Wednesday 3 April 2019

Reportase Peringatan Isra’ Mi’raj : Sambutan dan Materi – Hikmah Isra’ Mi’raj


Seharusnya menjadi dua tulisan, namun tak terasa sudah mendekati akhir bulan Rajab dan tulisan belum tuntas.
Sambutan dari Ketua Majelis Taklim penyelenggara acara peringatan menyampaikan latar belakang diadakannya acara dan sedikit mengingatkan tentang peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad saw. Juga peristiwa penting  yang terjadi di bulan Rajab, salah satunya runtuhnya khilafah pada tahun 1924.

Sedangkan para pembicara, yaitu 6 pembicara secara beruntun menyampaikan materi yang berkelanjutan. Tentu berkaita dengan tema utama : Sebuah Momentum Kebangkitan dan Persatuan Umat.

Diawali dengan fakta yang  musibah menimpa rakyat Indonesia hingga nasib saudara seiman di berbagai belahan dunia, yang terakhir adalah penembakan brutal di Selandia  Baru. Bukti bahwa umat Islam sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Semakin mengukuhkan kebutuhan umat akan pelindung , perisai dan pengayom. Yaitu khilafah, yang akan menerapkan Islam kaffah. Maka dimulailah dengan dalil-dalil seputar kewajiban menegakkan khilafah dan berbagai pendapat ulama, yang memang hamper tidak ada yang berselisih pendapat  tentang wajibnya khilafah.
Dilanjutkan dengan fakta kekuatan khilafah yang akan menjadi pelindung umat, akan bisa menjadi pelindung umat di seluruh penjuru dunia. Menjadi pengayom seluruh warga negaranya, muslim dan non muslim. Fakta tentang sigapnya para khalifah terdahulu ketika ada warga negaranya yang membutuhkan.

Tak hanya berhenti pada romantisme sejarah, saat ini umat terpecah belah dirundung berbagai masalah.maka harus ada upaya untuk membangkitkan umat Islam, harus ada yang mengawali. Namun sayang, di saat ada dakwah yang menyampaikan khilafah sebagai jalan menuju kebangkitan umat, masih saja ada yang berusaha untuk menghalangi, menjegal bahkan memfitnah.

Hampir sama ketika Rasulullah saw menyampaikan peristiwa isra’ mi’raj. Masyarakat terpecah menjadi tiga golongan. Pertama golongan mukmin, tanpa banyak kata cukup iman dan percaya karena memang berawal dari keyakinan bahwa yang disampaikan Rasulullah saw pasti sebuah kebenaran. Memang tak mudah, apalagi bagi hati yang keras dan sombong, mengikuti apa yang disampaikan Rasulullah pastilah berat di hati. Kedua, golongan munafik. Di satu sisi mengaku mempercayai Rasulullah namun tak jarang meragukan beliau. Bisa jadi karena kepentingan, dengan ringannya menolak apa yang berasal dari Nabi. Ketiga, golongan kafir. Tidak mengherankan, orang kafir sejak awal memang tak mengimanai Rasulullah maka wajar apapun yang berasal dari beliau akan dibantah mentah-mentah.

Dn seperti itu pula masyarakat ketika menyikapi khilafah. Ada yang semangat memperjuangkannya, ada yang mengatakan sebagai hal yang tak laku, da nada yang tak mempercayainya. Sebagaimana menyikapi semua yang berasal dari Allah dan RasulNya, bagi orang yang bertaqwa sederhana saja, sami’na wa ‘atha’na, kami mendengar dan kami taat, tak perlu banyak alasan menghindar.

Khilafah adalah sebagaimana ajaran islam yang lainnya. Megakkan salat wajib, menegakkan khilafah juga wajib, karena hanya dengan system khilafah saja seluruh syariat bisa diterapkan. Mengerjakan satu kewajiban saja harus berusaha sekuat tenaga, apalagi hendak menegakkan institusi yang akan menyempurnakan semua kewajiban, harus lebih ekstra lagi mengerahkan seluruh daya dan upaya. Mengorbankan apapun yang dimiliki. Tak berhenti meski kebangkitan umat Islam juga dihalang sekuat tenaga oleh musuh-musuh, meski kedazaliman luar biasa menimpa.  

Dan yang tak kalah pentingnya, perjuangan khilafah adalah kewajiban seluruh umat islam, bukan kewajiban ormas tertentu. Sinergi menegakkan hokum Allah dimuka bumi menjadi prioritas.  Ukhuwah islamiyah harus diutamakan, politik adu domba tak layak dilayani dan dibiarkan.

Khilafah urgen dibutuhkan umat. Ibarat bangunan, akidah adalah pondasi, syatiat adalah tiang dan khilafah adalah atap yang melindungi. Masing-masing penting, tidak boleh diabaikan salah satunya.

Dan tentu semua itu tidak semudah membalikkan tangan. Memperbaiki umat, membangkitkan umat, mengajak untuk bersama menegakkan khilafah bukanlah aktivitas sepele, remeh temeh atau layak dihentikan hanya karena tuduhan murahan. Perjuangan menegakkan khilafah di saat pemikiran kapitalis  secular liberal menguasai umat manusia termasuk umat muslim, ibarat memegang bara api. Bersabar dalam perjuangan yang penuh rintangan seperti ini pahalanya sepadan dengan 50 orang sahabat. Tidakkah ingin pahala yang luar biasa seperti ini? Jika memang tak menginginkannya janganlah menambah dosa dengan menghalanginya.


Pare, 3 April 2019

No comments:

Post a Comment