Friday, 9 February 2018

Terimakasih Bapak Ibu Guru

Bapak Guru sedang membereskan alas duduk yang sebelumnya digunakan siswanya 

Baru pertama kali mengantarkan murid ikut kompetisi di Universitas Darul Ulum Jombang, tepatnya di Ruang Auditorium. Pelaksanaaan semifinal Kompetisi Matematika Nalaria Realistik 13 yang berbeda dari tahun sebelumnya, baik dari segi tempat maupun ruangan.

Alhamdulillah dari tiga gelombang, semua gelombang mengikuti berarti dari tiap kelas ada yang  lolos ke babak semi final ini. Dari pagi sampai siang menjelang sore bisa menemani sambil istirahat dan mengobrol dengan beberapa guru dan wali murid dari sekolah dan berbagai daerah.

Juga menjumpai rombongan-rombongan dari sekolah-sekolah lain. Ada yang diantar secara langsung oleh orang tua murid dan banyak pula yang diantar para guru. Sayang beberapa foto yang terambil tidak tersimpan.
Di depan gerbang masjid UNDAR Jombang, berpapasan dengan Ibu Guru MIM 1 Pare, kresek besar di tangan, sepertinya kotak nasi :-)

Beberapa kali kagum dan tersenyum simpul, melihat para guru menggiring siswanya. Mengumpulkan, mengarahkan, mencarikan tempat duduk ujian. Bahkan ada guru yang membawakan perlengkapan muridnya. Ada yang membawakan tas, alas duduk bahkan membawakan makanannya. Sungguh pelayanan total, pelayanan terbaik untuk murid-muridnya. Entahlah, apakah mereka mendapat tunjangan tambahan dari lembaga, mengingat saat itu adalah hari Ahad, bukan hari kerja. Namun, terlepas dari itu semua, selama dilakukan dengan ikhlas tidak ada yang sia-sia, amal sebijisawi pun akan dibalas oleh Allah, insya Allah beberapa yang saya perhatikan mayoritas dari sekolah Islam (salah satu indikatornya siswa yang didampingi menutup aurat).

Ini adalah kompetisi di luar kegiatan akademik formal di sekolah, maka tak jarang bimbingan untuk kompetisi semacam ini juga dilakukan di luar jam pelajaran, dan sekali lagi entahlah apakah bapak ibu guru yang membimbing sebelum hari H juga mendapat tunjangan lebih, mengingat membimbing siswa untuk kompetisi membutuhkan tenaga dan pikiran ekstra, he..he..anak SD tapi makanannya materi SMP, gurunya pasti juga ekstra mengajarnya. Mau dibiarkan belajar mandiri, saya yakin bukan tipe guru pembimbing kompetisi, gak tega, meski tak banyak saya yakin para guru pasti membekali muridnya. Dan jika yang melakukannya adalah  guru non ASN, bisa jadi imbalan yang diterima juga tidak seberapa.

Entahlah, di saat system yang diterapkan di negeri ini berbasis kapitalisme, pendidikan bukanlah bidang yang mendapatkan kucuran dana yang memadai, anggaran 20% APBN untuk pendidikan yang diamanahkan UU hanya isapan jempol, karena pendidikan memang bukan lahan basah, mengucurkan dana untuk pendidikan seolah tak ada manfaatnya, lebih menggiurkan pengalokasian dana untuk infrastruktur.

Tulisan ini bukan dalam rangka mengeluh, hanya prihatin dengan penghargaan yang diberikan kepada guru, ada banyak pengorbanan yang telah diberikan, namun perlakuan terhadap para guru belum maksimal.

Secara pribadi, saya yang juga belajar jadi guru, berusaha memberikan yang terbaik untuk siswa. Tidak semata mengejar harta, namun menjadi guru adalah salah satu kesempatan untuk bisa memberikan ilmu dan selalu berharap ilmu yang diberikan menjadi ilmu yang bermanfaat yang pahalanya akan terus mengalir meski nanti mati. Di sisi lain juga berusaha melakukan perubahan, karena apa yang terjadi di dunia pendidikan salah satunya permasalahan guru, adalah permasalahan sistemik. Negeri ini salah kelola, negeri yang mayoritas beragama Islam ini belum bisa menjadi umat yang terbaik sebagaimana dijanjikan Allah subhanahu wata’ala.
Di sekolah guru mengajarkan tentang potensi alam negeri ini yang begitu melimpah, dan secara teori harusnya bisa dinikmati seluruh bangsa, namun faktanya kekayaan alam negeri ini diserahkan swasta dan asing, negeri ini dijajah secara ekonomi. Kebijakannya pun kapitalistis, pembangunan infrastruktur sangat jauh menyentuh dunia pendidikan, yang ada adalah pembangunan infrastruktur untuk menyukseskan penjajahan asing di negeri ini. Coba kita pikirkan, untuk siapa jalan tol, bandara, pelabuhan, jalan lintas daerah dibangun? Seberapa banyak pembangunan fasilitas peningkatan pendidikan?

