Monday, 19 November 2018

Tidak Hanya Sampah, Abu Pun Dibersihkan Dari Jalan Dakwah

Pasir Kelud, 2014


Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Tetapi jika kamu menyimpang sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. Al Baqarah [2] : 208-209).

Hisab atas orang-orang yang lebih  mengetahui adalah hisab yang lebih berat, begitu pula hisab kepada aktivis pengemban dakwah Islam juga lebih berat dan lebih sulit dari pada umat-umat yang lain. Karena peringatan Allah atas orang-orang yang menyimpang setelah datangnya bukti nyata sangat keras. Maka seorang pengemban dakwah harus menyadari bahwa dia tidak boleh menyepelekan hal-hal syubhat apalagi menyepelekan kemaksiatan sekecil apapun. Dia harus membersihkan langkahnya, tidak hanya dari sampah  namun juga kotoran berupa debu.

Maka tak heran jika dalam sebuah jamaah dakwah, sebelum seseorang bergabung di dalamnya akan dipastikan tidak terlibat pada dosa besar. Tidak akan diijinkan seseorang bergabung dalam barisan jamaah ketika masih terlibat riba sekecil apapun jumlah ribanya, karena riba adalah salah satu dosa besar. Pun seseorang tidak akan dimasukkan dalam barisan dakwah ketika masih menjalin interaksi tidak halal. Tidak hanya berhenti di sini, orang-orang yang sudah masuk dalam jamaah pun akan terus diingatkan untuk terus membersihkan jalan dakwahnya dari abu yang mengotori, bahkan menghindari debu-debu dari abu yang kotor. Jalan dakwah ini harus bersih, pengembannya harus memastikan langkahnya tidak melanggar syariah, memastikan perilakunya sesuai dengan syariah dan segera membersihkan diri dari debu kotor dengan secepatnya bertaubat.

Sampah adalah kemaksiatan dan abu kotor adalah kemubahan. Maka tak layak seorang pengemban dakwah membiarkan diri menikmati abu kotor atau sekadar debu-debu dari abu yang kotor. Tak layak seorang pengemban dakwah disibukkan dengan kemubahan, mengedepankan perilaku mubah. Yang seharusnya dilakukan adalah fokus pada perjuangan dakwah. Fokus mendekatkan diri kepada Allah sembari terus memohon pertolongannya, fokus mengajak umat untuk mewujudkan tujuan dakwah, yaitu melanjutkan kehidupan Islam.

Menulis ini setelah membaca kumpulan tanya jawab Amir HT tentang Komunikasi Online Antara Laki-Laki Dan Perempuan, setelah membaca Pesan-pesan Menggugah Untuk Pengemban Dakwah : Waspadailah Perilaku Maksiat, Kemaksiatan Anda Berpengaruh Terhadap Jamaah Dakwah dan setelah diingatkan seputar tidak diijinkan seseorang yang terlibat riba bergabung dalam jamaah dakwah.
Semoga senantiasa menjadi pengingat, tidak hanya untuk menyelamatkan jamaah namun juga menyelamatkan diri ini dari balasan yang pedih di akhirat kelak.

Semoga menyadari bahwa sampah dan debu hanya akan membebani jamaah ini, maka pilihannya hanya satu, bersihkan debu-debu dari abu yang kotor dari jalan dakwah ini, tinggalkn kemaksiatan hindari menyibukkan diri dengan kemubahan.

Semoga kita terus bersabar di jalan dakwah ini hingga langkah dakwah berhenti semata karena Allah menghentikannya dengan datangnya ajal. Bersabarlah, karena pertolongan Allah untuk orang yang sabar di jalanNya sangatlah dekat.

Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.(QS. Ash Shaf [61] : 13)


Pare, 19 November 2018

No comments:

Post a Comment