Stadion Canda Bhirawa Pare, sudah
dari kecil sering mengunjungi
GOR Pancasila Surabaya, beberapa
kali mengunjungi untuk mengikuti beberapa acara
Stadion Utama Gelora Bung Karno
Jakarta, dua kali mengunjungi. Acara
Konferensi Khilafah Internasional dan Muktamar Khilafah
Tenis Indoor Istora Jakarta,
sekali mengunjungi. Mengantar peserta Muktamar Mubalighah dari Kediri
Gelora Delta Sidoarjo, sekali
mengunjungi pada acara Konferensi Rajab 1432
Gelora 10 Nopember Tambaksari
Surabaya, sekali mengunjungi, Muktamar Khilafah Jatim
GOR Ken Arok Malang, sekali
mengunjungi pada acara Konferensi Islam dan Peradaban
GOR Ciracas Jakarta Timur, sekali
mengunjungi mengantarkan siswa acara
babak final Fachruddin Ar Razi Competition, bidang Matematika dan Sudi Islam. Untuk matematika
soal hampir mirip dengan olimpiade jadi benar-benar bikin kepala pusing tujuh
keliling.
Kali ini tentang acara di GOR Ciracas saja
Sebelum masuk final ada seleksi
tingkat kabupaten, diambil 20% peringkat teratas, Alhamdulillah ada 2 murid
kelas 6 yang lolos ke babak final. Memang mereka tahun sebelumnya ketika di
kelas 5 juga sudah pernah ikut seleksi namun belum beruntung. Wajar, tahun
sebelumnya baru pertama kali ikut, belum ada pengalaman dan soal latihannya
juga asal-asalan buat. Sedangkan tahun
ini sudah ada persiapan jauh-jauh hari dengan prediksi soal mengacu pada tahun
sebelumnya, meski banyak hal baru. Persiapan menuju babak penyisihan sudah
sedikit terprogram, tiap Sabtu bimbingan 1 jam.
Persiapan menuju final, agak
lebih serius. Mencari materi studi Islam, tidak hanya mata pelajaran Fikih,
Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab saja, juga
ditambahi dengan pengetahuan umum dan masalah kekinian umat Islam. Untuk
matematika digempur dengan latihan soal olimpiade. Kadang merasa kasihan, masih
MI makanannya soal pelajaran SMP dan SMA. Intinya persiapan ke babak final
memang harus gaul, tidak kurin, update fakta, banyak membaca, banyak latihan
soal. Menikmati semuanya.
Detik-detik menuju final,
mempersiapkan waktu, tenaga dan biaya. Bukan perkara yang sederhana. Tapi
Alhamdulillah lancar meski tidak mendapat juara. Minimal sudah punya pengalaman
berkompetisi dengan siswa dari seluruh penjuru Indonesia. Dan mereka pun juga
senang, bisa mengukur kemampuan, menambah ilmu dan wawasan.
Jika ditanya apa saja hasilnya,
mungkin sulit menunjukkan bukti fisiknya. Bagi yang juara bisa menunjukkan
hadiahnya. Begitulah, hasil kerja guru yang hanya tukang ngomong doank. Hanya
bisa mengajari, memberi informasi dan ilmu. Tak bisa memberi harta dan materi
melimpah.
Padahal, mengantarkan 2 murid
saja. Tidak sekadar berangkat dan duduk manis dengan tanpa hasil. Sejak awal
membutuhkan persiapan.
Bagaimana dengan kunjungan ke GOR
lain ? Yang pasti tidak untuk bersenang-senang, hanya jogging saja, main-main
apalagi sekadar nonton pertandingan olahraga. Tidak. Juga tidak hanya bersama 2
orang saja. Konferensi Khilafah Internasional, Konferensi Rajab, Muktamar
Khilafah dan lainnya selalu menghadirkan ribuan hingga ratusan ribu umat Islam.
Bukan massa bayaran, bukan massa abal-abal. Tetapi bagian dari umat Islam yang
dengan sadar mengikuti acara, tahu tema dan tahu penyelenggaranya. Pesertanya
adalah umat Islam yang sejak jauh-jauh hari sudah dikontak. Diajak dengan
menyampaikan pentingnya acara dan pentingnya kedatangan mereka sebagi bentuk
dukungan. Mengajak dengan omongan, bukan dengan iming-iming materi, lagi-lagi
modalnya cuman omong doank.
Alhamdulillah, acara-acara
tersebut selalu disambut dengan semangat luar biasa, meskipun terkadang ada saja yang bikin gara-gara. Memfitnah,
menakut-nakuti, menuduh hanya omong doank dan lain sebagainya. Khusus untuk
tuduhan omong doank, rasanya agak gimana gitu…
Jika memang benar omong doank ya harusnya tidak perlu diganggu kan… Jika
memang menganggap omong doank hanya aktivitas sia-sia ya tidak perlu khawatir
kan..
Tetapi, tidak masalah dengan cap
omong doank, terserah. Terus saja beramar makruf dan nahi munkar. Abaikan
celaan orang-orang yang suka mencela. Bersama jamaah dakwah sekaligus partai politik
yang berideologi Islam bergerak dangan dakwah pemikiran dan dan politik karena
itulah seharusnya salah satu kerja partai politik, terus mengedukasi umat
dengan hukum-hukum Allah SWT. Terus muhasabah kepada penguasa. Dan sebagai
individu bagian dari umat Islam terus berlomba dalam kebaikan. Terus berbuat
baik di tengah umat dan mengukir prestasi setinggi langit. Jangan jadi pribadi
egois, hanya mengisi hari mengejar materi. Tak peduli dengan persoalan umat
Islam, alergi dengan aktivitas politik, jangan.
Pare, 4 November 2015
No comments:
Post a Comment