Harus ada perubahan, saya muslim, saya yakin aturan Islam adalah aturan terbaik, system Islam adalah system terbaik. Maka salah satu usaha perubahan yang saya lakukan adalah menyampaikan pentingnya penerapan Islam kaffah dalam naungan khilafah. Meski saat ini ada upaya untuk mengkriminalisasi aktivitas mendakwahkan khilafah, langkah tidak akan surut karena Khilafah adalah ajaran Islam, dan saya sebagai muslim bangga bicara khilafah.

Nulis ini sambil mengingat beberapa hari yang lalu kena palak dan membayar PKB di samsat, sambil menunggu panggilan mendengarkan panggilan-panggilan lain.
“ Pak Mustakim Bulupasar Pagu tiga ratus empat puluh ribu”
“ Pak Imam Pelem Pare empat ratus ribu”
“ Pak Sugiono Tulungrejo Pare duajuta seratus ribu”
“ Bu Era Gadungan Puncu dua ratus lima puluh ribu”
Bla…bla…bla… jan akeh tenan duite, dengan mudahnya rakyat dipalak. Tetapi kekayaan alam diberikan kepada asing. Utang semakin meningkat, yang menikmati para konglomerat tapi yang dipalak seluruh rakyat.

Jujur saya tidak mau terus hidup dalam system seperti ini, ini bisa diubah. Terus berusaha, memperbaiki diri sendiri, mengajak umat menerapkan Islam kaffah, mengajak untuk memperjuangkan khilafah, system warisan Rasulullah salallahu alaihi wassalam. Yang belum tahu tentang khilafah, yang masih ragu dengan khilafah, yang masih salah paham dengan khilafah juga wajib mencari tahu, menambah ilmu. Terus mengkaji Islam.
Entah kapan khilafah tegak, di saat nanti mati dan ditanya malaikat semoga bisa menjawab ketika ditanya apa yang telah dilakukan untuk agama Allah. Minimal sudah berusaha mempelajari dan menolong agama Allah dengan berusaha menerapkannya dalam setiap aspek kehidupan. Wallahu a’lam

Biar nyambung dengan judul, penutupnya kembali tentang guru:
Rangkaian kata di tulisan Mati Itu Pasti  dalam rangka mengenang jasa salah satu guru yang telah dahulu dipanggil yang kuasa :

Bukan guru biasa meski hanya pegawai swasta
Memberikan dedikasi terbaik demi para siswa
Mengantarkan siswa menjadi generasi mulia
Mencari bekal kehidupan di dunia yang fana
Mencari bekal amal di akhirat yang  baka

Bukan sekedar mengejar materi semata
Namun mengabdi setulus jiwa
Meraih ridla Allah subhanahuwata’ala
Meski aral melintang di depan mata
Sedikit pun tak menyurutkan semangat  dalam dada

Dan langkah itu pun akhirnya terhenti
Bukan karena putus asa yang mendera dalam diri
Namun  kehidupan yang harus diakhiri
Ketetapan yang memang tidak bisa dihindari
Karena Allah sudah menetapkan hidup berakhir setelah mati
Namun semua tidak berarti berakhir di sini
Akhirat yang kekal sudah menanti
Menunggu di alam barzah hingga kiamat nanti
Menunggu perhitungan amal di pengadilan sejati
Siapa pun tidak bisa membela diri
Hanya amal yang akan menjadi saksi

Apa saja yang sudah dilakukan akan diminta pertanggungjawaban
Apa pun yang dikerjakan tak luput dari pengisaban
Semua akan mendapat balasan
Hanya surga dan neraka yang menjadi pilihan

Maka pastikan langkah kita selalu berada di jalan-Nya

Pare, 9 Februari 2018






1 comment:

  1. Selamat Sore,
    Salam hangat, kami adalah perusahaan yang bergerak di bidang IT Security System, serta Jasa Maintenance camera CCTV indoor/Outdoor yang berkantor di Jakarta.

    Email: sales@hebros.co.id
    https: www.hebros.co.id
    https: pthebros.wordpress.com

    ReplyDelete