahasa umat Islam, bahasa penghuni surga, bekal memahami agama.
Ingatlah pelajaran Matematika, meski tak kalian suka tetapi jadikanlah sebagai bekal takwa. Agar kalian bisa menghitung besarnya bunga bank yang haram, agar bisa menghitung timbangan dengan benar, agar bisa menjadi dasar untuk menjadi ilmuwan muslim, mengabdi di dunia dan selamat hingga akhirat.
Dan ilmu-ilmu lain yang bermanfaat.

Terima kasih sudah menjadi murid, tanpa murid tidak akan ada guru. Semoga ilmu yang  telah diberikan menjadi ilmu yang bermanfaat, menjadi ladang pahala yang terus mengalir untuk para guru.

Semoga hingga kelak terus mengingat nasihat-nasihat guru, jadilah anak yang saleh dan salehah. Jadilah penjaga agama Allah jangan jadi penghalang tegaknya Islam. Jangan ringan bermaksiat , jaga pergaulan, ingatlah Allah mengawasi. Lupakan keburukan yang tak sengaja dilakukan. Maafkan kesalahan yang terlanjur diperbuat.

Selalu renungkan asmaul husna yang  tiap pagi dilantunkan, ingatlah Allah Maha Segalanya.

Semoga kelak di akhirat kita dikumpulkan di surga. Amiin



Saturday, 10 June 2017

Pejuang Khilafah, Mengalah Bukan Berarti Kalah

serba-liwa-rayah.blogspot.com

Menyampaikan tentang khilafah bukanlah tindakan kriminal
Meski terkadang acara yang bertemakan khilafah batal
Bukan berarti perjuangan untuk mewujudkan khilafah telah gagal

Dakwah menyampaikan kewajiban khilafah adalah perbuatan mulia
Meski terkadang masih ada yang menganggapnya sebelah mata
Bukan berarti perjuangan untuk mewujudkan khilafah terhenti begitu saja

Pengemban dakwah khilafah tidak akan menyurutkan langkah
Meski terkadang harus mengalah
Namun bukan berarti telah kalah

Mengalah dan sabar dengan thariqah dakwah Rasulullah bukanlah perkara yang sia-sia
Semua usaha yang telah tercurah pasti ada balasannya
Setiap kebaikan yang diniatkan semata karena Allah pasti dibalas dengan surga

Mengambil langkah mundur bukan berarti menyerah
Ingatlah bagaimana Rasulullah membatalkan haji dan menandatangani perjanjian Hudaibiyah
Banyak yang mengira umat Islam merugi namun ternyata ada strategi yang penuh hikmah

Haji tahun itu memang tak tertunaikan
Namun masalah Yahudi Khaibar terselesaikan
Setahun kemudian umrah qadla pun diwujudkan
Belajarlah dari perjanjian Hudaibiyah yang sepintas mengecewakan
Namun sebenarnya telah menanti kemenangan
Hanya membutuhkan sabar dan keyakinan

Tak perlu menganggap sia-sia apa yang telah dikorbankan
Yakinlah pasti ada jalan untuk menyelesaikan kesalahpahaman
Dengan saudara seiman jangan terpancing untuk bermusuhan

Bukan mereka yang menjadi musuh sesungguhnya
Mereka hanyalah boneka agen penjajah yang punya kuasa
Janganlah membuat musuh semakin bergembira

Sabarlah dengan dakwah tanpa kekerasan
Menyampaikan Islam kaffah untuk diterapkan
Istiqamah menyampaikan kewajiban khilafah hingga musuh hilang kesabaran

Teruslah meneladani Rasulullah tanpa henti
Tak perlu menghentikan langkah meski ada yang menghalangi
Hingga musuh sebenarnya membuka kedok yang tak bisa lagi tertutupi

Hingga umat menyadari bahwa khilafah bukanlah ancaman
Khilafah adalah ajaran Islam yang wajib diwujudkan
Dan menyampaikan khilafah adalah kebaikan


Memang jalan perjuangan ini masih panjang
Ujian pun terkadang menerjang
Namun semangat perjuangangan tak akan lekang

