Monday 27 April 2015

Perang Tabuk dan Pengorbanan Menuju Rapat dan Pawai Akbar 1436


Berita tentang rencana Romawi akan menyerang negeri-negeri Arab bagian utara telah sampai kepada Rasulullah saw. Maka Rasulullah menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi Romawmi, mengubur sedalam-dalamnya angan-angan Romawi untuk mengalahkan kaum muslimin . Rasulullah sendiri yang memimpin perang ini. Yaitu Perang Tabuk. Saat itu bertepatan dengan akhir  musim panas dan awal musim gugur. Kemarahan menambah panasnya udara yang memang sudah panas. Apalagi perjalanan dari Madinah ke wilayah Syam sangat panjang dan berat, membutuhkan kekuatan, kesabaran, dan persediaan bahan makanan dan air yang cukup. Maka, persoalan ini  harus  disampaikan  kepada  kaum  Muslim  dan  tidak  perlu disembunyikan.  Di  samping  itu,  harus  disampaikan kepada  mereka dengan jelas bahwa mereka harus teguh dalam perjalanan ke wilayah Romawi untuk berperang. Strategi ini berbeda denganstrategi beliau saw yang pernah disusun dalam peperangan sebelumnya. Beliau ketika itu menyembunyikan strateginya dan arah yang hendak ditempuhnya. Dalam banyak kesempatan, beliau sering mengarahkan pasukannya ke arah lain yang berbeda dengan arah sebenarnya yang  beliau maksudkan untuk mengelabui musuh, sehingga berita perjalanannya tersebut tidak tersebar luas.

Kali ini, Rasul justru mengumumkan tujuannya sejak awal, yaitu hendak pergi untuk memerangi Romawi di daerah perbatasan Negara mereka.  Karena  itu,  beliau  mengirimkan  sejumlah  utusan  kepada beberapa kabilah untuk mengajak mereka mempersiapkan pasukan yang sangat besar yang mungkin dapat dipersiapkan. Beliau juga mengirimkan beberapa utusan untuk menemui para hartawan dari kaum Muslim dan memerintahkan mereka mengeluarkan infak dari rezekiyang telah Allah berikan kepada mereka, untuk digunakan dalam mempersiapkan pasukan yang jumlah dan perbekalan yang dibutuhkannya sangat banyak. Beliau juga mendorong kaum Muslim untuk bergabung dengan pasukan ini.

Dan hasilnya, ada berbagai tanggapan :
-          Orang-orang yang telah menerima Islam dengan hati yang dipenuhi petunjuk dan cahaya, menyambut seruan Rasulullah saw dengan lapang, ringan, dan gesit. Di antara mereka ada yang fakir,yang tidak memiliki tunggangan yang dapat membawa mereka ke kancah peperangan. Ada pula yang kaya dan menyumbangkan hartanya di jalan  Allah dengan hati  ridha  dan mantap, sekaligus mengorbankan nyawanya  dengan kerinduan yang mendalam untuk mati syahid di jalan  Allah.
-          Orang-orang yang masuk agama Allah  dengan harapan besar,  yakni harapan untuk memperoleh ghanimah perang dan takut pada kekuatan kaum Muslim, maka mereka merasa berat, berusaha mencari-cari alasan, saling melempar tugas di antara mereka dan tidak menghiraukan ajakan Rasul saw untuk berperang di medan yang sangat jauhitu dan di tengah cuaca panas yang membakar. Mereka ini adalah orang-orang munafik. Kaum  munafik tidak  hanya  berlambat-lambat dan  bermalasmalasan  untuk  pergi  berperang,  bahkan  mereka  terus-menerus mendorong kaum Muslim untuk mengundurkan diri dari perang. Rasul saw memandang perlu untuk mengambil tindakan tegas  dan menghukum mereka dengan keras. Beliau menerima kabar bahwa sekelompok orang berkumpul  di  rumah  Suwailam,  seorang  Yahudi,  untuk  merintangi masyarakat dan menghasutnya agar tidak memberi bantuan sekaligus tidak ikut berangkat perang. Beliau mengutus Thalhah bin ‘Ubaidillah dalam sekelompok kecil para sahabat untuk mendatangi mereka dan membakar rumah Suwailam. Sewaktu rumah itu dibakar,seseorang dari penghuninya berhasil lari melalui pintu belakang sehingga kakinya lukaluka, sementara sisanya terjebak ke dalam api dan lari meloloskan diri dengan  luka  bakar  yang cukup  parah.  Tindakan  tegas  ini  menjadi pelajaran bagi yang lainnya agar tidak seorang pun dari mereka berani melakukan tindakan bodoh seperti itu.

Keteguhan dan ketegasan Rasulullah membuahkan hasil. Pasukan kaum muslimin yang terkumpul berjumlah 30.000. Sungguh pasukan yang luar biasa. Pasukan pilihan yang sejak awal sudah berazam bersama Rasulullah berjihad. Pasukan yang jumlahnya sepuluh kali lipat dibandingkan pasukan Perang Mu’tah. Dan pasukan ini diberi nama  Jaisy al-‘Usrah, karena ditugaskan dalam keadaan cuaca yang sangat panas untuk menghadapi musuh yang sangat besar, menyongsong  pertempuran  yang  sangat  jauh  dari  Madinah  dan pembiayaan yang sangat besar yang diperlukan untuk mempersiapkan pasukan tersebut.

