Dua kali naik bis yang terakhir, ditemani lagu ini. Terakhir live,
si mas pengamen suaranya lumayan. Naik bis jika ada pilihan jarang milih bagian
tengah, tempat strategis mangkalnya pengamen, yang jarang naik bis bisa jadi ga
tau pola ini, masuk akal sih, nyari tempat yang menjangkau depan dan belakang.
Iya kalau suaranya enak didengar, atau pas ga lagi pusing tujuh keliling tidak
masalah. Jika tidak, serasa gangguan yang luar biasa (semoga bisa jadi
pertimbangan buat pengamen ). Suaramu yang tak merdu menyanyikan lagu picisan menyayat
hatiku.
Mundur Alon-lon
Aku ngalah dudu
mergo aku wis ra sayang
Aku mundur dudu mergo tresnoku wis ilang
Nanging aku iki ngerteni yen dirimu lebih sayang arek kae
Aku mundur alon alon mergo sadar aku sopo
Mung digoleki pas atimu perih
Aku mundur alon alon mergo sadar aku sopo
Mung dibutuhno pas atimu loro
Aku ngalah dudu mergo aku wis ra sayang
Aku mundur dudu mergo tresnoku wis ilang
Nanging aku iki ngerteni yen dirimu lebih sayang arek kae
Aku mundur alon alon mergo sadar aku sopo
Mung digoleki pas atimu perih
Aku mundur alon alon mergo sadar aku sopo
Mung dibutuhno pas atimu loro
Aku mundur alon alon mergo sadar aku sopo
Mung digoleki pas atimu perih
Aku mundur alon alon mergo sadar aku sopo
Mung dibutuhno pas atimu loro
Aku mundur dudu mergo tresnoku wis ilang
Nanging aku iki ngerteni yen dirimu lebih sayang arek kae
Aku mundur alon alon mergo sadar aku sopo
Mung digoleki pas atimu perih
Aku mundur alon alon mergo sadar aku sopo
Mung dibutuhno pas atimu loro
Aku ngalah dudu mergo aku wis ra sayang
Aku mundur dudu mergo tresnoku wis ilang
Nanging aku iki ngerteni yen dirimu lebih sayang arek kae
Aku mundur alon alon mergo sadar aku sopo
Mung digoleki pas atimu perih
Aku mundur alon alon mergo sadar aku sopo
Mung dibutuhno pas atimu loro
Aku mundur alon alon mergo sadar aku sopo
Mung digoleki pas atimu perih
Aku mundur alon alon mergo sadar aku sopo
Mung dibutuhno pas atimu loro
Sumber: Musixmatch
Penulis
lagu: ilux / huda
Akhirnya kepo juga, akhirnya nyari juga liriknya. Maafkan kalau
diri ini slow respon meski sudah beberapa kali ada yang sering menyinggung
tentang mundur alon-alon. Baru nyambung, ini to yang sering dinyanyikan
kebanyakan orang.
Sebelum membahas tentang mundur alon-alon, satu pelajaran yang bisa
diambil, sesuatu yang diulang-ulang pada akhirnya akan membuat penasaran, jadi
ulang-ulang saja meski terkadang tak banyak yang mempedulikan. Apalagi untuk
sebuah kebaikan, jangan bosan untuk terus mengulang, terus sampaikan. Hingga pada
akhirnya banyak yang penasaran, mencari tahu, hingga sadar pentingnya kebaikan
tersebut.
Kembali pada lagu Mundur Alon-alon, seperti biasa jika dari isinya
sama sekali tak sepakat. Tentang interaksi pria dan wanita yang tak syar’i ya
memang harus diakhiri. Apalagi jika terjadi seperti yang ada dalam lagu, Cuma buat
ban serep saja, sudahlah tak halal disakiti lagi, aduh gak enak banget lah. Menurut
saya, terkategori lagu cengeng lebay, gitu saja kok jadi pikiran. Hidup ini ga
hanya tentang aku, kamu dan dia. Hidup ini tentang kita semua dan mereka semua.
ada banyak masalah yang harus dipikirkan, ada banyak hal yang harus
diselesaikan, ada banyak bekal yang harus dipersiapkan, demi kehidupan abadi di
akhirat.
Tentang judul tulisan ini, Sepurane Aku Gak
Bakal Mundur Masio Alon-alon, tentang sebuah komitmen yang tak akan diakhiri hanya karena
desakan, cibiran, dan gangguan dari orang lain. Yaitu, dakwah menyampaikan
penerapan syariat kaffah di bawah naungan khilafah.
Dakwah yang terus mendapat sorotan terutama dari rezim, terus
berupaya menyasar para aktivis dan ide yang diembannya. Buku agama dirombak,
khilafah tetap diakui sebagai bagian dari sejarah, namun sekadar sejarah yang
divonis tak layak untuk diterapkan di negeri mayoritas muslim ini. Narasi radikalisme
terus didengungkan. Opini negative seputar khilafah, bahaya orang-rang yang
menyampaikan khilafah terus saja diboomingkan. Semua menteri, semua pejabat,
semuanya diminta mewaspadai khilafah, mencapnya sebagai ide radikal yang hendak
menghancurkan Indonesia. Harus disadari ini hanyalah narasi ilusi, tidak ada
realitasnya. Jelas bukan khilafah yang membahayakan, namun perilaku penguasa
yang berkolaborasi dengan pengusaha pemilik modal yang mendapat perlindungan
dari aparat keamanan dan didukung kepentingan asing dan para komprador,
disukseskan para penjilat dan warga yang tak mengerti apa-apa namun disupport
dana yang luar biasa banyaknya. Narasi yang sejatinya digunakan untuk menutupi
kegagalan rezim dalam merealisasikan janjinya, menutupi kebobrokan hasil
penerpan system kapitalisme. Bukan dakwah khilafah yang membahayakan Indonesia,
namun perilaku korup politisi, dzalimnya kebijakan penguasa yang tunduk pada
kepentingan asing, tunduk pada arahan pemberi utang. Yang bahaya dan harus di waspadai itu rusaknya moral akibat gaya
hidup liberal yang merusak bumi dan seisinya, bukan para pengemban dakwah yang
mengajak untuk menerapkan syariat terbaik dari Allah.
Tekanan pun tak henti dilakukan. Persekusi hingga kedzaliman di
luar nalar akal sehat menjadi langkah rendahan yang diambil rezim. Tujuannya satu,
membuat para pengemban dakwah khilafah menyerah, atau minimal mundur
pelan-pelan. Tapi maaf, dakwah khilafah tidak akan mundur meski selangkah. Mendakwahkan
khilafah adalah kewajiban dari Allah, meneladani Rasulullah, aktivitas mulia. Dan
jika tekanan itu terus diberikan, ada Allah yang akan menjaga, ada Allah Yang
Maha Membalas semua perbuatan. Kebaikan akan dibalas, maka penghalang khilafah
pun akan dibalas.
Tak ada kata menyerah atau bahkan sekadar mundur pelan-pelan dalam dakwah
menyampaikan khilafah, yang ada adalah terus menambah semangat. Jadi percuma
menghalangi dakwah khilafah, pasti gagal. Maka pilih jadi pendukung saja, jelas
hasilnya. Islam pasti menang, khilafah pasti tegak.
Pare, 25 November 2019