Monday, 27 April 2015

Perang Tabuk dan Pengorbanan Menuju Rapat dan Pawai Akbar 1436


Berita tentang rencana Romawi akan menyerang negeri-negeri Arab bagian utara telah sampai kepada Rasulullah saw. Maka Rasulullah menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi Romawmi, mengubur sedalam-dalamnya angan-angan Romawi untuk mengalahkan kaum muslimin . Rasulullah sendiri yang memimpin perang ini. Yaitu Perang Tabuk. Saat itu bertepatan dengan akhir  musim panas dan awal musim gugur. Kemarahan menambah panasnya udara yang memang sudah panas. Apalagi perjalanan dari Madinah ke wilayah Syam sangat panjang dan berat, membutuhkan kekuatan, kesabaran, dan persediaan bahan makanan dan air yang cukup. Maka, persoalan ini  harus  disampaikan  kepada  kaum  Muslim  dan  tidak  perlu disembunyikan.  Di  samping  itu,  harus  disampaikan kepada  mereka dengan jelas bahwa mereka harus teguh dalam perjalanan ke wilayah Romawi untuk berperang. Strategi ini berbeda denganstrategi beliau saw yang pernah disusun dalam peperangan sebelumnya. Beliau ketika itu menyembunyikan strateginya dan arah yang hendak ditempuhnya. Dalam banyak kesempatan, beliau sering mengarahkan pasukannya ke arah lain yang berbeda dengan arah sebenarnya yang  beliau maksudkan untuk mengelabui musuh, sehingga berita perjalanannya tersebut tidak tersebar luas.

Kali ini, Rasul justru mengumumkan tujuannya sejak awal, yaitu hendak pergi untuk memerangi Romawi di daerah perbatasan Negara mereka.  Karena  itu,  beliau  mengirimkan  sejumlah  utusan  kepada beberapa kabilah untuk mengajak mereka mempersiapkan pasukan yang sangat besar yang mungkin dapat dipersiapkan. Beliau juga mengirimkan beberapa utusan untuk menemui para hartawan dari kaum Muslim dan memerintahkan mereka mengeluarkan infak dari rezekiyang telah Allah berikan kepada mereka, untuk digunakan dalam mempersiapkan pasukan yang jumlah dan perbekalan yang dibutuhkannya sangat banyak. Beliau juga mendorong kaum Muslim untuk bergabung dengan pasukan ini.

Dan hasilnya, ada berbagai tanggapan :
-          Orang-orang yang telah menerima Islam dengan hati yang dipenuhi petunjuk dan cahaya, menyambut seruan Rasulullah saw dengan lapang, ringan, dan gesit. Di antara mereka ada yang fakir,yang tidak memiliki tunggangan yang dapat membawa mereka ke kancah peperangan. Ada pula yang kaya dan menyumbangkan hartanya di jalan  Allah dengan hati  ridha  dan mantap, sekaligus mengorbankan nyawanya  dengan kerinduan yang mendalam untuk mati syahid di jalan  Allah.
-          Orang-orang yang masuk agama Allah  dengan harapan besar,  yakni harapan untuk memperoleh ghanimah perang dan takut pada kekuatan kaum Muslim, maka mereka merasa berat, berusaha mencari-cari alasan, saling melempar tugas di antara mereka dan tidak menghiraukan ajakan Rasul saw untuk berperang di medan yang sangat jauhitu dan di tengah cuaca panas yang membakar. Mereka ini adalah orang-orang munafik. Kaum  munafik tidak  hanya  berlambat-lambat dan  bermalasmalasan  untuk  pergi  berperang,  bahkan  mereka  terus-menerus mendorong kaum Muslim untuk mengundurkan diri dari perang. Rasul saw memandang perlu untuk mengambil tindakan tegas  dan menghukum mereka dengan keras. Beliau menerima kabar bahwa sekelompok orang berkumpul  di  rumah  Suwailam,  seorang  Yahudi,  untuk  merintangi masyarakat dan menghasutnya agar tidak memberi bantuan sekaligus tidak ikut berangkat perang. Beliau mengutus Thalhah bin ‘Ubaidillah dalam sekelompok kecil para sahabat untuk mendatangi mereka dan membakar rumah Suwailam. Sewaktu rumah itu dibakar,seseorang dari penghuninya berhasil lari melalui pintu belakang sehingga kakinya lukaluka, sementara sisanya terjebak ke dalam api dan lari meloloskan diri dengan  luka  bakar  yang cukup  parah.  Tindakan  tegas  ini  menjadi pelajaran bagi yang lainnya agar tidak seorang pun dari mereka berani melakukan tindakan bodoh seperti itu.

