Wednesday 8 April 2015

Perang Mu’tah dan Mengapa yang Diserang Yaman bukan Israel ?


Sebelum terjadi perang Mu’tah, Rasulullah saw dan kaum muslimin melaksanakan umrah qadla, sebagai pengganti umrah/haji yang batal saat perjanjian Hudaybiyah. Saat umrah qadla Rasulullah saw hanya tinggal di Mekkah selama 3 hari,namun pengaruhnya sangat luar biasa. Islam dan daulah islam menjadi perbincangan masyarakat Mekkah. Dan tak sedikit orang-orang hebat yang masuk Islam. Diantaranya adalah Amr bin Ash dan Khalid bin Walid.

Ketika berhenti membaca tentang peristiwa hijrah kaum muslimin ke Habsyah, mungkin ga suka dengan Amr bin Ash. Bagaimana tidak, Amr bin Ash saat itu dengan kelicikannya berusaha mempengaruhi Raja Najasy, berusaha agar kaum muslimin diusir dari Habsyah. Namun dengan penjelasan yang luar biasa dari Ja’far bin Abi Thalib, Raja Najasy tidak terpengaruh. Tapi di perang Mu’tah ini Ja’far syahid, hiks… sedih.

Kembali ke perang Mu’tah. Mu’tah adalah sebuah daerah yang masuk wilayah Syam, sebelah  utara Madinah.perang ini dilatarbelakangi  oleh dibunuhnya utusan Rasulullah, Harits bin Umair al azdi. Utusan Rasulullah tersebut menyampaikan ajaran Islam, namun dibunuh oleh Syarhabil bin Amr al Ghasani yang merupakan antek Romawi. Pada perang ini jumlah kaum muslimin adalah sekitar 3000 orang. Sebelum berangkat Rasulullah saw menyerahkan kepemimpinan kepada Zaid bin Haritsah, jika gugur digantikan Ja’far bin Abi Thalib dan jika gugur juga digantikan Abdullah bin Rawahah. Pada akhirnya ketiganya gugur, syahid. Hiks…hiks…tambah sedih, tapi juga bahagia. Karena dalam mimpi Rasulullah melihat mereka di surga. Meski singgasana Abdullah dilihat rasul agak miring, karena sempat ragu dalam peperangan.

Pasukan kaum muslimin yang hanya 3000 berhadapan dengan 100.000 pasukan yang dikumpulkan Malik bin Zafilah dan 100.000 pasukan bantuan Hiraklius. 3000 vs 200.000. jika yang berangkat adalah orang-orang pengecut tentu langsung berkecil hati dan mundur. Namun dengan motivasi dari Abdullah bin Rawahah, bergeloralah semangat kaum muslimin. Dalam pertempuran Zaid dengan gagah berani melawan musuh, namun syahid. Bendera komando diambilalih Ja’far. Namun musuh berhasil menebas kedua tangan Ja’far, Ja’far tidak menyerah. Bendera dipegang dengan kedua lengan yang tersisa dan didekap di dada. Akhirnya Ja’far juga syahid setelah musuh membelah tubuh Ja’far. Komando diambilalih Abdullah. Awalnya Abdullah sempat ragu, maju-mundur, akhirnya Abdullah melesat ke medan perang, dan syahid. Terakhir, bendera diserahkan kepada Khalid bin Walid. Di saat jeda malam hari, Khalid bin Walid memutuskan untuk membagi pasukan dalam kelompok-kelompok kecil. Pada pagi harinya, kelompok pasukan tersebut bergerak bersama dari berbagai arah. Sehingga musuh mengira pasukan kaum muslimin mendapat bantuan. Dan musuh pun memilih mundur. Dengan demikian perang Mu’tah berakhir. Meski kepulangannya pasukan kaum muslimin dianggap sebagai bentuk sikap pengecut lari dari perang oleh sebagian umat Islam, namun Rasulullah malah tidak menganggap demikian, resiko lebih kecil dan terjaganya kewibawaan daulah Islam tetap terjaga.tidak mengalami kekalahan telak dari antek-antek Romawi.

