Saturday 23 May 2020

Ramadhan Di Pare (2)


Ramadhan di Pare tahun lalu menjadi ramadhan yang istimewa : Ramadhan Di Pare . menyambut ramadahan dengan tarhib keliling beberapa ruas jalan sambil menyiarkan Islam dan mengenalkan panji rasulullah. Namun ramadhan tahun ini dipenuhi dengan suasana yang memprihatinkan karena wabah corona. Tak ayal, Pare seolah menjadi kota mati. Pare yang biasanya sangat ramai dengan keberadaan pendatang yang kursus di Pare, begitu sepi sejak tanggal 24 Maret 2020. Ya, sudah 2 bulan ini sepi menjadi teman kami di Kampung Inggris. Entah bagaimana ke depan, kapan Pare ramai kembali masih abu-abu. Mengingat kasus di Kabupaten Kediri semakin bertambah, mengingat kebijakan pemerintah yang sama sekali tak menunjukkan keadaan semakin membaik.

Namun seperti biasa, apapun yang terjadi, apapun suasananya ada sesuatu yang tetap akan terjaga. Suasana ibadah dan perjuangan menegakkan khilafah, apalagi di bulan ramadhan, bulan istimewa. Tetap memaksimalkan usaha untuk merealisasikan target ibadah personal apalagi dalam kondisi lebih banyak di rumah saja, meski tetap saja masih mengulang kesalahan yang sama, akhirnya target tak tercapai semua. Namun tetap ada rasa bahagia, meski dalam suasana duka ada banyak kajian yang tetap bisa diikuti, setidaknya suasana menuntut ilmu tetap terjaga, setidaknya masih bisa bersama menikmati majelis para penghuni surga meski tak berada dalam tempat yang sama, tetapi berada dalam suasana yang sama. Bedanya hanya antara offline dan online. Ramadhan ini bagi kami tetap istimewa, masih bisa bersama dalah ruh jamaah. Ramadhan istimewa untuk terus menambah semangat dijalan dakwah dan tetap istiqamah di jalan perjuangan menegakkan khilafah.

Sedangkan perjuangan menegakkan khilafah, apapun keadaannya sama sekali tidak akan pernah berhenti, meski terus saja dipersekusi. Kriminalisasi terus dilakukan rezim, dan terakhir surat edaran penghapusan materi khilafah di pelajaran fikih dan penggantian penggunakan kata khilafah dan jihad pun sudah sampai ke madrasah. Namun sekali lagi menegaskan, perjuangan menegakkan khilafah tidak akan berhenti, apalagi dengan fakta hari ini dimana rezim semakin abai dengan urusan umat, maka perjuangan itu harus semakin digencarkan. WHF, PSBB, physical distancing bahkan dibatasi aktivitas di masjid (namun kegiatan di mall, bahkan di bandara meski ramai berdesakan terkesan dibiarkan) tidak membuat langkah perjuangan menyampaikan khilafah menjadi surut. Insya Allah selalu ada jalan untuk sebuah perjuangan.

Tetap optimis menyongsong hari esok, ramadhan boleh berlalu namun semangat ramadhan akan terus dijaga. Perjuangan menegakkan khilafah boleh dihadang namun khilafah pasti datang.

Pare, 23 Mei 2020 / 30 Ramadhan 1441

No comments:

Post a Comment