Keteguhan dan ketegasan Rasulullah membuahkan hasil. Pasukan kaum muslimin yang terkumpul berjumlah 30.000. Sungguh pasukan yang luar biasa. Pasukan pilihan yang sejak awal sudah berazam bersama Rasulullah berjihad. Pasukan yang jumlahnya sepuluh kali lipat dibandingkan pasukan Perang Mu’tah. Dan pasukan ini diberi nama  Jaisy al-‘Usrah, karena ditugaskan dalam keadaan cuaca yang sangat panas untuk menghadapi musuh yang sangat besar, menyongsong  pertempuran  yang  sangat  jauh  dari  Madinah  dan pembiayaan yang sangat besar yang diperlukan untuk mempersiapkan pasukan tersebut.

Pasukan dipimpin Rasulullash saw keluar Madinah. Debu-debu padang pasir pun berhamburan diterjang  kaki-kaki  kuda  dan  pasukan  berderap  maju  di  hadapan penduduk Madinah.  Para wanita  naik ke  atas balkon-balkon rumah menyaksikan pasukan besar yang sedang bergerak menerobos padang pasir menuju Syam. Pasukan bergerak dengan ringan seolah-olah tanpa beban, padahal mereka sedang menuju peperangan di jalan Allah di tengah  panas  yang  membakar,  kehausan  yang  menusuk-nusuk tenggorokan, dan lapar yang melilit perut. Pasukan terus bergerak menuju negeri  musuh.  Sepuluh ribu pasukan  berkuda  melesat lebih  dulu.  Penampakkan  kekuatan  yang menakutkan tersebut mampu menggerakkan sebagian jiwa yang ingin mundur dan enggan, untuk segera bergabung dengan pasukan itu. Orangorang yang berangkat dengan setengah hati tersebut  segera menyusul pasukan  dan  bergabung dengannya lalu  berangkat bersama menuju Tabuk. Sementara itu, di pihak lain pasukan Romawi sudah berkemah di Tabuk dan siap memerangi kaum Muslim. Ketika telah  sampai kepada mereka keberadaan pasukan kaum Muslim, kekuatannya,dan jumlahnya yang  banyak,  maka  mereka teringat kembali perang melawan kaum Muslim di Mu’tah. Di mana mereka pada waktu itu memiliki tekad dan keberanian yang tidak kenal menyerah, padahal pasukan mereka tidak sebesar dan sebegitu menakutkan seperti ini. Ketakutan mereka semakin bertambah ketika mengetahui Rasul saw sendiri yang  memimpin pasukan itu. Mereka sangat takut hal itu, lalu segera menarik mundur pasukannya masuk ke kota Syam untuk berlindung di dalam benteng mereka. Mereka meninggalkan Tabuk dan semua batas teritorial Syam dari arah gurun pasir dan lebih memilih mengundurkan diri ke dalam negeri. Dan akhirnya kaum muslimin memperoleh kemenangan dalam perang Tabuk ini.

Dengan adanya perang Tabuk maka telah sempurna ketentuan Allah SWT di seluruh Jazirah Arab. Rasul saw berhasil mengamankan setiap perlawanan  dan  serangan  yang diarahkan  ke wilayahnya.  Delegasi-delegasi dari berbagai suku Arab menerima ketaatan kepada Rasul saw dan menyatakan keislaman karena Allah.

Pengorbanan Menuju Rapat dan Pawai Akbar 1436
Nama agendanya adalah Rapat dan Pawai Akbar, ada embel-embel AKBAR. Menunjukkan acara yang melibatkan puluhan ribu umat Islam dan pawai menelusuri berbagai jalan menuju seluruh penjuru mata angin. Dan tentu saja sebuah agenda yang membutuhkan pengorbanan. Agenda di bulan Rajab yang bertepatan dengan awal musim kemarau. Menuntut pengorbanan tenaga. Agenda besar yang membutuhkan pengorbanan harta, agenda besar yang memerlukan pengorbanan waktu.

