Wednesday 6 December 2017

Karena Mereka Istimewa



Untuk pertama kalinya  jadi wali kelas, setelah belasan tahun menjadi guru. Dan Alhamdulillah berada di kelas special. Mau-tidak mau hampir setiap hari berada di kelas yang sama. Ada banyak suka dan duka, tapi yang lebih terasa adalah belum maksimal memberikan ilmu dan mendidik para siswa. Lebih sering sekadar mengajar saja. Entahlah berapa banyak ilmu yang bisa mereka serap dengan cara mengajar yang biasa saja.

Sekolah biasa dengan input tanpa seleksi akademis. Asal memenuhi syarat administrasi insya Allah pasti bisa masuk di madrasah ini, jika ditolak kemana lagi mereka harus menuntut ilmu?

Mengajar dalam sistem kapitalis dengan kurikulum yang secular memang akan banyak mengalami tantangan, ada banyak ketidakidealan dalam berbagai hal. Namun inilah realitas  yang harus dihadapi. Di satu sisi tetap memperbaiki sekuat tenaga, tetap memberikan yang terbaik, di sisi lain terus melakukan perubahan mendasar. Perubahan sistemik, berjuang menerapkan sistem Islam, menerapkan syariat  Islam secara kaffah.

Kembali ke siswa, tak bisa dipungkiri dalam satu kelas pasti ada banyak karakter siswa. Ada yang menyejukkan mata, ada yang menentramkan hati dan ada pula yang sering bikin makan hati. Namun dengan keyakinan bahwa mereka adalah manusia, ciptaan Allah yang dikaruniaiakal, insya Allah pasti ada jalan untuk membuat siswa bisa memahami ilmu yang diberikan. Pasti ada jalan untuk membuat mereka menjadi lebih baik . Optimis. Karena setiap siswa itu istimewa, pasti ada kelebihan yang bisa dikembangkan.

Siswa, senakal apapun, selama masih mau mendengarkan nasihat, terlepas nasihatnya digunakan atau sebatas melintas di telinga saja, siswa seperti ini insya Allah masih ada harapan untuk menjadi lebih baik. Namun jika kenakalan yang sudah pada pelanggaran hukum syara’ yang berulang dengan kesengajaan apalagi jika siswa sudah baligh, maka harus ada tindakan tegas. Akan tetapi, dalam dunia pendidikan, harus tetap mengedepankan edukasi dan menasehati.

Bagi guru,tak ada sedikit pun rasa ingin membuat siswa menjadi orang yang tak berguna atau bahkan menjadi ahli maksiat, setiap guru pasti menginginkan siswa menjadi yang terbaik, tentu terbaik dalam timbangan Allah dan Rasulullah. Dan arti bahagia bagi seorang guru itu sederhana melihat dan mendampingi siswa untuk terus menjadi anak saleh dan salihah. 

Namun mengandalkan guru di sekolah saja tidak cukup, perlu kerjasama dari orang tua, masyarakat dan Negara. Untuk menjadikan siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berguna di dunia dan selamat diakhirat.
Mengajar di sekolah membutuhkan dukungan system yang manusiawi, system yang memuliakan manusia, system yang berasal dari Allah SWT Pencipta sekaligus Pengatur seluruh isi alam raya.
Bukan sistem kapitalisme yang tidak ada bedanya dengan hokum rimba. Yang kuat yang akan bertahan hidup, yang bermodal melahap kekayaan, yang miskin semakin terpinggirkan.



No comments:

Post a Comment