Wednesday 13 January 2016

Belajar Tahsin Alquran






Orang yang mahir dengan al-Quran akan bersama-sama dengan rombongan malaikat yang mulia dan senantiasa berbuat baik. Dan orang yang membaca al-Quran tapi terbata-bata dan sangat berat baginya, ia akan mendapatkan dua pahala.  (HR.  Muslim  dari ‘Aisyah, Ummul Mukminin. r.a)

Sebuah hadits yang memotivasi agar tidak minimalis ketika membaca Alquran. Tidak hanya puas dengan sekadar membaca. Tetapi menyemangati untuk terus memperbaiki bacaan Alquran. Menetapkan target memperbaiki pengucapan huruf dengan belajar makhraj huruf, menetapkan target belajar ilmu tajwid, terus menambah ilmu tentang gharib. Tidak berhenti pada penetapan target. Merealisasikan dengan pengorbanan waktu, tenaga dan harta.
Terus istikamah, tidak berhenti meski kadang kesulitan menghampiri
Tak peduli meski usia sudah tak muda lagi
Tak ada kata terlambat untuk memperbaiki
Melakukan semata mengharap ridla ilahi
Demi dunia rela melakukan apa saja, apalagi demi akhirat nanti
Jangan menunda hanya bisa menyesal ketika sudah mati
Di akhirat hanya bias gigit jari

Bacalah al-Quran, karena al-Quran akan datang pada hari kiamat kelak memberi syafa’at (pembelaan) bagi ahlinya.  (HR. Muslim dalam kitab Shahih-nya. Dari Abû Umamah al-Bahili ra.)

Tak berhenti pada memperbaiki bacaan, tetapi juga rutin membacanya. Menjadikan Alquran sebagai bacaan wajib. Membaca status di medsos saja betah sekali, membaca celotehan teman di bbm saja dengan senang hati, tapi membaca Alquran merasa tak sempat sungguh ironi. Membaca Alquran agar kelak di akhirat Alquran menjadi pembela kita.

Terus menambah bacaan agar kedudukan di akhirat semakin tinggi, berbanding lurus dengan banyaknya bacaan kita.

Kelak (di akhirat) akan dikatakan kepada Shahibul Quran (orang yang senantiasa bersama-sama dengan al-Quran, penj.), “Bacalah, naiklah  terus  dan  bacalah  dengan  perlahan-lahan  (tartil) sebagaimana engkau telah membaca al-Quran dengan tartil  di dunia.  Sesungguhnya  tempatmu  adalah  pada  akhir  ayat yang engkau baca. (HR. Abû Dawud dan at-Tirmidzi )

Maksudnya kelak di akhirat tempatnya tergantung pada sedikit banyaknya bacaan al-Quran di Dunia. Semakin  banyak, maka akan semakin tinggi, sehingga dalam hadits itu dikatakan “naiklah”.

Semoga selalu menjadi pengingat, berusaha menjadi orang-orang yang memelihara Alquran. Amin.

Bahan bacaan : Pilar-pilar Pengokoh Nafsiyah Islamiyah Bab Memelihara Alquran

Pare, 13 Januari 2016

No comments:

Post a Comment