Menginfakkan harta untuk menyukseskan agenda, menempuh berbagai cara untuk menyebarkan tema agenda. Membuat poster, banner, pamflet dan berbagai sarana serta uslub. Menempuh berbagai cara untuk memberitahu umat tentang fakta neoliberalisme dan neoimperialisme yang mencengkeram negeri ini. Kebijakan yang semajin liberal, rakyat yang semakin sengsara, moral generasi yang semakin memprihatinkan, tindakan criminal yang semakin melesat. Asing dan swasta yang semakin mendikte arah kebijakan penguasa, kemaslahatan rakyat semakin terabaikan.
Biaya hidup yang semakin mahal
generasi yang punya masalah moral
dunia pendidikan yang gagal
penguasa yang seolah bebal
tetap mengemis utang pada  IMF dan World Bank yang dianggap handal
padahal hanya membuat kesengsaraan rakyat semakin terjal.
( Apa coba yang murah ? Sudah baca berita tentang kelakuan siswa paska UN ? Sudah baca tentang pesta bikini? Penguasa  apa masih ingat dengan janji kampanye ? Kemarin pas KAA ngritik IMF, World Bank tp kok masih blm putus hubungan ? )

Mengajak umat untuk berpartisipasi menyukseskan agenda. Berhadapan dengan berbagai sikap masyarakat.
Ada yang menyambut dengan tangan terbuka,
ada yang mengajak masanya untuk turut serta,
ada yang menginfakkan harta,
ada yang menjanjikan saja,
ada yang menolak karena tak kuat sengsara,
ada yang memandang sebelah mata,
ada yang menghalangi dengan jalan memaksa,
ada yang mencaci dengan banyak kata,
Tidak apa-apa, semua yang telah dilakukan pasti akan ada balasannya.

Rapat dan Pawai Akbar 1436, insya Allah bukan agenda yang sia-sia. Bukan agenda yang penuh suka cita. Acara yang membutuhkan pengorbanan tetapi jika dibandingkan dengan Perang Tabuk tentu tak ada apa-apanya.

#IndonesiaKitaTerancam Neoliberalisme dan Neoimperialisme #SelamatkanIndonesiadenganSyariahdan Khilafah
#YukNgaji

Segera cari info dan daftarkan diri mengikuti RPA 1436 di  www.hizbut-tahrir.or.id

Bab Perang Tabuk Kitab Daulah Islam

Pare, 24 April 2015

Tuesday, 14 April 2015

Belajar dari Perang Mu’tah Menuju Rapat dan Pawai Akbar 1436






Perang Mu’tah terjadi pada bulan Jumadil Ula tahun ke-8 setelah hijrah. Perang Mu’tah merupakan tindak lanjut dari pengiriman para utusan Rasulullah saw ke berbagai negara-negara  tetangga dan juga sebagai pembuka jalan dakwah ke luar Jazirah Arab dengan Syam sebagai sasaran pertama.

Dalam perang ini, kekuatan pasukan kaum muslimin dengan musuh sangatlah tidak berimbang. 3000 kaum muslimin menghadapi 200.000 pasukan musuh. Dan memang banyak kaum muslimin yang syahid dalam perang ini. Dengan strategi yang diambil Khalid bin Walid yaitu memecah pasukan kaum muslimin untuk menggentarkan musuh, kaum muslimin berhasil membuat musuh mundur tanpa berperang lagi. Dengan strategi ini kaum muslimin berhasil membuktikan bahwa mereka terus berusaha membuat musuh gentar.

Perang ini juga membuktikan betapa kaum muslimin siap berperang menyongsong maut. Bahkan maut yang dilihat di depannya malah diterjang. Mereka terjun ke medan perang dan siap  terbunuh dan memang terbunuh. Mereka berani  melakukannya  karena  Islam  memerintahkan  setiap  Muslim berperang  di  jalan-Nya,  sehingga  mereka berhasil  membunuh  atau dibunuh. Sesungguhnya perang adalah jual-beli yang  menguntungkan karena perang adalah jihad di jalan Allah.

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; lalu mereka membunuh atauterbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalamTaurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar”  (TQS at-Taubah[9]: 111).

Mereka berperang meskipun maut menjemput mereka. Semua Muslim berperang tanpa melihat lagi apakah maut akan mengakhirinya ataukah tidak? Dalam peperangan dan jihad semua perkara tidak bias diukur dengan jumlah musuh, banyak atau sedikitnya.Akan tetapi, diukur dengan  hasil-hasil yang dikeluarkannya,  tanpa melihat lagi berbagai tuntutan yang berhubungan dengan pengorbanan atau keberhasilan yang menjadi target dari peperangan. Kaum Muslim berperang menghadapi pasukan Romawi di Mu’tah yang memang wajib bagi kaum Muslim untuk berperang, begitu pula wajib bagi komandan-komandanpasukan untuk terjun ke  medan  perang seseuai dengan tujuan kedatangan mereka,walaupun kematian yang disodorkan oleh orang-orang berkulit merah itu tengah menyongsong di hadapan mereka.