Demikian perang Mu’tah, penuh dengan aksi heroik pahlawan Islam. Kekuatan luar biasa dari kaum muslimin dalam sebuah institusi Negara Islam Madinah.

Mengapa yang Diserang Yaman bukan Israel ?

Dan saat ini yang sedang memanas adalah serangan koalisi Arab menyerang Yaman. Koalisi yang terdiri dari : Arab Saudi, Kuwait, UEA, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, Pakistan. Wuihhh …akeh tenan to…. Menyerang Yaman yang dikuasai Syiah Houti yang diduga kuat membahayakan keamanan Timur Tengah bahkan menyerang masjidil Haram. Benar-benar dugaan yang jauh ayam dari panggang, blas rung ana buktine. O…ya, jangan terjebak dengan isu Syiah ya… belajar dulu tentang fakta Syiah dan madzhab yang ada dalam Syiah biar tidak mudah mengkafirkan. Jangan juga terpengaruh dengan orang-orang yang tiba-tiba jadi pengamat politik padahal selama ini anti politik.

Kembali pada mengapa tidak menyerang Israel ? Ada yang mengatakan, menyerang Israel adalah sesuatu yang tidak mungkin. Israel sepenuhnya didukung AS. Jadi jelas kalah senjata dan personel, ingat AS saat ini dengan mudah menggalang bantuan dari Negara-negara lain. Jadi memang wajar sich jika peluang kalah sangat besar. Harusnya mengingat perkataan Abdullah bin Rawahah dalam perang Mu’tah, “Hai orang-orang, demi Allah, sesungguhnya yang kalian benci justru yang kalian cari, yaitu mati syahadah!. . . Kita tidak memerangi manusia  karena jumlahnya, kekuatannya  dan banyaknya pasukan.  Kita tidak memerangi mereka, kecuali   karena  agama  ini  yang mana  Allah  telah  memuliakan  kita dengannya. Berangkatlah kalian! Sesungguhnya di sana itu adalah salah satu di antara dua kebaikan: menang atau mati syahid”. Jadi kalo koalisi Arab mencari syahid ya ga mikir jumlah kan…

Tapi sangat wajar dengan ketidakberanian dunia Arab menindak Israel. Pemikiran kapitalis sekuler sudah merasuk ke benak mereka. Ketakutan terhadap AS, ketundukan pada kepentingan AS dan kerugian duniawi menjadi menjadi pertimbangan. 

So, apa yang harus dilakukan ?
Mengambil hikmah dari perang Mu’tah, menjadi politikus cerdas agar tidak terjebak pada sekenario Barat, ngaji politik Islam, jadi aktivis partai politik yang berideologi Islam. Biar bisa menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi, jangan anti politik. Menyadarkan umat tentang kelicikan AS dan Inggris yang sejak dulu memang berusaha dengan keras mencengkeram, memporakporandakan dan menghancurkan umat Islam, mencegah persatuan umat Islam. Mengajak umat Islam bersatu dalam naungan Khilafah Islamiyah ‘ala minhajinubuwwah. Pasukan Khilafah yang wilayahnya membentang dari Maroko sampai Merauke akan melindungi semua umat Islam dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Tidak terjebak pada isu murahan Sunni-Syiah yang hanya memecah belah. Tetap focus menghadapai ideology yang memusuhi Islam dengan berbagai cara, yaitu kapitalisme. Dengan anak turunannya neoliberalisme dan neoimperialisme.

Jo lali, bbm naik turun naik turun turun naik naik naik trus ke puncak gunung suwe-suwe regone nyundul langit ya karena kebijakan liberalisasi bbm. Ga bbm thok, tdl melu, tarif KA melu, bahan pokok melu, tariff tol melu. Melu naik-naik ke puncak gunung moh ditinggal. Akhirnya jalan ke puncak macet, sudah sumpek di kota ingin refreshing, stress ning ndalan sisan. Pancen kapitalisme bikin stress. End.

#YukNgaji
#IndonesiaKitaTerancam Neoliberalisme dan Neoimperialisme #SelamatkandenganSyariahdanKhilafah

Pare, 7 April 2015?


No comments:

Post a Comment