Untuk pertama kalinya jadi wali kelas, setelah belasan tahun menjadi
guru. Dan Alhamdulillah berada di kelas special. Mau-tidak mau hampir setiap
hari berada di kelas yang sama. Ada banyak suka dan duka, tapi yang lebih terasa
adalah belum maksimal memberikan ilmu dan mendidik para siswa. Lebih sering
sekadar mengajar saja. Entahlah berapa banyak ilmu yang bisa mereka serap
dengan cara mengajar yang biasa saja.
Sekolah biasa dengan input tanpa
seleksi akademis. Asal memenuhi syarat administrasi insya Allah pasti bisa
masuk di madrasah ini, jika ditolak kemana lagi mereka harus menuntut ilmu?
Mengajar dalam sistem kapitalis
dengan kurikulum yang secular memang akan banyak mengalami tantangan, ada
banyak ketidakidealan dalam berbagai hal. Namun inilah realitas yang harus dihadapi. Di satu sisi tetap
memperbaiki sekuat tenaga, tetap memberikan yang terbaik, di sisi lain terus
melakukan perubahan mendasar. Perubahan sistemik, berjuang menerapkan sistem Islam,
menerapkan syariat Islam secara kaffah.
Kembali ke siswa, tak bisa
dipungkiri dalam satu kelas pasti ada banyak karakter siswa. Ada yang
menyejukkan mata, ada yang menentramkan hati dan ada pula yang sering bikin
makan hati. Namun dengan keyakinan bahwa mereka adalah manusia, ciptaan Allah
yang dikaruniaiakal, insya Allah pasti ada jalan untuk membuat siswa bisa
memahami ilmu yang diberikan. Pasti ada jalan untuk membuat mereka menjadi
lebih baik . Optimis. Karena setiap siswa itu istimewa, pasti ada kelebihan
yang bisa dikembangkan.
Siswa, senakal apapun, selama
masih mau mendengarkan nasihat, terlepas nasihatnya digunakan atau sebatas
melintas di telinga saja, siswa seperti ini insya Allah masih ada harapan untuk
menjadi lebih baik. Namun jika kenakalan yang sudah pada pelanggaran hukum syara’
yang berulang dengan kesengajaan apalagi jika siswa sudah baligh, maka harus
ada tindakan tegas. Akan tetapi, dalam dunia pendidikan, harus tetap
mengedepankan edukasi dan menasehati.
Bagi guru,tak ada sedikit pun
rasa ingin membuat siswa menjadi orang yang tak berguna atau bahkan menjadi
ahli maksiat, setiap guru pasti menginginkan siswa menjadi yang terbaik, tentu
terbaik dalam timbangan Allah dan Rasulullah. Dan arti bahagia bagi seorang guru itu sederhana melihat dan mendampingi siswa untuk terus menjadi anak saleh dan salihah.
Namun mengandalkan guru di sekolah
saja tidak cukup, perlu kerjasama dari orang tua, masyarakat dan Negara. Untuk menjadikan
siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berguna di dunia dan selamat
diakhirat.
Mengajar di sekolah membutuhkan dukungan
system yang manusiawi, system yang memuliakan manusia, system yang berasal dari
Allah SWT Pencipta sekaligus Pengatur seluruh isi alam raya.
Bukan sistem kapitalisme yang
tidak ada bedanya dengan hokum rimba. Yang kuat yang akan bertahan hidup, yang
bermodal melahap kekayaan, yang miskin semakin terpinggirkan.
No comments:
Post a Comment