Karena itu, wajib bagi setiap Muslim untuk tidak takut mati dan mereka tidak perlu memperhitungkan faktor lainnya di jalan Allah. Rasul saw mengetahui  bahwa pengiriman pasukannya  ke  negara Romawi berada dalam batasan-batasan yang sangat mengkhawatirkan dan penuh bahaya. Akan tetapi, kekhawatiran dan bahaya ini harus menimbulkan rasa takut pada  pasukan  Romawi,  tatkala  mereka melihat semangat tempur pasukan kaum Muslim dan semangatnya mencari  mati, meski jumlah mereka  sedikit. Kekhawatiran ini  harus  mampu merumuskan (menciptakan)  jalan  bagi  kaum  Muslim  untuk  jihad  dalam  rangka menyebarkan Islam dan menerapkannya di negara-negara yang hendak dimasukinya. Kekhawatiran atau bahaya ini justru menguntungkan kaum Muslim, karena menjadi jalan pembuka perang Tabuk. Untuk selanjutnya berhasil memukul Romawi.  Hal ini berdampak dengan  kekhawatiran mereka  menghadapi  kaum  Muslim,  sehingga  wilayah  Syam  dapat dibebaskan.

Menuju Rapat dan Pawai Akbar 1436
Dan salah satu agenda pada bulan Rajab 1436 nanti adalah Rapat dan Pawai Akbar. Agenda akbar yang diikuti kaum muslimin se-Jawa Timur. Dan juga diselenggaran di berbagai kota di Indonesia.  Tentu bukan agenda yang penuh kesenangan, namun agenda yang membutuhkan banyak pengorbanan. Sebuah acara dalam rangka mengajak umat untuk menyelamatkan Indonesia yang saat ini terancam neoliberalisme dan neoimperialisme. Menyelamatkan negeri tercinta dengan penegakkan syari’ah secara kaffah dalam naungan khilafah.

Kegiatan yang tidak hanya euphoria belaka, tetapi kegiatan yang didahului dengan berbagai aktivitas berinteraksi dengan umat tentang fakta negeri ini yang semakin terpuruk dengan kebijakan yang sangat kental dengan agenda neoliberalisme dan neoimperialisme.

Neoliberalisme membuat Negara bukan hanya tidak boleh mengatur harga tetapi juga tidak boleh mengatur kepemilikan. Semua hal boleh dijadikan alat ekonomi termasuk yang vital bagi rakyat seperti air, listrik,migas, tambang dan lain lain semua boleh diprivatisasi (dikuasai dan dikelola) oleh swasta untuk kemudian dijual kepada rakyat.

Neoimperialisme, bentuk kolonialisme baru dimana uang menjadi senjatanya. Istilah ini juga merujuk kepada perusahaan multinasional dan juga lembaga ekonomi dunia seperti Bank Dunia dan IMF yang beroperasi di Negara-negara berkembang atau miskin. Tujuannya tetap sama dengan imperialisme  lama, yakni mengendalian pemerintahan suatu Negara untuk menguasai aset-aset ekonomi di Negara tersebut.

Adapaun tanda sebuah Negara dikuasai oleh neoliberalisme dan neoimperialisme adalah semua kebijakan yang tercermin di dalam undang-undang dan peraturan pemerintahan yang sangat memihak kepentingan asing. Konsekuensinya, pemerintah Negara tersebut menjadi pelayan (jongos) asing. Negara dibuat tidak becus di dalam mengurus sumberdayanya (tambang mineral dan migas) serta dibuat tidak becus dalam mengelola barang public ( air, listrik dll) sebagai sarana memberi jalan bagi swasta khususnya asing untuk mengambil alih sector-sektor tersebut. Lebih parahnya lagi mereka mempersilakan asing untuk mengelola infrastruktur vital Negara seperti pelabuhan laut dan bandara dengan alasan sama, yakni perlu bantuan dana investasi atau karena tidak becus menjalankannya.

Harus ada aktivitas dakwah untuk menyadarkan umat tentang apa sebenarnya yang mengancam negeri ini. Berusaha sekuat tenaga memahamkan umat dengan bahasa dan contoh yang bisa dimengerti umat di dekat kita. Menyesuaikan dengan fakta yang paling dekat dengan umat di sekitar kita.

Harus ada aktivitas memahamkan umat tentang gambaran yang benar tentang khilafah sebagai penyelamat negeri ini. Mengajak belajar bersama, memahami kewajiban menerapkan syariah Allah SWT, mengajak umat untuk menjadi bagian dalam perjuangan.

