Orang yang mahir
dengan al-Quran akan bersama-sama dengan rombongan malaikat yang mulia dan
senantiasa berbuat baik. Dan orang yang membaca al-Quran tapi terbata-bata dan
sangat berat baginya, ia akan mendapatkan dua pahala. (HR.
Muslim dari ‘Aisyah, Ummul
Mukminin. r.a)
Sebuah hadits yang memotivasi
agar tidak minimalis ketika membaca Alquran. Tidak hanya puas dengan sekadar
membaca. Tetapi menyemangati untuk terus memperbaiki bacaan Alquran. Menetapkan
target memperbaiki pengucapan huruf dengan belajar makhraj huruf, menetapkan
target belajar ilmu tajwid, terus menambah ilmu tentang gharib. Tidak berhenti
pada penetapan target. Merealisasikan dengan pengorbanan waktu, tenaga dan
harta.
Terus istikamah, tidak berhenti
meski kadang kesulitan menghampiri
Tak peduli meski usia sudah tak
muda lagi
Tak ada kata terlambat untuk
memperbaiki
Melakukan semata mengharap ridla
ilahi
Demi dunia rela melakukan apa
saja, apalagi demi akhirat nanti
Jangan menunda hanya bisa
menyesal ketika sudah mati
Di akhirat hanya bias gigit jari
Bacalah al-Quran,
karena al-Quran akan datang pada hari kiamat kelak memberi syafa’at (pembelaan)
bagi ahlinya. (HR. Muslim dalam kitab
Shahih-nya. Dari Abû Umamah al-Bahili ra.)
Tak berhenti pada memperbaiki bacaan,
tetapi juga rutin membacanya. Menjadikan Alquran sebagai bacaan wajib. Membaca
status di medsos saja betah sekali, membaca celotehan teman di bbm saja dengan
senang hati, tapi membaca Alquran merasa tak sempat sungguh ironi. Membaca
Alquran agar kelak di akhirat Alquran menjadi pembela kita.
Terus menambah bacaan agar
kedudukan di akhirat semakin tinggi, berbanding lurus dengan banyaknya bacaan
kita.
Kelak (di akhirat)
akan dikatakan kepada Shahibul Quran (orang yang senantiasa bersama-sama dengan
al-Quran, penj.), “Bacalah, naiklah
terus dan bacalah
dengan perlahan-lahan (tartil) sebagaimana engkau telah membaca
al-Quran dengan tartil di dunia. Sesungguhnya
tempatmu adalah pada
akhir ayat yang engkau baca. (HR.
Abû Dawud dan at-Tirmidzi )
Maksudnya kelak di akhirat
tempatnya tergantung pada sedikit banyaknya bacaan al-Quran di Dunia.
Semakin banyak, maka akan semakin
tinggi, sehingga dalam hadits itu dikatakan “naiklah”.
Semoga selalu menjadi pengingat,
berusaha menjadi orang-orang yang memelihara Alquran. Amin.
Bahan bacaan : Pilar-pilar
Pengokoh Nafsiyah Islamiyah Bab Memelihara Alquran
Pare, 13 Januari 2016
No comments:
Post a Comment