Wednesday 2 October 2019

Ooh.. Ternyata Relawan Itu Dibayar?


Membaca sebuah komentar di link berita. Berita tentang para relawan dan buzzer yang berjuang menguasai media massa dengan tulisan dan informasi yang bersumber dari tim buzzer untuk membentuk opini sesuai keinginan atau semua hal yang menguntungkan pemesan sekaligus junjungan mereka. Bahkan hingga menyebarkan informasi hoax pun dilakukan.

Di komentar link tersebut ada yang berbagi informasi bahwa para buzzer relawan tersebut bekerja karena memang ada imbalan, ada bayaran. Dan yang lain pun menanggapi dengan nada heran, karena dalam persepsinya relawan itu bekerja karena murni setia bukan karena dibayar.

Memang selama ini relawan itu identik dengan keloyalan tanpa imbalan, maka wajar jika ada yang heran. Namun bagi yang paham dengan karakter orang kapitalis pasti tahu, mereka bekerja atas asas manfaat dan kepentingan. Selama ada jaminan manfaat dan kepentingan apapun rela dilakukan. Salah satunya adalah selama ada dana maka mereka akan terus bergerak. Maka untuk melangsungkan simbiosis mutualisme antara pemesan sekaligus penyandang dana, dengan para tim relawan maka dana terus dikucurkan. Penyandang dana akan terus mencari peluang mencari dana dan relawan akan terus melayaninya. Maka sebaliknya, kesetiaan para relawan akan berakhir seiring dengan seretnya aliran dana. Memang begitulah prinsip amal bagi pengemban ideologi kapitalisme.

Jelas sudah, mereka sejatinya bukan relawan, tapi bergerak karena tawaran materi. Jadi tinggal menunggu mereka kehabisan dana pasti gerak mereka akan berakhir juga.

Namun cukupkah menunggu saja? Jelas tidak. Butuh keyakinan dan aksi nyata. Pertama, butuh keyakinan, sebesar apapun dana yang dikerahkan orang kafir dan musuh Islam untuk menyerang Islam dengan opini hoax, juga sebesar apapun usaha untuk mengjamcurkan Islam, pasti kekalahan saja yang mereka dapatkan (Surah al anfaal 36). Kedua, butuh aksi nyata. Berupa langkah tandingan dalam rangka counter and attack. Tim relawan buzzer yang terus menggempur opini hoax harus dilawan dengan tulisan mencerahkan, tulisan ideologis dari sudut pandang syariat. Dan langkah nyata yang tak kalah pentingnya adalah menggencaran dakwah ideologis. Disadari atau tidak, relawan jahat itu mempunyai misi melanggengkan pemikiran berbasis kapitalisme dan ide lain yang bertentangan dengan Islam. Dan mereka juga punya misi menjauhkah umat dari pemikiran yang sahih dan akhirnya kebangkitan Islam pun hendak mereka hadang. Di sinilah urgensi dari mengerahkan seluruh upaya untuk berdakwah, baik secara lisan maupun lewat tulisan.

Yang pasti dakwah kita bukan sekadar karena materi, namun lebih dari itu. Dakwah ini semata lillah yang tak mengenal lelah hingga mati menghentikan langkah. Maka teruslah menyampaikan opini Islam, teruslah menyadarkan umat dengan dakwah Islam. Bukan bayaran yang menggerakkan kita, namun perintah dari Yang Maha Kaya cukup menjadi motivasi utama.

Pare, 2 Oktober 2019


No comments:

Post a Comment