Jelas, itu semua bukan aktivitas semudah membalikkan tangan. Membutuhkan pengorbanan yang luar biasa, membutuhkan kesiapan fisik dan mental. Siap dengan semua risiko, hambatan dan tantangan yang menghadang. Membutuhkan kesabaran dan keikhlasan. Sabar dengan celaan, sabar dengan cemoohan, sabar dengan ketidaksabaran umat dan ikhlas menjalani semuanya, lillahi ta’ala. Karena tak ada imbalan materi sedikitpun. Dan sebuah agenda yang tidak seberapa jika dibandingkan dengan Perang mu’tah.




Pare, 14 April 2015

Sumber :
Daulah Islam bab Perang Mu’tah
Materi Kampanye #IndonesiaKitaTerancam Neoliberalisme dan Neoimperialisme
 #SelamatkanIndonesiadenganSyariahdanKhilafah

Monday, 13 April 2015

Sambel

                                         Gb dr search google
                 
Daftar nama sambel

Sambel trasi ( cabe, garam, trasi = bumbu dasar)

Sambel tomat (cabe, garam,trasi, tomat mentah/goreng)

Sambel bajak ( cabe, garam, trasi, tomat,teri semua digoreng)

Sambel teri ( cabe, garam, trasi, teri goreng)

Sambel bawang ( cabe, garam, bawang putih)

Sambel lethok ( cabe hijau/merah besar direbus, garam, trasi)

Sambel klopo ( cabe, garam, trasi, bawang putih, kencur, daun jeruk purut, kelapa parut. Sambel bisa dikukus atau dalamnya diberi kereweng/pecahan genteng yang dibakar sampai membara atau bias juga disangrai)

Sambel kacang/pecel (bumbu dasar, kacang goreng, daun jeruk purut, kencur, asam jawa, gula merah, bawang putih)

Sambel blondho (bumbu dasar, sisa pembuatan minyak goreng kelapa/blondho, bawang putih)

Sambel tempe bakar( bumbu dasar, bawang putih, tempe bakar)

Sambel kacang-tempe-kentang-telur ( bumbu dasar, bawang putih, kacang goreng/sangrai. Tempe, kentang,telur semua direbus, dipenyet dalam sambel)

Sambel pencit ( bumbu dasar, klothok/ikan asin bakar, mangga muda/pencit dipasrah)

Sambel brambang bakar (bumbu dasar, bawang merah dibakar)

Sambel klothok bakar ( bumbu dasar, klothok bakar)

Sambel kecap ( cabe, sedikit garam, kecap, bawang goreng)

Sambel kalak (bumbu dasar, merica, daun jeruk nipis, bawang merah mentah semua diiris halus, ayam goreng diiris tipis, kecap).

Sambel ontong – terong ( bumbu dasar, bawang putih, kencur, ontong-terong bakar/rebus, santan)

NB : semua sambel bisa ditambah dengan gula, sesuai selera

Pare, 13 April 2015

Wednesday, 8 April 2015

Perang Mu’tah dan Mengapa yang Diserang Yaman bukan Israel ?


Sebelum terjadi perang Mu’tah, Rasulullah saw dan kaum muslimin melaksanakan umrah qadla, sebagai pengganti umrah/haji yang batal saat perjanjian Hudaybiyah. Saat umrah qadla Rasulullah saw hanya tinggal di Mekkah selama 3 hari,namun pengaruhnya sangat luar biasa. Islam dan daulah islam menjadi perbincangan masyarakat Mekkah. Dan tak sedikit orang-orang hebat yang masuk Islam. Diantaranya adalah Amr bin Ash dan Khalid bin Walid.

Ketika berhenti membaca tentang peristiwa hijrah kaum muslimin ke Habsyah, mungkin ga suka dengan Amr bin Ash. Bagaimana tidak, Amr bin Ash saat itu dengan kelicikannya berusaha mempengaruhi Raja Najasy, berusaha agar kaum muslimin diusir dari Habsyah. Namun dengan penjelasan yang luar biasa dari Ja’far bin Abi Thalib, Raja Najasy tidak terpengaruh. Tapi di perang Mu’tah ini Ja’far syahid, hiks… sedih.

Kembali ke perang Mu’tah. Mu’tah adalah sebuah daerah yang masuk wilayah Syam, sebelah  utara Madinah.perang ini dilatarbelakangi  oleh dibunuhnya utusan Rasulullah, Harits bin Umair al azdi. Utusan Rasulullah tersebut menyampaikan ajaran Islam, namun dibunuh oleh Syarhabil bin Amr al Ghasani yang merupakan antek Romawi. Pada perang ini jumlah kaum muslimin adalah sekitar 3000 orang. Sebelum berangkat Rasulullah saw menyerahkan kepemimpinan kepada Zaid bin Haritsah, jika gugur digantikan Ja’far bin Abi Thalib dan jika gugur juga digantikan Abdullah bin Rawahah. Pada akhirnya ketiganya gugur, syahid. Hiks…hiks…tambah sedih, tapi juga bahagia. Karena dalam mimpi Rasulullah melihat mereka di surga. Meski singgasana Abdullah dilihat rasul agak miring, karena sempat ragu dalam peperangan.

