Dipandang dari aspek kemanusiaan, pria dan wanita mempunyai kedudukan yang sama di
hadapan Allah, hanya derajat ketakwaan
yang membedakan. Namun dari aspek hak dan kewajiban ada hal-hal yang
membedakan. Sama-sama wajib menutup aurat namun batasan aurat pria dan wanita berbeda. Sama-sama wajib
menuntut ilmu namun berbeda peran dalam ranah domestik rumah tangga. Dan masih
banyak hal lain yang pengaturannya tidak sama antara pria dan wanita, bukan
karena Islam diskriminatif namun memang Islam mengatur dengan aturan terbaik
dan pasti cocok untuk karakter fitrah masing-masing, pria maupun wanita.
Dalam rangka mengatur interaksi pria dan wanita, maka Islam
juga mempunyai aturan. Apapun itu aturan ini adalah aturan yang terbaik,
berasal dari Pencipta manusia, Dzat Yang Maha Tahu. Aturan tersebut di
antaranya adalah larangan bagi wanita melakukan safar (dalam perjalan sehari
semalam) tanpa mahram, menjadikan jamaah pria dan wanita berada dalam komunitas
yang terpisah serta haramnya berkhalwat antara pria dan wanita yang bukan
mahram. Ketentuan terakhir juga mempunyai konsekuensi dalam tempat-tempat
khusus wanita harus berjamaah atau ditemani mahram. Misalnya saat dalam
kendaraan pribadi, baik milik sendiri atau yang semisal ( carter offline maupun
online). Secara sepintas terlihat tidak adil, mengapa pria seolah boleh sesuka
hati namun wanita terlihat diatur dengan ketat. Akan tetapi sejatinya itu semua
demi menjaga kehormatan wanita. Apalagi fakta saat ini dimana kebebasan begitu
diagungkan, wanita bebas berbuat apa saja, diperbolehkan mengikuti apapun
keinginannya. Maka bukan hal yang aneh jika pelecehan dan kekerasan terhadap
wanita juga semakin meningkat, karena wanita seolah tak menghargai diri
sendiri, bagaimana orang lain akan melindungi?
Secara logika, aturan ada untuk melindungi, begitu juga
dengan syariat yang telah diberikan Allah dan RasulNya untuk para wanita, itu
semua demi melindungi kehormatan wanita, karena wanita istimewa, karena wanita
seharusnya dimuliakan. Maka ridhalah dengan semua aturan untuk kita, para
wanita. Ikhlas melaksanakan aturan yang telah ditentukan, yakin inilah yang
tebaik untuk kita.
Juga selayaknya wanita menempatkan dirinya dalam posisi yang
mulia, tidak membiarkan dirinya “dinikmati” oleh orang-orang yang tidak halal.
Menjaga interaksi dengan lawan jenis, menghindari campur baur laki-laki dan
perempuan, tidak mengumbar aspek kehidupan pribadi, benar-benar menjaga
kehormatan diri, menghindari berselfie maupun grupie hanya demi ingin diakui
eksistensinya. Menjaga izzah dan iffah, bukan karena merasa sok suci, namun
memang seperti itulah seharusnya. Bukan malah mengikuti gaya hidup wanita barat
yang tak mau terikat dengan aturan. Dan yang terpenting adalah menyadari bahwa
kita hidup semata untuk mengumpulkan bekal, bekal kehidupan hakiki, akhirat.
Maka gelar tertinggi bagi seorang wanita hanya satu, menjadi wanita salehah.
Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah
wanita salehah (HR Muslim)
Pare, 28 November 2018
No comments:
Post a Comment