Tulisan sebelumnya :Reportase Peringatan Isra’ Mi’raj : Pembacaan Alquran – Tak Hanya Dibaca, Amalkan, Dakwahkan
Seharusnya menjadi dua tulisan,
namun tak terasa sudah mendekati akhir bulan Rajab dan tulisan belum tuntas.
Sambutan dari Ketua Majelis
Taklim penyelenggara acara peringatan menyampaikan latar belakang diadakannya
acara dan sedikit mengingatkan tentang peristiwa isra’ mi’raj Nabi Muhammad
saw. Juga peristiwa penting yang terjadi
di bulan Rajab, salah satunya runtuhnya khilafah pada tahun 1924.
Sedangkan para pembicara, yaitu 6
pembicara secara beruntun menyampaikan materi yang berkelanjutan. Tentu
berkaita dengan tema utama : Sebuah Momentum Kebangkitan dan Persatuan Umat.
Diawali dengan fakta yang musibah menimpa rakyat Indonesia hingga nasib
saudara seiman di berbagai belahan dunia, yang terakhir adalah penembakan
brutal di Selandia Baru. Bukti bahwa
umat Islam sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Semakin mengukuhkan
kebutuhan umat akan pelindung , perisai dan pengayom. Yaitu khilafah, yang akan
menerapkan Islam kaffah. Maka dimulailah dengan dalil-dalil seputar kewajiban
menegakkan khilafah dan berbagai pendapat ulama, yang memang hamper tidak ada
yang berselisih pendapat tentang
wajibnya khilafah.
Dilanjutkan dengan fakta kekuatan
khilafah yang akan menjadi pelindung umat, akan bisa menjadi pelindung umat di
seluruh penjuru dunia. Menjadi pengayom seluruh warga negaranya, muslim dan non
muslim. Fakta tentang sigapnya para khalifah terdahulu ketika ada warga
negaranya yang membutuhkan.
Tak hanya berhenti pada romantisme
sejarah, saat ini umat terpecah belah dirundung berbagai masalah.maka harus ada
upaya untuk membangkitkan umat Islam, harus ada yang mengawali. Namun sayang,
di saat ada dakwah yang menyampaikan khilafah sebagai jalan menuju kebangkitan
umat, masih saja ada yang berusaha untuk menghalangi, menjegal bahkan
memfitnah.
Hampir sama ketika Rasulullah saw
menyampaikan peristiwa isra’ mi’raj. Masyarakat terpecah menjadi tiga golongan.
Pertama golongan mukmin, tanpa banyak kata cukup iman dan percaya karena memang
berawal dari keyakinan bahwa yang disampaikan Rasulullah saw pasti sebuah
kebenaran. Memang tak mudah, apalagi bagi hati yang keras dan sombong,
mengikuti apa yang disampaikan Rasulullah pastilah berat di hati. Kedua,
golongan munafik. Di satu sisi mengaku mempercayai Rasulullah namun tak jarang
meragukan beliau. Bisa jadi karena kepentingan, dengan ringannya menolak apa
yang berasal dari Nabi. Ketiga, golongan kafir. Tidak mengherankan, orang kafir
sejak awal memang tak mengimanai Rasulullah maka wajar apapun yang berasal dari
beliau akan dibantah mentah-mentah.
Dn seperti itu pula masyarakat
ketika menyikapi khilafah. Ada yang semangat memperjuangkannya, ada yang
mengatakan sebagai hal yang tak laku, da nada yang tak mempercayainya.
Sebagaimana menyikapi semua yang berasal dari Allah dan RasulNya, bagi orang
yang bertaqwa sederhana saja, sami’na wa ‘atha’na, kami mendengar dan kami
taat, tak perlu banyak alasan menghindar.
Khilafah adalah sebagaimana
ajaran islam yang lainnya. Megakkan salat wajib, menegakkan khilafah juga
wajib, karena hanya dengan system khilafah saja seluruh syariat bisa
diterapkan. Mengerjakan satu kewajiban saja harus berusaha sekuat tenaga,
apalagi hendak menegakkan institusi yang akan menyempurnakan semua kewajiban,
harus lebih ekstra lagi mengerahkan seluruh daya dan upaya. Mengorbankan apapun
yang dimiliki. Tak berhenti meski kebangkitan umat Islam juga dihalang sekuat
tenaga oleh musuh-musuh, meski kedazaliman luar biasa menimpa.
Dan yang tak kalah pentingnya,
perjuangan khilafah adalah kewajiban seluruh umat islam, bukan kewajiban ormas
tertentu. Sinergi menegakkan hokum Allah dimuka bumi menjadi prioritas. Ukhuwah islamiyah harus diutamakan, politik
adu domba tak layak dilayani dan dibiarkan.
Khilafah urgen dibutuhkan umat. Ibarat
bangunan, akidah adalah pondasi, syatiat adalah tiang dan khilafah adalah atap
yang melindungi. Masing-masing penting, tidak boleh diabaikan salah satunya.
Dan tentu semua itu tidak semudah
membalikkan tangan. Memperbaiki umat, membangkitkan umat, mengajak untuk
bersama menegakkan khilafah bukanlah aktivitas sepele, remeh temeh atau layak dihentikan
hanya karena tuduhan murahan. Perjuangan menegakkan khilafah di saat pemikiran
kapitalis secular liberal menguasai umat
manusia termasuk umat muslim, ibarat memegang bara api. Bersabar dalam
perjuangan yang penuh rintangan seperti ini pahalanya sepadan dengan 50 orang
sahabat. Tidakkah ingin pahala yang luar biasa seperti ini? Jika memang tak
menginginkannya janganlah menambah dosa dengan menghalanginya.
Pare, 3 April 2019
No comments:
Post a Comment