Pasukan kaum muslimin yang hanya 3000 berhadapan dengan 100.000 pasukan yang dikumpulkan Malik bin Zafilah dan 100.000 pasukan bantuan Hiraklius. 3000 vs 200.000. jika yang berangkat adalah orang-orang pengecut tentu langsung berkecil hati dan mundur. Namun dengan motivasi dari Abdullah bin Rawahah, bergeloralah semangat kaum muslimin. Dalam pertempuran Zaid dengan gagah berani melawan musuh, namun syahid. Bendera komando diambilalih Ja’far. Namun musuh berhasil menebas kedua tangan Ja’far, Ja’far tidak menyerah. Bendera dipegang dengan kedua lengan yang tersisa dan didekap di dada. Akhirnya Ja’far juga syahid setelah musuh membelah tubuh Ja’far. Komando diambilalih Abdullah. Awalnya Abdullah sempat ragu, maju-mundur, akhirnya Abdullah melesat ke medan perang, dan syahid. Terakhir, bendera diserahkan kepada Khalid bin Walid. Di saat jeda malam hari, Khalid bin Walid memutuskan untuk membagi pasukan dalam kelompok-kelompok kecil. Pada pagi harinya, kelompok pasukan tersebut bergerak bersama dari berbagai arah. Sehingga musuh mengira pasukan kaum muslimin mendapat bantuan. Dan musuh pun memilih mundur. Dengan demikian perang Mu’tah berakhir. Meski kepulangannya pasukan kaum muslimin dianggap sebagai bentuk sikap pengecut lari dari perang oleh sebagian umat Islam, namun Rasulullah malah tidak menganggap demikian, resiko lebih kecil dan terjaganya kewibawaan daulah Islam tetap terjaga.tidak mengalami kekalahan telak dari antek-antek Romawi.

Demikian perang Mu’tah, penuh dengan aksi heroik pahlawan Islam. Kekuatan luar biasa dari kaum muslimin dalam sebuah institusi Negara Islam Madinah.

Mengapa yang Diserang Yaman bukan Israel ?

Dan saat ini yang sedang memanas adalah serangan koalisi Arab menyerang Yaman. Koalisi yang terdiri dari : Arab Saudi, Kuwait, UEA, Qatar, Bahrain, Yordania, Mesir, Maroko, Sudan, Pakistan. Wuihhh …akeh tenan to…. Menyerang Yaman yang dikuasai Syiah Houti yang diduga kuat membahayakan keamanan Timur Tengah bahkan menyerang masjidil Haram. Benar-benar dugaan yang jauh ayam dari panggang, blas rung ana buktine. O…ya, jangan terjebak dengan isu Syiah ya… belajar dulu tentang fakta Syiah dan madzhab yang ada dalam Syiah biar tidak mudah mengkafirkan. Jangan juga terpengaruh dengan orang-orang yang tiba-tiba jadi pengamat politik padahal selama ini anti politik.

Kembali pada mengapa tidak menyerang Israel ? Ada yang mengatakan, menyerang Israel adalah sesuatu yang tidak mungkin. Israel sepenuhnya didukung AS. Jadi jelas kalah senjata dan personel, ingat AS saat ini dengan mudah menggalang bantuan dari Negara-negara lain. Jadi memang wajar sich jika peluang kalah sangat besar. Harusnya mengingat perkataan Abdullah bin Rawahah dalam perang Mu’tah, “Hai orang-orang, demi Allah, sesungguhnya yang kalian benci justru yang kalian cari, yaitu mati syahadah!. . . Kita tidak memerangi manusia  karena jumlahnya, kekuatannya  dan banyaknya pasukan.  Kita tidak memerangi mereka, kecuali   karena  agama  ini  yang mana  Allah  telah  memuliakan  kita dengannya. Berangkatlah kalian! Sesungguhnya di sana itu adalah salah satu di antara dua kebaikan: menang atau mati syahid”. Jadi kalo koalisi Arab mencari syahid ya ga mikir jumlah kan…

Tapi sangat wajar dengan ketidakberanian dunia Arab menindak Israel. Pemikiran kapitalis sekuler sudah merasuk ke benak mereka. Ketakutan terhadap AS, ketundukan pada kepentingan AS dan kerugian duniawi menjadi menjadi pertimbangan. 

