Monday 5 December 2016

Mana Hapus Saya ?


Sebelumnya heboh dengan penggunaan kata “pakai” dan  “tidak pakai”, muncullah pro kontra, muncul analisis dari berbagai pihak. Tidak ketinggalan ahli bahasa pun banyak yang berkomentar. Namun sekarang sudah mereda, bungkam dengan aksi jutaan umat Islam membela Islam, semuanya kompak menuntut ditangkapnya penista agama.

Sebenarnya tidak harus menjadi ahli bahasa, cukup dengan pengamatan fakta kekinian (penolakan pemimpin kafir, penolakan pemimpin arogan), rekam perilaku orang yang mengucapkan yang memang sudah biasa ngomong asal ceplos, kasar dan terkesan tanpa pikir panjang,orang sudah tahu maksud ucapan yang mencantut surah Almaidah ayat 51.

Lain bahasan namun masih sedikit berhubungan. Terkait dengan kemampuan berbahasa saat ini.
Minat Baca Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara ( Minat Baca Indonesia  )
Kemampuan berbahasa lisan dan tulisan, membaca, menulis di negeri ini memprihantinkan, orang lebih suka bertanya jawaban secara langsung, to the point ga pake bertele-tele minta jawaban singkat. Ibarat orang minta fatwa langsung, tidak mau tau dalil-dalilnya. Bahasa lisan pun terucap tanpa pikir panjang.

Contohnya tidak perlu jauh-jauh. Di sekolah seringkali siswa meminta ditunjukkan secara instan jawaban sebuah soal pertanyaaan : " Bu, ini jawabannya ada di halaman berapa?". Bukannya berusaha mencari sendiri dulu.Contoh lain terkait penggunaan kata, entah dari mana asalnya, siapa yang memberi contoh. Ada kebiasaan pada murid-murid saya di sekolah, dengan ringannya mengucap : “ Mana hapus saya?”. Mungkin sebenarnya yang dimaksud adalah : “ Mana penghapus saya ?”

Penggunaan sebuah kata baik secara pilihan kata maupun pengucapan akan sangat berpengaruh pada arti kata, terutama untuk bahasa-bahasa yang memang mempunyai khasanah bahasa yang luar biasa melimpah. Di antaranya adalah bahasa Jawa dan bahasa Arab.Untuk bahasa Indonesia memang khasanah bahasanya tidak terlalu banyak, namun tetap ada kaidah yang harus diperhatikan'

Kembalii pada masalah " Mana hapus saya?", sepele namun fatal jika ditinjau dari segi arti. Hapus bentuk dasar, bisa menjadi kata kerja perintah. Yang pasti bukan kata benda, baru menjadi kata benda ketika mendapat imbuhan pe-. 

Dalam tata bahasa Arab, kata dibagi menjadi fiil, isim dan huruf. Secara mudahnya fiil = kata kerja, isim = kata benda, huruf = kata sambung (definisi sederhana). Jika diurai lebih mendetail dalam sharaf, bentuk  kata bisa berubah, perubahannya berupa tashrif lughawi (berdasarkan pelaku) dan tashrif istilahi(makna kata). Jelas ada perbedaan tulisan/harakat dan maknanya. Tasrif Lughawi dan Istilahi


Dengan memperhatikan tata bahasa akan jelas jenis katanya, kedudukan, makna, dan maksudnya.
Jadi, mari belajar bahasa, terutama bahasa Arab.


Pare, 5 Desember 2016

No comments:

Post a Comment