Wednesday 28 November 2018

Karena Wanita Istimewa


Dipandang dari aspek kemanusiaan, pria  dan wanita mempunyai kedudukan yang sama di hadapan Allah, hanya derajat  ketakwaan yang membedakan. Namun dari aspek hak dan kewajiban ada hal-hal yang membedakan. Sama-sama wajib menutup aurat namun batasan aurat  pria dan wanita berbeda. Sama-sama wajib menuntut ilmu namun berbeda peran dalam ranah domestik rumah tangga. Dan masih banyak hal lain yang pengaturannya tidak sama antara pria dan wanita, bukan karena Islam diskriminatif namun memang Islam mengatur dengan aturan terbaik dan pasti cocok untuk karakter fitrah masing-masing, pria maupun  wanita.

Dalam rangka mengatur interaksi pria dan wanita, maka Islam juga mempunyai aturan. Apapun itu aturan ini adalah aturan yang terbaik, berasal dari Pencipta manusia, Dzat Yang Maha Tahu. Aturan tersebut di antaranya adalah larangan bagi wanita melakukan safar (dalam perjalan sehari semalam) tanpa mahram, menjadikan jamaah pria dan wanita berada dalam komunitas yang terpisah serta haramnya berkhalwat antara pria dan wanita yang bukan mahram. Ketentuan terakhir juga mempunyai konsekuensi dalam tempat-tempat khusus wanita harus berjamaah atau ditemani mahram. Misalnya saat dalam kendaraan pribadi, baik milik sendiri atau yang semisal ( carter offline maupun online). Secara sepintas terlihat tidak adil, mengapa pria seolah boleh sesuka hati namun wanita terlihat diatur dengan ketat. Akan tetapi sejatinya itu semua demi menjaga kehormatan wanita. Apalagi fakta saat ini dimana kebebasan begitu diagungkan, wanita bebas berbuat apa saja, diperbolehkan mengikuti apapun keinginannya. Maka bukan hal yang aneh jika pelecehan dan kekerasan terhadap wanita juga semakin meningkat, karena wanita seolah tak menghargai diri sendiri, bagaimana orang lain akan melindungi?

Secara logika, aturan ada untuk melindungi, begitu juga dengan syariat yang telah diberikan Allah dan RasulNya untuk para wanita, itu semua demi melindungi kehormatan wanita, karena wanita istimewa, karena wanita seharusnya dimuliakan. Maka ridhalah dengan semua aturan untuk kita, para wanita. Ikhlas melaksanakan aturan yang telah ditentukan, yakin inilah yang tebaik untuk kita.

Juga selayaknya wanita menempatkan dirinya dalam posisi yang mulia, tidak membiarkan dirinya “dinikmati” oleh orang-orang yang tidak halal. Menjaga interaksi dengan lawan jenis, menghindari campur baur laki-laki dan perempuan, tidak mengumbar aspek kehidupan pribadi, benar-benar menjaga kehormatan diri, menghindari berselfie maupun grupie hanya demi ingin diakui eksistensinya. Menjaga izzah dan iffah, bukan karena merasa sok suci, namun memang seperti itulah seharusnya. Bukan malah mengikuti gaya hidup wanita barat yang tak mau terikat dengan aturan. Dan yang terpenting adalah menyadari bahwa kita hidup semata untuk mengumpulkan bekal, bekal kehidupan hakiki, akhirat. Maka gelar tertinggi bagi seorang wanita hanya satu, menjadi wanita salehah.

Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita salehah (HR Muslim)

Pare, 28 November 2018


No comments:

Post a Comment