So, apa yang harus dilakukan ?
Mengambil hikmah dari perang Mu’tah, menjadi politikus cerdas agar tidak terjebak pada sekenario Barat, ngaji politik Islam, jadi aktivis partai politik yang berideologi Islam. Biar bisa menganalisis peristiwa-peristiwa yang terjadi, jangan anti politik. Menyadarkan umat tentang kelicikan AS dan Inggris yang sejak dulu memang berusaha dengan keras mencengkeram, memporakporandakan dan menghancurkan umat Islam, mencegah persatuan umat Islam. Mengajak umat Islam bersatu dalam naungan Khilafah Islamiyah ‘ala minhajinubuwwah. Pasukan Khilafah yang wilayahnya membentang dari Maroko sampai Merauke akan melindungi semua umat Islam dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Tidak terjebak pada isu murahan Sunni-Syiah yang hanya memecah belah. Tetap focus menghadapai ideology yang memusuhi Islam dengan berbagai cara, yaitu kapitalisme. Dengan anak turunannya neoliberalisme dan neoimperialisme.

Jo lali, bbm naik turun naik turun turun naik naik naik trus ke puncak gunung suwe-suwe regone nyundul langit ya karena kebijakan liberalisasi bbm. Ga bbm thok, tdl melu, tarif KA melu, bahan pokok melu, tariff tol melu. Melu naik-naik ke puncak gunung moh ditinggal. Akhirnya jalan ke puncak macet, sudah sumpek di kota ingin refreshing, stress ning ndalan sisan. Pancen kapitalisme bikin stress. End.

#YukNgaji
#IndonesiaKitaTerancam Neoliberalisme dan Neoimperialisme #SelamatkandenganSyariahdanKhilafah

Pare, 7 April 2015?


Friday, 3 April 2015

Perang Khaibar dan Body Contest

                                       Gbr. dr dakwah.info

Setelah berhasil mengikat perjanjian damai dengan Quraisy melalui perjanjian Hudaybiyah, Rasulullah saw segera mempersiapkan strategi berikutnya, yaitu menyelesaikan permasalahan dengan Yahudi Khaibar. Sebelumnya, Rasulullah sudah mengetahui bahwa Khaibar telah bersekongkol dengna Qurays untuk menyerang Madinah. Sebelum persengkokolan itu terealisasi Rasulullah berusaha memutus hubungan Qurays dengan Khaibar. Maka ditempuhlah strategi damai untuk menghadapi Qurays, dengan perjanjian Hudaybiyah Rasulullah berhasil mengisolasi Khaibar, tidak menjalin hubungan dengan Qurays.

Awalnya para sahabat menentang perjanjian ini, menganggap Rasulullah merendahkah kepentingan kaum muslimin. Namun kedongkolan para sahabat hanya sebentar saja, keimanan mereka kepada Allah dan RasulNya lebih mendominasi, pada akhirnya mereka mendengar dan taat. Penyesalan kaum muslimin semakin dalam ketika mengetahui pengaruh dari perjanjian Hudaybiyah yang ternyata semakin mengukuhkan posisi Daulah Islam di Jazirah Arab. Opini dakwah Islam semakin menyebar, informasi kebijakan Rasulullah semakin meluas, dan jalan dakwah Daulah Islam keluar Madinah semakin terbuka lebar.

Setelah perjanjian Hudaybiyah, kaum muslimin tidak bersantai-santai. Persiapan memerangi Khaibar dilakukan, pasukan kaum muslimin yang mengikuti perang Khaibar ini adalah para sahabat yangmenyaksikan perjanjian Hudaybiyah. Mereka adalah orang-orang pilihan, minimal dari segi fisik. Sebelum perjanjian Hudaybiyah, kaum muslimin berencana melaksanakan haji ke Mekkah, untuk menghindari halangan Qurays ditempuhlah jalan yang tak biasa dilewati, rute yang penuh dengan kesulitan dan bahaya. Tentu memerlukan kesiapan fisik yang luar biasa. Belum lama kembali dari Hudaybiyah mereka sudah siap menyerang Khaibar. 