Rekomendasi bacaan agar semangat dakwah tak pudar :  Sirah Nabawiyah, Min Muqawwimat An Nafsiyah Al Islamiyah, Daulah Islamiyah, Tarikh Khulafa’, Ahkamu As Sulthoniyah, Pesan-pesan Menggugah Untuk Pengemban Dakwah dll



Wednesday, 7 June 2017

Indahnya Berbagi, Apalagi Polisi Yang Memberi


http://arabic-artwork.blogspot.co.id/

Senin, 5 Juni 2017
Sore menjelang maghrib, di depan Mapolres Kediri di Pare ada pembagian takjil, sepertinya segelas kolak. Tidak ada gambar bukan berarti hoax ya, kalo saya ikut berhenti hanya untuk ambil gambar sepertinya malah bikin macet, karena kendaraan lumayan padat dan yang antri ambil takjil juga lumayan banyak. Takjil dibagikan oleh polwan berkerudung. Terlihat wajah sumringah dari para pengendara motor dan sepeda.

Berbagi, salah satu perbuatan untuk mewujudkan nilai kemanusiaan (qimah insaniyah). Tanpa pandang siapa yang memberi dan diberi selama berbagi dalam kebaikan bagi seorang muslim tidak akan pernah sia-sia.

Termasuk pula dengan apa yang dilakukan jajaran polres Kediri , terlepas disaat polri secara institusi (bukan personal) mendapat sorotan  atas kebijakannya yang seringkali berujung pada kekecewaan. Terakhir, sikap ambigu aparat keamanan ini terlihat dari penyikapan kasus persekusi. Entahlah jenis apalagi istilah ini, tapi lagi-lagi standar ganda kembali diambil. Hampir mirip dengan kasus terorisme yang seringkali disematkan pada tindakan terror yang dilakukan seorang muslim saja, maka persekusi ini juga seolah hanya disangkakan kepada ormas Islam saja. Jelas ini akan sangat mengecewakan umat Islam.

Kembali pada masalah berbagi, apa yang dilakukan polres Kediri dalam hal berbagi patut diapresiasi, insya Allah selama dilakukan dengan niatan lillahi ta’ala pasti ada balasannya. Sungguh tindakan mulia yang membuat para pengguna jalan yang sedang menunggu waktu berbuka merasakan kegembiraan, karena salah satu kegembiraan bagi orang-orang yang berpuasa adalah saat berbuka.

Berbagi kebaikan dengan meski hanya berupa makanan takjil adalah hal yang sunah, karena memberi buka pada orang yang puasa dan menyegerakan berbuka (takjil) telah disyariatkan oleh Rasulullah. Sangat terasa nikmat indahnya berbagi. Dan ketika yang membagi kebaikan adalah polisi, indahnya itu lebih mendalam lagi. Memang itulah yang seharusnya, sebagaimana slogan Polri : Melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat. Slogan yang begitu mulia. Semoga ke depan aktivitas mulia terus menjadi pijakan dalam mengambil kebijakan, karena bagaimana pun juga personal polri juga manusia biasa, mereka punya akal. Dengan akal tersebut bisa berpikir mana yang baik dan mana yang buruk, tentu dengan menggunakan standar penilaian yang baku, yaitu syariat Allah Al Khaliq Al Mudabbir, Allah Maha Pencipta dan Pengatur. Allah yang menciptakan maka Allah pula yang paling tahu mana yang baik dan buruk untuk umat manusia. Semoga untuk selanjutnya kebijakan yang diambil benar-benar dalam rangka ketakwaan kepada Allah SWT. 

Tidak hanya untuk polri, namun untuk semua dan untuk mengingatkan diri sendiri : ittaqillaha haitsuma kunta, bertakwalah kamu di mana saja berada. Di mana pun, kapan pun dan apapun jabatan kita. Masing-masing akan mendapat balasan atas apa yang telah dilakukan, dan semua akan diadili kelak di akhirat, pengadilan yang tak bisa dihindarkan, pengadilan dari Dzat Yang Maha Adil. Wallahu a’lam


Pare, 7 Juni 2017