Pasukan dipimpin Rasulullash saw keluar Madinah. Debu-debu padang pasir pun berhamburan diterjang  kaki-kaki  kuda  dan  pasukan  berderap  maju  di  hadapan penduduk Madinah.  Para wanita  naik ke  atas balkon-balkon rumah menyaksikan pasukan besar yang sedang bergerak menerobos padang pasir menuju Syam. Pasukan bergerak dengan ringan seolah-olah tanpa beban, padahal mereka sedang menuju peperangan di jalan Allah di tengah  panas  yang  membakar,  kehausan  yang  menusuk-nusuk tenggorokan, dan lapar yang melilit perut. Pasukan terus bergerak menuju negeri  musuh.  Sepuluh ribu pasukan  berkuda  melesat lebih  dulu.  Penampakkan  kekuatan  yang menakutkan tersebut mampu menggerakkan sebagian jiwa yang ingin mundur dan enggan, untuk segera bergabung dengan pasukan itu. Orangorang yang berangkat dengan setengah hati tersebut  segera menyusul pasukan  dan  bergabung dengannya lalu  berangkat bersama menuju Tabuk. Sementara itu, di pihak lain pasukan Romawi sudah berkemah di Tabuk dan siap memerangi kaum Muslim. Ketika telah  sampai kepada mereka keberadaan pasukan kaum Muslim, kekuatannya,dan jumlahnya yang  banyak,  maka  mereka teringat kembali perang melawan kaum Muslim di Mu’tah. Di mana mereka pada waktu itu memiliki tekad dan keberanian yang tidak kenal menyerah, padahal pasukan mereka tidak sebesar dan sebegitu menakutkan seperti ini. Ketakutan mereka semakin bertambah ketika mengetahui Rasul saw sendiri yang  memimpin pasukan itu. Mereka sangat takut hal itu, lalu segera menarik mundur pasukannya masuk ke kota Syam untuk berlindung di dalam benteng mereka. Mereka meninggalkan Tabuk dan semua batas teritorial Syam dari arah gurun pasir dan lebih memilih mengundurkan diri ke dalam negeri. Dan akhirnya kaum muslimin memperoleh kemenangan dalam perang Tabuk ini.

Dengan adanya perang Tabuk maka telah sempurna ketentuan Allah SWT di seluruh Jazirah Arab. Rasul saw berhasil mengamankan setiap perlawanan  dan  serangan  yang diarahkan  ke wilayahnya.  Delegasi-delegasi dari berbagai suku Arab menerima ketaatan kepada Rasul saw dan menyatakan keislaman karena Allah.

Pengorbanan Menuju Rapat dan Pawai Akbar 1436
Nama agendanya adalah Rapat dan Pawai Akbar, ada embel-embel AKBAR. Menunjukkan acara yang melibatkan puluhan ribu umat Islam dan pawai menelusuri berbagai jalan menuju seluruh penjuru mata angin. Dan tentu saja sebuah agenda yang membutuhkan pengorbanan. Agenda di bulan Rajab yang bertepatan dengan awal musim kemarau. Menuntut pengorbanan tenaga. Agenda besar yang membutuhkan pengorbanan harta, agenda besar yang memerlukan pengorbanan waktu.

Menginfakkan harta untuk menyukseskan agenda, menempuh berbagai cara untuk menyebarkan tema agenda. Membuat poster, banner, pamflet dan berbagai sarana serta uslub. Menempuh berbagai cara untuk memberitahu umat tentang fakta neoliberalisme dan neoimperialisme yang mencengkeram negeri ini. Kebijakan yang semajin liberal, rakyat yang semakin sengsara, moral generasi yang semakin memprihatinkan, tindakan criminal yang semakin melesat. Asing dan swasta yang semakin mendikte arah kebijakan penguasa, kemaslahatan rakyat semakin terabaikan.
Biaya hidup yang semakin mahal
generasi yang punya masalah moral
dunia pendidikan yang gagal
penguasa yang seolah bebal
tetap mengemis utang pada  IMF dan World Bank yang dianggap handal
padahal hanya membuat kesengsaraan rakyat semakin terjal.
( Apa coba yang murah ? Sudah baca berita tentang kelakuan siswa paska UN ? Sudah baca tentang pesta bikini? Penguasa  apa masih ingat dengan janji kampanye ? Kemarin pas KAA ngritik IMF, World Bank tp kok masih blm putus hubungan ? )

Mengajak umat untuk berpartisipasi menyukseskan agenda. Berhadapan dengan berbagai sikap masyarakat.
Ada yang menyambut dengan tangan terbuka,
ada yang mengajak masanya untuk turut serta,
ada yang menginfakkan harta,
ada yang menjanjikan saja,
ada yang menolak karena tak kuat sengsara,
ada yang memandang sebelah mata,
ada yang menghalangi dengan jalan memaksa,
ada yang mencaci dengan banyak kata,
Tidak apa-apa, semua yang telah dilakukan pasti akan ada balasannya.

Rapat dan Pawai Akbar 1436, insya Allah bukan agenda yang sia-sia. Bukan agenda yang penuh suka cita. Acara yang membutuhkan pengorbanan tetapi jika dibandingkan dengan Perang Tabuk tentu tak ada apa-apanya.

#IndonesiaKitaTerancam Neoliberalisme dan Neoimperialisme #SelamatkanIndonesiadenganSyariahdan Khilafah
#YukNgaji

Segera cari info dan daftarkan diri mengikuti RPA 1436 di  www.hizbut-tahrir.or.id

Bab Perang Tabuk Kitab Daulah Islam

Pare, 24 April 2015

No comments:

Post a Comment