Strategi dalam perang Khaibar ini adalah serangan cepat dan menaklukan benteng-benteng mereka satu persatu. Dengan serangan cepat, Khaibar tak bisa berbuat banyak, meski sebelumnya mereka juga sudah mengetahui bahwa Rasulullah pasti akan menyerang Khaibar. Dan salah satu peristiwa yang menarik ketika penaklukan benteng Khaibar adalah apa yang dilakukan Ali bin Abi Thalib. Ketika berhasil mendekati salah satu benteng tiba-tiba seorang Yahudi menyerang Ali bin Abi Thalib hingga perisainya jatuh. Sebagai gantinya Ali bin Abi Thalib menggunakan salah satu pintu benteng untuk melindungi diri, pintu sebagai perisai baru dilepas dari tangan Ali ketika memperoleh kemenangan. Pintu benteng ya… bukan pintu rumah. Membayangkan kualitas pintu tersebut….Padahal dalam riwayat, bahkan tujuh orang pun  tidak kuat membalik pintu benteng itu. Jadi, semakin teruji kekuatan fisik pasukan kaum muslimin. Fisik yang kuat, semangat membara, dan keyakinan kemenangan dari Allah SWT menjadi modalnya.

Akhir cerita, kaum muslimin berhasil menaklukkan Khaibar. Penduduknya meminta penyelesaian damai, dan jadilah Khaibar sebagai tanah kharaj. Tetap dikelola dan menjadi milik Khaibar, Rasulullullah menjamin dan melindungi Khaibar dan menetapkan Kharaj yang harus diberikan Khaibar kepada Daulah. 

Begitulah, salah satu perang pada masa Rasulullah. Perang yang dipersiapkan secara matang. Perang yang menjadi salah satu aktivitas ketika Daulah tegak. Jadi ketika daulah Islam tegak nanti jangan dibayangkan semua bisa santai-santai, berleha-leha. Persiapan fisik tak boleh diabaikan. Maka, memastikan fisik kaum muslimin sehat dan kuat juga menjadi kewajiban bersama. Ironi jika khilafah tegak nanti yang ada hanyalah generasi lemah fisik, sering sakit, kecil-kecil sudah mengidap kelainan bahkan terkena kanker. Gara gara makanan tak sehat, lingkungan tak sehat dan gaya hidup serba instan. Umat Islam tubuhnya harus kuat, tidak sakit-sakitan. Memang membutuhkan usaha yang luar biasa. Di satu sisi berjuang menegakkan system Islam, di lain sisi menjaga agar generasi penerus kita menjadi generasi yang kuat secara fisik, tsaqafah dan pemikiran. 

Apa hubungannya dengan Body Contest ?

Hanya teringat, minggu lalu di tempat fitness dekat rumah mengadakan body contest tingkat Jatim. Tidak ikut lihat sich, jijay…. Tapi berhubung halaman dipakai tempat parkir dan teras rumah dijadikan transit persiapan. Jadi tahu persiapan para peserta. Jangan dibayangkan seperti binaraga ya… pamer hamper seluruh body. Kalo body contest ini peserta pake celana panjang. Tapi tetap agak mirip juga, tubuh peserta mengkilap, harusnya karena keringat (jadi ketika berlatih sampe berkeringat, membuktikan mereka benar-benar mengeluarkan energy) tapi pas nyapu nemu bungkus balsem, wah… berkeringatnya dipaksa. Bisa jadi buat persiapan kalo ada yang cedera. Nah hampir semua peserta adalah anggota club fitness. Dan jangan dikira alat-alat fitnes itu muriah meriah lho… Jadi untuk latihan di fitness bayarnya ga murah. 

He..he.. fitness saat ini lebih banyak yang kejar tujuan membentuk body saja. Tetap ada yang demi kesehatan, tapi juga tidak paham. Sehatnya demi apa.

Kadang merasa sayang saja dengan biaya yang mereka keluarkan. Bisa jadi bisa lebih bermanfaat utuk kebutuhan lain. Sehat tidak harus dengan bantuan alat mahal. Kecuali untuk yang membutuhkan terapi khusus. 

Harusnya dipikirkan juga, membuat alat yang fungsinya seperti alat fitness tapi juga mendukung aktivitas pokok. Dulu di rumah ada alat pompa air, dikayuh seperti sepeda tapi untuk menggerakkan dynamo,seperti generator pembangkit listrik. Olahraga sambil ngisi bak mandi. 

Menjadi  kewajiban bersama, mencetak generasi berkualitas, cerdas, kreatif, sehat sekaligus mewujudkan system yang kondusif untuk mereka yaitu system Islam. System khilafah ‘ala minhajinubuwwah. Mengakhiri system kapitalisme yang hanya mencetak generasi sekuler, pembebek, hedonis, matre dan bermental lembek. 

#IndonesiaKitaTerancamNeoliberalismedanNeoimperialisme


Mikir dan mencari solusi individu dan sistemik


#YukNgaji

Pare, 3 April 2015